GOMINGPAI
KE KAMPUNG DJOWO SEKATUL
Minggu 6 Oktober 2013 aku dan Ranz bertemu di depan Museum
Mandala Bhakti di sebrang Tugumuda sekitar pukul 06.20; aku dari rumah seusai
mengerjakan ‘ritual pagi’ di dapur sedangkan Ranz dari arah pasar minggu pagi
di kawasan Jalan Kimangunsarkoro membeli pesanan keponakannya. Setelah yakin
tak ada teman yang akan ikut gowes kita pagi itu, kita berdua langsung melaju
ke arah Barat: Jalan Sugiyopranoto, lanjut ke Jalan Sudirman – Kalibanteng –
Jalan Siliwangi lanjut terus hingga pertigaan pasar Jrakah dimana kita belok
kiri ke arah Ngaliyan.
|
jelang lewat 'flyover' baru di kawasan Kalibanteng |
|
di atas 'flyover' |
|
aku jelang nanjak BPI Ngaliyan |
|
Ranz menaiki Feby, BMX nanjak BPI Ngaliyan |
Bisa dikatakan gowes kita kali ini merupakan napak tilas gowes ke Nglimut, Mei 2012. Jika waktu itu kita berempat (Ranz, Tami, Mas Nasir dan
aku); kali ini kita berdua saja. Jika waktu itu aku naik Austin (sepeda lipat
roda downtube nova 20”) Ranz naik Shaun (sepeda lipat dahon da bike 16”), kali
ini aku masih menaiki sepeda yang sama, Austin, Ranz naik Feby sepeda BMX-nya
yang entah mengapa diberi nama yang feminin. LOL. Bless Ranz and Feby! LOL.
Di awal gowes ini Ranz terlihat sangat perkasa: tanjakan BPI
Ngaliyan yang lumayan killing itu dia libas tanpa halangan berarti. (Kalo aku
naik BMX boro-boro dahhh, nanjak Pamularsih aja pasti sudah KO.) Kita mampir
sarapan di warung makan soto Pak H. Oji, sebelum mulai ‘mendaki’ tanjakan
Esperanza yang lumayan panjang itu.
Karena kita hanya berdua – jadi bisa sangat fleksibel dengan
waktu – dan karena Ranz naik Feby (sorry ya Feby, hihihihi ...) setelah nanjak
BPI dan sebelum nanjak Esperanza Ranz butuh istirahat lumayan lama, sarapan
kita pagi itu lumayan lama, mungkin sekitar 45 menit kita nongkrong disitu.
Sekitar pukul 09.00 kita baru ninggalin warung soto Pak H. Oji.
Kondisi ban belakang Austin rada gembes tapi aku ga menemukan tempat aku bisa
memompanya maka terpaksa nanjak Esperanza dengan kondisi ban belakang rada
gembes. Tapiiiii ... tetaplah mending dari pada naik BMX. LOL. Sampai atas
tanjakan Esperanza baru aku menemukan tukang tambal ban a.k.a tukang pompa ban.
|
tempat kita sarapan |
|
jelang nanjak Esperanza |
|
di tengah-tengah tanjakan Esperanza |
|
setelah melewati 3/4 tanjakan Esperanza :) |
Setelah foto-foto di bangunan nan menjulang sebelum masuk
kawasan perumahan BSB (tempat wajib foto jika gowes ke BSB), kita mampir ke
sebuah mini market untuk membeli air mineral sebagai bekal. Disini kita
ngobrol-ngobrol lagi sampai sekitar 20 menit, baru kita melanjutkan perjalanan.
Ranz sempat nawarin kita ke BSB saja – jika aku membawa baju
berenang, namun aku tidak berniat berenang – hingga aku tetap memilih lanjut
gowes ke Sekatul jika Ranz tidak keberatan. I understood tentu lah berat gowes
ke Sekatul naik BMX, meski Ranz pernah gowes Solo – Semarang naik Feby. J
Dengan setengah hati (Ranz, bukan aku J) kita tertatih-tatih lanjut gowes. Maka bisa
dimaklumi jika pukul 11.00 kita baru melewati pertigaan Boja, padahal di bulan
Mei 2012 lalu jam segitu kita telah sampai di Nglimut yang lebih jauh dan perlu
menanjak lebih tinggi ketimbang Sekatul. Wew.
|
lokasi wajib foto tiap lewat BSB :) |
|
di satu pinggir jalan :) |
|
jelang pertigaan Boja - Ungaran - BSB |
|
berapa kilometer lagi yaaa? |
‘Dihajar’ tanjakan bertubi-tubi (ternyata kita berdua lupa
seberapa jauh pertigaan Sekatul dari kawasan BSB) dan penunjuk GPS di hape yang
ngawur sempat membuat Ranz down hingga beberapa kali bilang, “Kita pulang aja
yuk?” Sementara itu aku merasa, “Ah, nanggung, sebentar lagi juga nyampe.” ‘Sebentar’
yang berulang kali hingga tak benar-benar sebentar melainkan ‘berbentar-bentar’.
