HAPPY 3rd YEAR ANNIVERSARY DEAR KOMSELIS
Perayaan hari jadi Komselis (Komunitas Sepeda Lipat Semarang) tahun
2012 ini dilaksanakan dengan lebih meriah dibanding tahun-tahun kemarin.
Salah satunya adalah Komselis mulai pede mengundang rekan-rekan
pengguna sepeda lipat dari kota-kota lain. Pucuk dicinta ulam tiba
ketika undangan itu pun direspons dengan baik oleh beberapa komunitas
sepeda lipat dari Solo (@seli Solo Raya), Jogja (Jogja folding bike
alias JFB), Bekasi (Befoyco), dan Surabaya (Bikeberry) dan perwakilan
dari IDFB sebagai wadah seluruh komunitas sepeda lipat di Indonesia.
Dengan maksud memperkenalkan ‘medan’ kota Semarang yang penuh dengan
tanjakan dan turunan, rute yang dipilih Komselis pun meliputi tanjakan
Rinjani, Sultan Agung (Kaliwiru), Teuku Umar, dan ‘gong’nya adalah
Gombel, tanjakan favorit para cyclist nasional untuk latihan.
Rangkaian acara ulang tahun dimulai dari hari Sabtu 27 Oktober berupa
night ride alias gowes malam-malam. Seperti biasa, para peserta
berkumpul di ‘mabes’ di Jalan Pahlawan, tepatnya di tikungan jalan Imam
Barjo di ujung gedung Telkom. Malam itu terkumpul lebih dari 70 pesepeda
lipat dari berbagai kota menyemarakkan jalan-jalan kota Semarang dengan
kelap-kelip dari sepeda masing-masing. Rute malam ini dari Jalan
Pahlawan ke arah Simpanglima, Jalan Ahmad Yani, di perempatan Jalan
Mataram (MT Haryono) kita belok ke arah kiri. Sebelum sampai di daerah
Bubakan, kita belok ke arah kiri (sebagai warga Semarang, aku tidak tahu
nama jalannya. LOL. Parah banget) yang kemudian akan membawa kita ke
arah Pecinan. Pemberhentian pertama malam ini di halaman Kelenteng Tay
Kak Sie, salah satu ikon wisata kota Semarang.
Setelah foto-fiti di kawasan Tay Kak Sie, banyak peserta yang
kemudian berjalan-jalan – diantar para ‘escort’ yang bertanggungjawab
terutama untuk rombongan dari luar kota – menuju Gang Warung yang sedang
ada pasar Semawis, salah satu pusat kulineran kota Semarang di malam
hari yang selalu bernuansa multi-etnik.
Dari Gang Pinggir, kita melanjutkan bersepeda ke arah jalan Ki Mangunsarkoro untuk kulineran di RM Soto Kudus Mbak Lin.
Usai makan malam, kita melanjutkan bersepeda ke jalan Mayjen Sutoyo,
menyusuri ‘Kampung Kali’ ke arah Jalan MH Thamrin. Lanjut ke Jalan
Pemuda. titik pemberhentian berikutnya adalah Lawangsewu dan Tugumuda,
dua landmark kota Semarang yang paling melegenda.
Sekitar pukul 23.00 para peserta kembali ke rumah masing-masing.
sedangkan rombongan dari luar kota diantar oleh para ‘escort’ ke
penginapan masing-masing untuk beristirahat.
Minggu 28 Oktober 2012
Kebetulan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda puncak acara ulang
tahun Komselis yang ketiga. Panitia menentukan para peserta untuk
berkumpul di mabes pukul 06.00. Lumayan membanggakan ketika para anggota
Komselis – sebagai tuan rumah – telah berdatangan sekitar pukul
06.00, on time. Sementara para ‘marshall’ – sebagian anggota komunitas
B2C (bike to campus) Semarang dan Koskas – datang lebih pagi lagi untuk
menerima briefing dari panitia.
Seperti biasa Jalan Pahlawan sangat semarak oleh para penikmat CFD
(car free day) di hari Minggu pagi. Tepat di depan gedung Telkom
dipenuhi mereka yang siap untuk senam erobik sehingga meeting point kita
bergeser sedikit ke arah Selatan, tepatnya di seberang Gedung Berlian.
Setelah menunggu beberapa menit, para peserta dari luar kota
berdatangan. Mungkin mereka kelelahan sehingga bangun agak kesiangan di
tempat penginapan masing-masing.
Menjelang pukul tujuh, para peserta gowes bareng dalam rangka ulang
tahun Komselis ketiga dilepas oleh Om Budianto, anggota kehormatan
Komselis sebagai pemrakarsa berdirinya Komselis. Lebih dari seratus
pesepeda lipat dengan penuh semangat dan gembira meninggalkan Jalan
Pahlawan. Rute awal lumayan bersahabat, dari Jalan Pahlawan, di
perempatan di depan POLDA, kita belok ke arah kanan Jalan Veteran. Di
pertigaan RS Dr. Kariadi kita belok kiri ke arah Jalan S. Parman,
kemudian belok ke kiri lagi di Jalan Rinjani yang memang lebih ramah
dibanding Jalan S. Parman yang langsung lurus ke arah Selatan. Di depan
hotel Rinjani, panitia membagikan air mineral satu botol 600 ml untuk
semua peserta. Keluar dari Jalan Rinjani, belok kiri lanjut Jalan S.
