Cari Blog Ini

Jumat, 03 Februari 2012

Libur Akhir Tahun : Bikepacking Menantang Tanjakan (Day 2)



DAY 2 30 December 2011

Aku bangun sekitar pukul setengah enam. Dengan air hangat, aku langsung mandi. Kemudian membuat teh dengan air panas yang disediakan oleh pihak hotel, dan sarapan.

Usai sarapan? BOBO LAGIIIIIIIIIIIIIIII. Hahahahaha ...

Melihat aku yang kelelahan tidur lagi, Ranz diam saja, meski tahu perjalanan menuju Sukuh dan Cetho tentu butuh waktu lama juga karena menanjak.

Sekitar pukul setengah sepuluh, Ranz menawari tetap mau tidur atau mau keluar. Aku cuek saja. Hahaha ... Sadar bahwa aku benar-benar kelelahan, akhirnya Ranz mengalah dengan mengatakan bagaimana kalau dia keluar sebentar mencari sewa mobil yang akan membawa kita ke Sukuh dan Cetho. Entah mengapa mendengar tawaran Ranz itu, aku jadi terbangun, dan mulai mempersiapkan diri untuk keluar. Hihihihi ... Aku ingat waktu di Praci dulu itu ketika meninggalkan hotel aku juga ga yakin-yakin amat bakal punya tenaga melanjutkan perjalanan. But in fact, I did. :)


Aku memutuskan untuk mengenakan celana pendek karena aku hanya bawa satu lagi celana panjang. Jika mengenakan celana pendek, kalau hujan kan tidak apa-apa. Jika celana panjangnya basah kehujanan, aku ga bawa ganti lagi, entar pulang ke Solo terpaksa memakai celana pendek.



Keluar dari hotel sekitar pukul sepuluh. Karena ternyata kita berdua lapar lagi, hihihihi ... kita pun sarapan untuk yang kedua kali. Sewaktu di warung itu, aku bertanya kepada seseorang jalan menuju Grojogan Sewu, mengingat info sehari sebelumnya bahwa ada jalan tembus menuju Sukuh dari arah Grojogan Sewu. Namun, herannya kita disuruh menanjak lagi. Padahal menurut info yang kuterima satu hari sebelumnya, jalan tembus menuju Sukuh itu terletak tak jauh dari terminal. LHA KOK KITA DIMINTA NANJAK JAUH? Wedewww.



Akhirnya yah, kita gowes nanjak lagi. (Ga jadi cari sewaan mobil.) Aku tetap menaiki Pockie, Ranz naik Snow White, karena kita tetap membawa beberapa barang, cemilan dan minuman untuk perjalanan. Sampai di belokan yang memberi arah “Grojogan Sewu”, aku berhenti bertanya di sebuah warung. Kita berada pada track yang benar. Namun, ketika aku bertanya arah jalan tembus menuju Sukuh, kita diminta TURUN lagi. Hadeeeeehhh ... susah payah nanjak, disuruh turun lagi. Gubrak dah.



Akhirnya aku merengek ke Ranz untuk mampir ke Grojogan Sewu dulu. “Aku belum pernah kesini ... please???” Meski sempat ketar-ketir dengan hitungan waktu jika kita jadi ke Sukuh – apalagi ke Cetho – aku puaskan rasa penasaranku untuk masuk ke areal Grojogan Sewu. Lumayan, keinginanku ‘trekking’ sambil menikmati pemandangan gunung dan bukit nan hijau terpenuhi. :)



Setelah menuruni tangga sekitar 600 anak tangga, kita sampai ke lokasi dimana air terjun yang lumayan tinggi terletak. Karena memang sedang musim libur sekolah, maka pengunjung yang berombongan pun banyak sekali. Kita tidak sempat menyambangi pojok-pojok lokasi karena kita berburu waktu. Kita hanya menyempatkan diri berfoto-ria di dekat air terjun.


Puas berfoto-foto, kita pun balik lagi ke areal tempat parkir. Kita harus menaiki tangga sekitar 600 tangga. Kata pengumuman yang ditempel di dekat pintu keluar,jumlah tangga yang telah kita turuni dan daki ada 1250 anak tangga. Dalam perjalanan naik kembali ke tempat parkir ini aku menawari Ranz kemungkinan kita belum langsung ke Sukuh dan Cetho karena tentu waktunya ga cukup, terutama aku yang gowes lelet. :-P Kita bisa kesana hari Sabtu. Baru hari Minggu kita turun ke Solo. Ranz setuju asal dari Grojogan Sewu kita ga langsung pulang ke hotel, namun terus nanjak ke areal camping ground, kurang lebih nanjak 3 kilometer dari Grojogan Sewu.




Dengan tertatih-tatih kita nanjak. :) Ketika melewati warung makan BU UGI yang kelezatan sop buntutnya konon sampai  kemana-mana, kita mampir untuk makan siang, sekaligus beristirahat. Suasana cukup ramai. Dari plat mobil yang diparkir terlihat banyak yang berasal dari luar kota Solo.



Usai makan, kita melanjutkan perjalanan lagi. Tinggal satu setengah kilometer lagi, kata tukang parkir. Jangan lupa, satu setengah kilometer lagi itu tanjakan terjal. :-P


Setelah perjuangan menaklukkan tanjakan, kita pun sampai di daerah camping ground yang nampaknya terletak di lembah gunung Lawu. Suasana sepi, tak terlihat satu keluarga pun atau satu rombongan pun yang sedang camping. Mungkin karena hari itu belum malam tahun baru. Maka, camping ground yang luas itu pun serasa milik kita berdua. :-D
Foto-foto di tengah ‘padang’ rumput dengan background gunung, pindah ke lokasi lain, kesana kemari. Puas-puasin foto sebelum akhirnya kita putuskan untuk kembali ke hotel. Dalam perjalanan pulang kita sempat mampir di sebuah warung untuk beli jagung bakar dan pisang bakar.



Kita sampai ke hotel sekitar pukul setengah lima.

Malamnya kita sempat keluar untuk makan malam sekaligus membeli bekal – minum dan jajanan – untuk perjalanan keesokan hari. Malam itu juga kita putuskan setelah ke Sukuh dan Cetho, kita akan langsung turun dari Tawangmangu, dan pulang ke Solo. Untukku sendiri ini lebih menguntungkan karena pada hari Minggu aku bisa istirahat sebelum pulang ke Semarang.

































Btw, ada sedikit ‘kericuhan’ saat kita kembali ke hotel karena kita diminta untuk pindah ke kamar lain. Kamar yang kita tempati ternyata sudah dipesan orang sekitar tiga minggu sebelumnya. Resepsionis yang menerima kita pada sehari sebelumnya tidak tahu bahwa kamar itu sudah dipesan orang. Atau sang resepsionis mengira kita “hanyalah” bikepacker yang kemalaman di jalan dan mampir untuk menginap untuk semalam. Entahlah. Intinya, kita harus pindah ke kamar lain. Dari pada harus cari hotel lain, aku tidak keberapan pindah ke kamar lain, namun Ranz sempat ngomel dan wajahnya ditekuk tujuh lipat. LOL.

To be continued.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.