Cari Blog Ini

Jumat, 25 Mei 2012

Gowes Penutupan JOGLO ATTACK 2012 : SOLO - SEMARANG


GOWES BERLANJUT

Dari Jalan Slamet Riyadi aku dan Ranz mampir ke warung es degan langganan Ranz. Setelah itu baru kita pulang, dan napping! YAY! Akhirnya sempat tidur siang. :)

Sore hari Ranz menawari apakah aku mau mencoba gowes Cleopatra, sepeda keluaran Polygon yang diberi tajuk ‘cleo 2.0’, yang diperoleh Ranz ketika mengikuti gowes tour Srikandi b2w bulan April kemarin. Waahhh ... memang itulah yang ingin kulakukan jika sempat dolan ke Solo. Maka sore itu kita gowes keliling kota, sekitar 15 kilometer.


Malem, aku mandi dan packing. Ranz menawari gowes Solo – Semarang keesokan harinya! Wahhh ... mau bangettt! Sudah lama pengen nyoba gowes Solo – Semarang namun belum tahu kapan bisa terwujud, tahu-tahu kesempatan sudah di depan mata! Asyiiikkk. Dan Ranz menawariku naik Cleopatra sedang dia naik Austin yang remnya langsung bermasalah setelah kupakai nanjak (plus turun tajam) Nglimut dan Ratu Boko. Hadeeehhh.


Minggu 20 Mei 2012



Hari libur memang kadang membuat kita males bangun pagi ya? Demikian juga aku dan Ranz pada tanggal 20 Mei, tanggal yang dipilih oleh Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional. :) tapi tekadku sudah bulat: gowes menuju Semarang!

Pukul setengah enam aku mandi, siap-siap. Untung semalam sudah selesai packing. Ranz hanya butuh memasang tas panier yang dia dapatkan waktu event gowes Srikandi di Cleopatra. Beberapa baju kotor masuk ke backpack b2w yang digendong Ranz di punggungnya, sedangkan beberapa baju yang masih bersih masuk ke tas panier.


Pukul setengah tujuh kita meninggalkan daerah Jongke.


Jika selama ini dalam perjalanan bikepacking kita sarapan terlebih dahulu di RM Soto Seger Mbok Giyem yang terletak di Jalan Bhayangkara Solo, kali ini tujuan kita sarapan di RM yang sama namun yang terletak di Boyolali. Tanpa ngemil apa pun, kita segera menuju arah Kartasura.


Bergaya ala pelatih Ranz mendampingiku gowes Cleopatra. (ribut dan cerewetnya ga seperti biasanya! Hadeeehhh ...) Sebelum sampai Kartasura, Ranz menyarankan setengah memaksaku mengayuh pedal dengan kecepatan 25 kilometer per jam, stabil. Mumpung track masih datar sehingga bisa ‘mencuri’ waktu. Namun setelah sampai di Kartasura, aku tidak bisa mencapai kecepatan seperti yang diharapkan Ranz. Ranz juga memintaku untuk latihan minum dari bidon dalam posisi terus gowes, mengambil bidon dari tempatnya, minum, kemudian mengembalikan bidon ke tempatnya kembali.

Naik sepeda memang baru membuat kita sadar bahwa ternyata track yang kita lewati itu adalah tanjakan (halus). Semenjak dari Kartasura sampai Boyolali tidak ada track turun sama sekali; terus menerus menanjak, berpuluh kilometer. Jika semula aku merencanakan istirahat pertama di RM Soto Seger Mbok Giyem, menginjak kilometer ke duapuluh, aku dan Ranz belok ke sebuah mini market untuk membeli air mineral dll. Sempat berfoto sejenak di depan mini market. Kurang lebih 15 menit kemudian kita melanjutkan perjalanan.

Tentu track terus saja menanjak. Matahari mulai menyapa kita dengan sedikit menggigit. Untunglah tak lebih dari 6 kilometer dari mini market tempat kita berhenti sebelumnya, kita telah sampai di RM Soto Seger Mbok Giyem. Yippeee ... :) Suasananya ternyata sama persis dengan suasana RM Soto Seger Mbok Giyem yang terletak di Jalan Bhayangkara Solo. Kali ini aku dan Ranz sama-sama merasa tidak butuh makan karbohidrat yang banyak, maka masing-masing kita memesan setengah porsi; aku soto ayam, Ranz soto daging (sapi). Untuk minum kita pesan es jeruk. Kita makan sambil istirahat cukup lama, sekitar satu jam.

Yang beda lagi dari perjalanan bikepacking kita sebelum ini, biasanya keluar dari RM Soto Mbok Giyem, kita beli beberapa jajanan, misal risoles, sosis, dll, kali ini kita tidak beli jajan apa-apa. Merasa ga butuh ngemil kali ya? :)

Satu jam kemudian kita melanjutkan perjalanan. Sempat berhenti sejenak ketika kita lewat atm B** karena aku butuh ambil uang cash. Dalam perjalanan berikut, Ranz tetap saja cerewet ngomentarin caraku gowes. (Lha, padahal waktu gowes ke Nglimut dia ga ribut lho.) Karena ga tahan diomelin melulu (qiqiqiqiqi) aku ngambeg. Wkwkwkwkwk ... Lha Ranz narget aku gowes seperti si pelatih para Srikandi narget pasukannya. Hadeeeehhh ... Untuk ini kita sempat berhenti sejenak di pinggir jalan kurang lebih 10 menit.