LOL.
Di satu lokasi di tengah tanjakan panjang, Ranz ngecek jarak di
GPS hapenya yang memberi petunjuk “7 kilometer lagi” (sekitar pukul 11.30) hingga
membuatnya patah hati. Untunglah GPS di hapeku memberi petunjuk “1,5 kilometer
lagi”. “Sudah dekat Ranz! Ayo, kamu pasti bisa!” aku mencoba memberinya
semangat.
|
jelang tanjakan berikut :D |
|
bukan anggota GPT alias goweser pecinta tanjakan lho :D |
|
nama jalan yang kita lewati :-P |
|
Sekatul? terusss sajaaaa :D |
|
Gunung Ungaran dari kejauhan |
“Oke kalo hanya tinggal 1,5 kilometer lagi. Semoga di ujung
tanjakan ini kita akan menemukan pertigaan dimana Sekatul terletak,” jawab Ranz
pasrah. LOL.
Dan ... sekitar pukul 11.50 kita telah sampai pertigaan yang
kita cari itu. Setelah foto-fiti sejenak, kita belok kanan. Kampung Djowo
Sekatul terletak kurang lebih hanya 200 meter dari pertigaan tersebut. Sebelum
masuk, kita (lagi-lagi) mendokumentasikan keberadaan kita di depan papan nama
Sekatul, baru kemudian kita masuk.
|
finally!!! pertigaan menuju Sekatul! yayyy! |
|
Sekatul, here I am! :) |
|
bagian dalam kawasan Kampung DJowo Sekatul |
|
gowes di dalam kawasan Sekatul menuju gazebo tempat kita makan siang |
Desa Wisata kampoeng Djowo Sekatul tepatnya terletak di desa
Mergosari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Disini kita bisa menikmati
riuhnya kicau burung, hamparan sawah yang luas, hijaunya perbukitan serta
gemercik air sungai. Sekatul menawarkan wisata outbound, kolam renang,
sekaligus pondok dahar dimana banyak rombongan datang untuk reuni, arisan
keluarga/komunitas, dll. Juga ada kebun buah dan tanaman hias, sekaligus taman
bermain dan bumi perkemahan.
|
salah satu lokasi favorit berfoto :) |
|
gazebo tempat kita makan siang |
|
kawasan dalam Sekatul |
|
salah satu fasilitas outbound |
|
kawasan dalam Sekatul |
|
menu maksi kita: bakmi pecel, trancam, oseng daun singkong, pepes pedo |
Aku dan Ranz memesan masakan khas Jawa untuk menu makan siang
kita: bakmi pecel, trancam, oseng daun pepaya dan pepes pedo.
Karena khawatir kesorean (Ranz harus balik ke Solo), aku tidak
jalan-jalan untuk menjelajahi Sekatul. Kita butuh waktu kurang lebih satu setengah
jam untuk makan siang plus istirahat. Kita memilih duduk di sebuah gazebo
dimana di depan kita hamparan perbukitan nan hijau menguning, sedangkan di
bawah gazebo ada sungai kecil dimana air bening mengalir dengan suara
gemerciknya yang merdu.
|
kawasan dalam Sekatul |
|
kolam renang di dalam kawasan dalam Sekatul |
|
salah satu gazebo yang diberi nama Kyai Slamet |
|
bersiap untuk pulang! :) |
Kita meninggalkan kawasan Sekatul sekitar pukul 14.00 dan sampai
Pusponjolo sekitar satu setengah jam kemudian.
Pengen ngajakin yang lain gowes ke Sekatul (lagi) dalam waktu
dekat. Ada yang mau ikut gaaa? J
P.S.:
Always millions of thanks for my loved biking mate, Ranz. J
GG 09.49 091013
gowes terusss.
BalasHapuspengennya tiap weekend ada kisah gowes yang bisa kutayangkan di blog ini, sayangnya belum tentu bisa begitu :)
Hapus