Seperti yang kutulis
di postingan ini, Semarang menawarkan trek yang lengkap, mulai dari trek datar,
aspal halus, trek tanjakan/turunan aspal halus, maupun trek offroad yang datar
maupun tanjakan/turunan.
Di tahun 2008,
sebagai seorang newbie bersepeda – meski tentu aku telah bisa bersepeda sejak
duduk di bangku SD – bersepeda di trek tanjakan tentulah merupakan satu
siksaan, padahal tahu sendiri kan trek di kota Semarang, tanjakan/turunan
adalah menu yang tersebar di seluruh penjuru kota, apalagi di pinggiran
kotanya. You name it! Maka, aku pun waktu itu bisa dikategorikan sebagai
anggota ‘komsatun’ alias komunitas sepeda penuntun. LOL. Bahkan di ‘tanjakan’
yang tak seberapa, misal Jalan Menteri Supeno dari arah Jalan Pahlawan, atau
yang tak jauh dari kediamanku, Jalan Pamularsih. Bisa dipastikan aku tentulah
menuntun sepeda yang kunaiki.
Oh ya, waktu itu,
aku masih naik mtb merk WINNER, yang seusia dengan federal. Sepeda WINNER ini
dibelikan oleh kakakku di awal decade sembilanpuluhan, dan jarang dibawa ke
bengkel. Ketika ‘tiba-tiba’ aku kecemplung di komunitas B2W Semarang dan mulai
bersepeda (ke tempat kerja) sepeda ini tentu langsung saja kunaiki – setelah
kupompakan bannya – tanpa ngecek apakah ada parts lain yang harus diperbaiki.
Walhasil, jika aku mencoba memindahkan gear-nya, rantai pun langsung lepas. Jika
rantai lepas, aku tidak bisa memperbaikinya (hohohoho …), maka sepeda pun
kutuntun. LOL.
You can imagine
bagaimana ekspresiku ketika beberapa teman mengajak bersepeda ke arah Tinjomoyo
atau Gunung Pati. HAH? Apa mereka ga sadar kalau ke dua lokasi itu berarti bakal
gowes full tanjakan? Hadeeehhh.
Tanpa kusadari
ternyata lama-lama, aku mulai bisa juga menapaki tanjakan tanpa menuntun. Horraaayyy.
Thanks to … myself! LOL.
Beberapa trek yang
kusarankan buat para pendatang baru di Semarang.
1) Trek datar aspal halus, ini tersebar di
seluruh penjuru kota, misal di jalan-jalan dalam kota. Aku pernah sangat suka
bersepeda sepanjang jalan arteri alias Jalan Soekarno – Hatta, dari ujung Jalan
Majapahit hingga RS Panti Wiloso – Citarum. Selain itu, masih di jalan arteri,
pilihannya dari ujung dekat bunderan Kalibanteng, hingga Kaligawe. Namun harus
hati-hati, jalan yang ini penuh dengan kendaraan-kendaraan besar, seperti
truck. Yang di dalam kota, pilih saja seperti jalan Dr. Cipto atau jalan MT
Haryono, kedua jalan ini cukup panjang, jadi lumayan memuaskan. LOL.
2) Trek datar offroad. Jika ingin yang lebih
menantang – mungkin jalan beraspal membosankan dan bikin mengantuk LOL – anda
bisa mencoba bersepeda ke Pantai Maron, Pantai Tirang, Pantai Baruna, maupun
Pantai Cipta. Jika anda ingin menuju pantai Baruna maupun pantai Cipta, anda
harus melewati jalan arteri, bisa dari arah bunderan Kalibanteng, atau mungkin
keluar dari kawasan perumahan Tanah Mas. Jika anda ke pantai-pantai ini di
musim kemarau, siapkan bandana/masker untuk menutup hidung anda dan kacamata
untuk melindungi mata karena debu yang beterbangan. Jika anda kesana di musim
hujan, persiapkan ban sepeda bakal menjadi seperti donat, full lumpur.
3) Trek tanjakan/turunan beraspal. Di dalam kota
Semarang anda bisa menemukan jalan seperti ini. Misalnya (a) jika anda
bersepeda ke Simpanglima, anda bisa langsung memilih arah nanjak Siranda alias
jalan Diponegoro. (b) Jika anda berada di kawasan Tugumuda, ambil arah ke
Selatan, di pertigaan dekat RSUP Dr. Kariadi, belok kanan, anda akan mulai
tanjakan Gajahmungkur alias jalan S. Parman. Beberapa meter dari pertigaan,
setelah melewati RS William Booth, anda akan menemukan jalan belok kiri, itu
Jalan Rinjani yang lebih ramah terhadap pemula. Anda bisa pilih belok kiri,
atau lurus saja dengan resiko menapaki tanjakan yang jauh lebih menantang. (c) Jika
anda berada di Jalan MT Haryono, ambil arah Selatan, anda akan bertemu dengan
tanjakan Tanah Putih alias jalan Dr. Wahidin. (hohoho, baru nyadar, mengapa
beberapa jalan di Semarang memiliki ‘nama julukan’ selain nama jalan itu
sendiri ya?) Selain ketiga tanjakan ini, masih banyak lagi, misal jalan Tumpang
atau jalan Papandayan atau jalan Bendan, yang bisa anda daki dari kawasan
Sampangan. (d) Di daerah Timur, anda bisa mencoba tanjakan Sigar Bencah, (e) di
daerah Barat anda bisa mencoba belok ke Selatan dari pasar Jrakah atau (f)
sesampai di pasar Mangkang, belok ke arah Selatan, daerah yang biasa disebut
Palir. Jika tanjakan-tanjakan itu belum memuaskan anda, anda bisa ke arah
Ungaran, di daerah yang termasuk Kabupaten Semarang, disanalah sorga tanjakan,
beloklah ke arah Bandungan, Gedong Songo, Umbul Sidomukti. Persiapkan sepeda
dan dengkul anda karena ketinggian disini mencapai 1400 meter di atas permukaan
laut.
4) Trek tanjakan/turunan offroad. Di tahun
2009-2011, tiga kali aku ikut XC-an atau offroadan di kawasan Banyumeneng, di
kawasan Meteseh. Kata teman sepeda yang ‘menguasai’ kawasan ini, trek offroad
buat sepedaan masih ada. J di tahun
2010, aku ikut XC-an ke kawasan Wonolopo, di daerah Ngaliyan, sayangnya kata
teman yang dulu biasa jadi road captain, trek buat offroadan di sini sudah
tidak ada lagi. Atau bisa juga ke kawasan Medini, di atas tempat pemandian air
hangat di Nglimut. Tahun 2012 aku dkk pernah bersepeda ke Nglimut, yang tingginya
sekitar 700 meter dpl, dengan trek beraspal.
Cukup sekian dulu
sharing trek di kota Semarang. Anda bisa juga tinggal klik postingan-postingan
di blog ini, untuk mencari ide bersepeda. 😅
LG 14.08 08/09/2015
keren, semarang memang berbukti-bukti ya tante ..
BalasHapussalam kenal
betul, Semarang memang berbukit-bukit :)
HapusJadipengen gowes niy .... salam kenal dari pemula mbak nana....Seneng kalo bisa ikut gabung.
BalasHapusjoin grup B2W Semarang di facebook aja Nte Wien ... kita unggah undangan gowes bareng disana ... suwun :)
Hapus