Background:
Sekitar akhir September, Ranz ke
Semarang, setelah 3 bulan kita sama sekali tidak bertemu gegara PPKM Darurat.
Waktu itu dia merayuku untuk dolan ke Solo lagi. (Aku terakhir ke Solo bulan
April 2021, saat aku dan Ranz kemudian bersepeda ke Umbul Pelem/Manten.)
Aku: "Kalau aku ke Solo, kamu
mau ngajakin aku kemana?"
Dia: "Emang kamu mau bersepeda
kemana?"
Aku: "Terserah sih, pokoknya
sepedaan."
Dia: "Ke Waduk Cengklik mau?"
Aku: "Ya, gapapa."
********
Aku berangkat ke Solo hari Jumat 8
Oktober 2021, naik travel. Setelah menemani Ranz latihan fisik di satu fitness
center, aku diajak maksi di Tenda Biru; aku memilih menu Selat Solo dan es
gempol. Sorenya, Ranz menemaniku berjalan kaki di sekitar daerah yang disebut
'Pajang', kalau tidak salah, sejauh 5 km. pulangnya mampir ke Wedangan Pak
Basuki, yang sampai sekarang aku belum bisa move on dari rasa teh nasgitelnya
yang lezat tiada duanya. :)
selat Solo Tenda Biru |
soto ayam Hj. Fatimah |
Hari Sabtu 9 Oktober, Ranz sibuk
seharian di tempat dia bekerja. 'Terpaksa' aku keluar bersepeda sendiri.
Untunglah, sekarang aku sudah berani, lol. Tujuan pertamaku adalah sarapan soto
segeer Hj. Fatimah di Jl. Bhayangkara. "Salah satu soto terenak di
dunia," pujiku sendiri, lol. Rasa es tehnya juga enak loh. Kemudian aku
bersepeda sejauh kurleb 27 km. nanggung yak, kok ga sekalian kugenapi 30 km.
ini karena aku kebelet pipis, tapi entah kok sepanjang jalan yang kulewati, aku
tidak melihat ada pom bensin.
nyoba flyover Purwosari |
keblasuk ini judulnya :D |
underpass Transito |
Sabtu sore, Ranz mengajakku bersepeda
ke arah Gentan, dia pingin beli pentol, katanya. Dari sana, dia mengajakku
makmal di satu warung bakmi di daerah Penumping. Kemudian, Ranz kembali
menraktirku di satu kafe yang baru berdiri, tak jauh dari tempat Ranz berlatih
fitness.
Minggu 10 Oktober 2021
Sebelum tidur, Ranz sempat bertanya
aku ingin berangkat jam berapa, kujawab jam 06.00. meski aku ga yakin, aku
bakal tidak mager, lol. Ternyata Ranz sudah memulai melakukan ritual paginya
bahkan sebelum jam 05.00. waaah … bakal jadi kita berangkat jam 06.00 nih, ga
pake molor, lol.
Jam 05.40 aku sudah selesai mandi dan
siap2. Sebelum berangkat, kita baru 'ngeh' ternyata Ranz berpikir kita berdua
akan ke Waduk Gajahmungkur, sedangkan aku tetap berpikir kita akan bersepeda ke
Waduk Cengklik. Lol. Ketahuannya ketika Ranz bertanya, "Kira-kira waduk
Gajahmungkur sudah buka belum untuk wisatawan?"
"Loh? Bukannya kita mau ke Waduk
Cengklik?" tanyaku heran, lol. Aku sudah membayangkan kita bakal mampir ke
Jembatan 'Londo' meski katanya sekarang sudah ditutup, tidak boleh dilewati
lagi.
Ranz naik Petir, si bungsu |
Akhirnya, setelah berunding sejenak,
kita jadi ke Wonogiri, lol. Namun, berhubung tangan dan bahuku masih pegal
gegara menemani Ranz latihan fisik di fitness center hari Jumat, aku
mengajaknya berburu tiket KA BATARA KRESNA.