Parman hingga Taman Diponegoro, terus lanjut sampai pom bensin di
seberang AKPOL. Disini panitia membagikan lemper untuk mengisi perut
sebelum kemudian para peseli ditantang tanjakan yang tak lagi
bersahabat, yakni tanjakan Kaliwiru dan Teuku Umar.
aku sok serius amat yak padahal cuma nanjak di Teuku Umar :D |
jangan paksa dengkulmu, ttb-lah kalau perlu :) |
Tanjakan Teuku Umar memang pendek, namun curam, sehingga bisa
dipahami jika disini mulai terlihat beberapa peserta yang keteteran dan
memilih untuk menuntun sepedanya. Dilanjutkan ke tanjakan Gombel, daya
tarik utama para peserta dari luar kota yang belum pernah mencobanya.
Percayakah engkau jika tanjakan akan terasa lebih ringan jika kita
melewatinya tidak sendirian, namun berbarengan dengan pesepeda lain?
Maka bisa dipahami jika banyak peseli yang tetap penuh semangat mengayuh
pedal seli masing-masing di tanjakan yang kondang ini. Namun, percaya
juga kah engkau jika ttb alias tuntun bike juga merupakan virus yang
ampuh mempengaruhi pesepeda lain? Maka jika kau rasakan tanjakan itu
begitu tak bersahabat sementara pesepeda di sekitarmu memilih ttb, tak
ayal kita pun akan dengan mudah terpengaruh untuk ikutan ttb. Untuk
itulah panitia menyediakan beberapa armada untuk mengangkut para
pesepeda yang tak berani mencoba tanjakan yang panjangnya sekitar satu
setengah kilometer ini. “Loading is not a crime,” kata panitia. “But it is a shame,” kata salah satu peserta yang selalu pede mencoba track tipe apa pun. “Mending ttb dah daripada loading,” kata yang lain. Maka, it sure is your choice. :)
Setelah melalui Gombel, pemberhentian berikutnya adalah di Bjo’s Pit
di kawasan Tembalang. Disini dibagikan snack dimana para peserta
diminta mengumpulkan kupon untuk door prize. Setelah istirahat
secukupnya, teman-teman anggota ROSATAN (alias ‘rombongan Semarang
Selatan’ salah satu ‘divisi’ di bawah komunitas B2W Semarang) memberi
permainan berupa rally wisata kawasan Tembalang dan sekitarnya. Para
peserta dibagi kedalam sepuluh kelompok, dimana di tiap kelompok
diharapkan terdiri dari wakil peserta dari kota-kota yang berbeda
sehingga bisa memperluas pertemanan. Masing-masing grup diberi berbagai
macam pertanyaan yang jawabannya harus dicari bersama-sama dalam
perjalanan yang menyerupai ‘treasure hunting’.
Puncak acara dilaksanakan di Gedung diklat APDN. Jarak tempuh dari
Jalan Pahlawan sampai Gedung APDN sekitar 20 kilometer. Di acara puncak
inilah kita bisa melihat betapa para panitia telah all out memanjakan
para peserta dengan taburan door prize dan award kejutan. Diwakili oleh
Om Tunggal, Komselis memberikan penghargaan kepada Om Budianto sebagai
orang pertama di komunitas B2W Semarang yang mengusulkan pembentukan
komunitas pecinta sepeda lipat di kota Semarang. Penghargaan berikutnya
diberikan kepada Ananda Ranz karena prestasinya telah mengharumkan nama
Komselis; salah satunya adalah menjadi Srikandi 2012 serta keteguhannya
berseli-ria.
wall of fame Semarang Seline Banjir |
Untuk peserta dari luar kota, panitia telah menyediakan merchandise
khusus buat mereka. Sedangkan untuk masing-masing komunitas, panitia
memberikan plakat sebagai kenang-kenangan.
Berfoto bersama dengan para peserta yang masih berada di lokasi
mengakhiri keseluruhan acara pada hari Minggu 28 Oktober 2012 ini.
What an impressive event. Thanks a million for all committee
members as well as all participants. Semoga virus bersepeda kemana pun
jua – dengan trek jenis apa pun baik datar, tanjakan maupun turunan –
tetap tumbuh subur dan menjangkiti masyarakat. Tetap pede bersepeda
(lipat)-ria. Demi bumi yang semoga lebih hijau.
Sampai jumpa di event-event berikutnya.
Nana Podungge
Sekretaris B2W Semarang
GL7 10.20 301012