Setelah itu Ranz membiarkanku gowes sesuka-sukaku, asal aku terus gowes di pinggir kiri, mengikuti marka putih yang ada, ga lepas dari marka putih itu. Ga boleh agak nengah dikit.


Istirahat berikutnya di sebuah mini market; karena harus membeli air minum lagi; air mineral dengan cepat terminum habis. Sekitar 10 kilometer sebelum mulai masuk Salatiga. Ketika kita minum di teras sambil ngobrol, ada seorang bapak-bapak yang menghampiri kita untuk menyapa. Dia biasa gowes luar kota dan terlihat begitu antusias melihat kita berdua gowes. Dia memesan agar kita tidak lewat jalan lingkar karena itu membuat track yang kita lewati menjadi lebih panjang. Lebih baik kita lewat dalam kota saja, jaraknya lebih pendek.


Meninggalkan minimarket itu, kita terus gowes sampai melewati gapura selamat datang di kota Salatiga. Kebetulan jalanan lumayan padat karena ada perbaikan jalan. Waktu kita turun dari sepeda, menyempatkan diri berfoto, ada dua orang laki-laki naik motor khusus berhenti untuk menyapa kita. “Dari mana? Mau kemana? Hanya berdua saja kah?” Bahkan dia sempat memotret aku dan Ranz. Hihihihi ... Dan Ranz sempat memotret orang itu yang sedang memotretku. Qiqiqiqi ...


Setelah sesi foto-foto dirasa cukup, kita melanjutkan perjalanan. Aku benar-benar menikmati turunan dengan sekencang mungkin, setelah sebelumnya dipaksa melahap tanjakan, baik tanjakan halus maupun tanjakan curam puluhan kilometer. Ranz dengan lincah terus mengimbangiku, padahal dia naik Austin yang kondisi remnya tak lagi prima. Wew.


Sesampai di perkebunan kopi Banaran, kita berbelok. Sekitar pukul satu siang. Kita lanjutkan tema yang diusung oleh teman-teman Jogja Folding Bike: JAMBORE SEPEDA WISATA. Kita mampir ke Banaran untuk istirahat sekaligus berwisata. :) Di Banaran, kita tidak pesan makan ‘besar’, hanya satu porsi snack kombinasi (berisi satu potong mendoan, satu potong pisang goreng, dan tiga potong ubi goreng), satu porsi mendoan (berisi 3 biji mendoan), satu es jeruk buah buat Ranz dan satu jus jeruk buatku sendiri.


Jika dalam perjalanan dari Kartasura sampai Banaran sinar surya terus menyengat, tak lama setelah kita menikmati istirahat di Banaran, sinarnya mendadak redup: mendung! Maka sempurnalah istirahat kita. Angin sepoi-sepoi yang berhembus sempat melenakan, membuat malas bayangin gowes lagi untuk melanjutkan perjalanan. :)


Dua jam kemudian, pukul 15.00, kita melanjutkan perjalanan. Battery hp-ku sudah habis, maka aku tidak bisa mencatat perjalanan menggunakan sports tracker di hp. Dari Banaran masih ada tanjakan landai yang panjang yang harus kulahap, namun turunannya pun oke punya.



Pemberhentian berikutnya adalah ketika kita melewati gerbang selamat datang di Ungaran untuk berfoto! Kita sampai di Sukun kurang lebih pada pukul setengah lima sore. Kebetulan ada bus S*f*r* yang sedang berhenti menunggu penumpang. Aku dan Ranz bergantian sepeda dan tas. Setelah melepas roda Cleopatra, kemudian memasukkannya ke bagasi bus, Ranz naik bus. Aku menyeberang jalan untuk melanjutkan perjalanan.


Saat itulah kurasakan rem Austin yang memang sudah harus diganti agar bisa gowes dengan aman. (cannot imagine how Ranz did it from Solo to Sukun Semarang). Aku gowes pelan-pelan, terutama ketika melewati turunan tajam di Gombel. Tanjakan (meski sedikit) di beberapa ruas jalan tidak terasa sama sekali setelah melewati tanjakan-tanjakan dari Solo ke Semarang tentu saja.


Sekitar pukul 17.00 aku sampai di PT56. Legaaaaa. Senaaaaaanggg. Puaaaassssss. Dan sejenisnya itulah. Apalagi aku ga perlu tegang berjam-jam membayangkan Ranz gowes balik ke Solo dan menunggu kabar bahwa dia telah sampai rumah, safe and sound. (:-D I am sorry ya baby?)


This is really an amazing experience for me. Really really amazing as well as satisfying!



P.S.:
as always, my billion thanks to my darling Ranz for everything.

GL7 18.10 220512

































































4 komentar:

  1. belum kebayang jalan2 bersepeda .... kayak nya bawa mobil aja dah pegel hahaha. tapi nikmat nya pasti beda yaaaa

    BalasHapus
  2. Waduh, Ini habis Jogja attack nih? luar biasa :) Entah kapan bisa Solo-Semarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, gowes Solo - Semarang ini setelah Joglo Attack 2012 :)

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.