WORLD BICYCLE DAY 3 June 2021
"Berkenalan" dengan kawan2 pehobi bersepeda di tahun 2008 merupakan salah satu anugerah yang mengubah garis hidupku. (Lebay? Engga laaah.) Aku yang semula hobi berenang, akhirnya merambah sepeda. Jika semula aku bersepeda untuk berolahraga, akhirnya aku menjadikan sepeda sebagai moda transportasi utama, ketika berangkat ke kantor, ke pasar, ke supermarket, ke toko buku, dolan ke rumah teman. You name it.
Tahun 2010 aku berkenalan dengan Ranz, saat dia dan Cipluk Wedang Uwuh ikut bergabung B2W Semarang dan Komselis menghadiri deklarasi B2W Salatiga. Dan di tahun 2011 aku dan Ranz memulai petualangan bersepeda antar kota, antar propinsi dan antar pulau. Waktu itu Cipluk ga bisa ikut karena sedang menunggui ayahnya pas sakit sakitan.
Di antara pengalaman bersepeda yang sudah lumayan, yang paling aku banggakan adalah kenyataan bahwa aku tetap istiqamah menggunakan sepeda sebagai moda transportasi sehari hari, dari tahun 2008 sampai sekarang. Saat masih mengajar di satu sekolah yang terletak di bukit Gombel, dulu aku berangkat dari rumah pukul 05.00, saat langit masih gelap! Beberapa kali aku bertemu dengan seorang lelaki paruh baya yang biasa bersepeda di pagi hari. Jika kita bertemu di daerah RS William Booth, dia akan mengiringiku sampai Pasar Jatingaleh. Katanya, "Saya sering bingung kalau sepedaan sendirian. Mau ngebut, emang dikejar / mengejar siapa? Mau pelan, emang nungguin siapa? Kalau ada barengannya kan enak." 
Pengalaman bike to work yang paling tidak terlupakan adalah saat aku berangkat mengajar ke daerah Tembalang, kurang lebih 12 kilometer dari rumah. Bukan jaraknya yang istimewa, tapi aku harus menempuh daerah perbukitan nan asoy 
dan ... mendadak rantai sepeda putus di kilometer 7 dari rumah, seberang sekolah Don Bosco. Nah lo. Mau nuntun sepeda pulang, jauh, mau lanjut, masih 5 kilometer dan kudu lewat tanjakan Gombel yang biasanya jadi momok pesepeda pemula 
dan ... mendadak rantai sepeda putus di kilometer 7 dari rumah, seberang sekolah Don Bosco. Nah lo. Mau nuntun sepeda pulang, jauh, mau lanjut, masih 5 kilometer dan kudu lewat tanjakan Gombel yang biasanya jadi momok pesepeda pemula 
Akhirnya aku memilih lanjut nuntun sepeda. Belum ada bengkel sepeda yang buka tentu saja karena masih pagi sekali. Aku sampai tempat kerja pukul 07.45. Mandi buru2 10 menit 
dan pukul 08.05 sudah masuk kelas!
dan pukul 08.05 sudah masuk kelas! Indeed, je m'aime. I love myself 
Selamat "merayakan" hari bersepeda sedunia! Kring kriiing 
N. B.
untuk pengalaman yang tak terlupakan bisa dibaca di link ini.