(Tahun lalu, 17 Agustus 2020, Ranz
mengajak naik KA BATARA KRESNA, tapi gegara pandemi KA BATARA KRESNA dihentikan
sementara operasinya. Kali ini, Ranz siap full gowes, aku gantian yang
mengajaknya naik KA BATARA KRESNA. Well, terakhir aku naik KA Joglosemarkerto
tahun 2019 je, kangen, pingin naik
kereta. Setelah ngecek jadual pemberangkatan di KAI ACCESS, kita dapati KA
BATARA KRESNA berangkat dari stasiun Purwosari pukul 06.00. lah, telat kita
kalau jam segitu. Akhirnya Ranz mengajak berburu tiket dari stasiun Solo Kota.
Nothing to lose sih. Kalau tetap terlambat ya gapapa, kita ganti arah saja,
mungkin jadi ke Waduk Cengklik, atau, ke Alas Bromo lagi juga gapapa.
Kita berangkat ke stasiun Solo Kota
naik grab. Sesampai sana, Ranz langsung berburu tiket. Kita tidak perlu swab
antigen, hanya calon penumpang harus sudah punya kartu tanda vaksin 1 dan2.
setelah beli tiket, kita melipat sepeda, dan … 1 menit kemudian KA BATARA KRESNA
masuk peron stasiun Solo Kota. Horeeee …)
KA BATARA KRESNA sampai di stasiun
Wonogiri pukul 07.45. setelah melepas hajat di toilet, lol, kita keluar
stasiun. Aku merayu Ranz untuk mampir satu warung makan untuk sarapan ala
kadarnya, karena aku ingat trek menuju waduk itu rolling. Setelah sarapan
sepiring berdua (ngirit kita nih, lol) kita pun melaju meninggalkan area
stasiun. Tak lama dari situ, kita sudah sampai di Jl. Jendral Sudirman,
Wonogiri.
Bersepeda sejauh kurleb 5,5 km dari
stasiun, kita telah sampai di jembatan dimana dari situ kita bisa memandang
waduk dengan leluasa. Setelah berfoto beberapa kali, kita mau langsung mampir
rumah makan Bu T**, tapi kok ternyata perut masih kenyang yak? Lol. Akhirnya
aku mengajak Ranz menuju pintu gerbang masuk Waduk Gajahmungkur, kurang lebih
1,5 km dari situ.
Sesampai pintu gerbang masuk waduk,
kita baru ngeh kalau ternyata Waduk Gajahmungkur masih ditutup untuk umum. Ya
sudah, kita foto-foto saja. Seperti tahun lalu, ada beberapa orang yang
'kecelik' karena ternyata waduk masih tutup. Setelah merasa cukup foto-foto,
kita kembali ke rumah makan Bu T. disana, ada rombongan pesepeda yang juga baru
datang. Mereka kebanyakan naik sepeda balap.
Seperti tahun lalu, Ranz memesan menu
yang sama, ikan nila bakar dua ekor, 1 es kelapa muda, 2 gelas es teh dan 1
gelas es jeruk. Bedanya, jika tahun lalu aku bisa menghabiskan2 ekor ikan nila
bakar itu, kali ini aku hanya mampu makan 1 ekor, perutku masih kenyang.
Padahal waktu sarapan, kita Cuma makan sepiring berdua, lol. Mungkin karena
berangkat kita naik kereta ya, ga full gowes.
Pulangnya, jelas, kita full
bersepeda. Meski mengaku sudah lama tidak bersepeda, as always Ranz tetap
perkasa, dia naik Petir, sepeda lipat 14 inchi single speed, meski dia
mengayuhnya pelaaaan, lol, gosong dah kulit kitaaaaaaaaaa, setelah lama tidak
bersepeda berpanas-panas, lol.
Otw pulang, kita mampir sekali di pom
bensin, aku kebelet pipis. Kemudian mampir juga di satu minimarket karena air
mineral bekal kita habis. Sampai rumah Ranz pukul 15.30.
Aku pulang ke Semarang naik travel
C***trans pukul 18.00. sebelum pukul 20.00 aku sudah sampai rumah.
Alhamdulillah.
Next time dolan lagiiiiiii. Ben ora
edan. Lol.
PT56 11.29 13/10/2021