Hari Minggu 9
Desember 2012 aku dan Ranz bersama teman-teman lain gowes bareng. Kali ini kita
memilih mencoba trek tanjakan.
Seperti biasa kita
berkumpul di ‘mabes’ yang berlokasi di depan Gedung Telkom Jalan Pahlawan
sekitar pukul 06.00 – 06.30. Berbeda dengan di awal Komunitas B2W Semarang
terbentuk di pertengahan tahun 2008 lalu lokasi ini cukup sepi, namun sekarang
dengan adanya program CFD Jalan Pahlawan selalu ramai oleh mereka yang
mengikuti senam erobik, atau hanya sekedar lalu lalang, atau bermanuver di atas
skateboard atau sepatu roda. Sehingga bisa dipahami jika sekarang sulit bagi
kita untuk mengenali (terutama bagi anggota komunitas baru) siapa saja dari Komunitas
B2W Semarang maupun Komselis yang berkumpul bersama untuk kemudian gowes
bareng. CFD tak lagi ‘hanya’ dinikmati oleh para pesepeda, namun juga dinikmati
oleh para penjaja servis sewa skateboard, sepatu roda, bahkan sepeda. Tak ketinggalan
juga para pedagang ikut meraup keuntungan.
Kebetulan tanggal
9 Desember 2012 sedang ada acara jalan sehat yang lewat Jalan Pahlawan, sehingga
seluruh badan jalan dipenuhi oleh para peserta jalan sehat. Sulit bagi para
pesepeda untuk bersepeda di kawasan CFD, sulit juga bagi mereka yang ingin
ber-skateboard ria maupun bersepatu roda ria. Bahkan untuk mendapati lokasi
yang nyaman untuk berkumpul bersama sebelum memulai gowes bareng (meski hanya
di trotoar) pun sulit karena trotoar sekarang dipenuhi mereka yang menawarkan
sewa skateboard/sepatu roda/sepeda.
Rombongan yang
berjumlah 15 orang (aku, Ranz, Tami, Andra, Mas Tunggal, Om Topo, Uncle Duck, Icha,
Luna, Eko, Om Suryadi, Iqbal, Yuniar, Very, dan Kartika, the newbie) meninggalkan
mabes sekitar pukul 06.45. Pertama kita (terpaksa) menuntun sepeda keluar dari
kawasan CFD ke arah Taman KB. Dari arah Taman KB kita mengambil arah ke Jalan
Menteri Supeno sampai RS Dr. Kariadi dimana kita mulai menanjak halus di letter
S. Menjelang tanjakan curam Jalan S. Parman alias Gajahmungkur, kita belok kiri
ke arah Jalan Rinjani, tanjakannya sangat bersahabat bagi para pemula penikmat
tanjakan. J Kita berhenti sejenak di depan Hotel
Rinjani untuk berfoto-ria sambil menunggu beberapa teman yang sedang belajar
menanjak. Disini, Very tak lagi nampak bergabung bersama kita. (Rupanya dia
memilih jalur yang berbeda dan kemudian menunggu kita di daerah Tinjomoyo.)
Keluar dari Jalan
Rinjani, kita gowes ke arah Selatan, Jalan S. Parman. Sampai traffic light di
depan AKPOL, kita terus sampai menjelang traffic light berikutnya. Di sini,
kita menyeberang jalan masuk ke sebuah jalan yang menuju arah AKADEMI
KEPOLISIAN. Tujuan utama untuk foto-fiti adalah sebuah pesawat Merpati yang diparkir.
Percayakah engkau bahwa setiap orang memiliki bakat untuk menjadi narsis di
hadapan kamera? LOL. Maka, demikianlah. Kita butuh kurang lebih 30 menit untuk
memuaskan diri berpose untuk dipotret oleh mereka yang membawa kamera. :)
berpose di depan Hotel Rinjani |
Dari kawasan AKPOL
kita keluar lagi ke arah jalan raya, kemudian berbelok ke Jalan Semeru. Kita
memilih jalur ‘nrabas’ untuk langsung ke arah Stadion Jatidiri Karangrejo,
tanpa melewati tanjakan curam di Jalan Teuku Umar. J Dari Stadion, kita berbelok ke arah Jalan
Bendan. Sempat nanjak sejenak setelah melewati sebuah mini market (dimana kita
sempat mampir untuk beli minuman) kemudian track menurun. Setelah lewat UNIKA,
kita ambil jalan yang berbelok ke kiri, menuju Tinjomoyo. Track berupa turunan
super tajam. Tak lama kemudian kita sudah sampai di kereta kayu Tinjomoyo yang
klasik dan indah untuk setting foto-foto.
on the way |
berpose bersama di jembatan nan eksotis |
di jembatan yang sama :) |
nunut narsis yaaa :) |
Iqbal :) |
Andra :) |
Tami :) |
Sayang sesampe
jembatan, kita tidak bisa langsung foto-foto bersama karena masih menunggu Ranz
dan Yuniar yang tidak kunjung nampak. Sementara itu matahari sudah meninggi. Beberapa
teman terlihat berfoto sendiri-sendiri menggunakan kamera masing-masing. Sekitar
15 – 20 menit kemudian baru Ranz dan Yuniar datang. Rupanya setelah
bernostalgia di kawasan kampus UNIKA, mereka salah jalan (blame Ranz for that.
LOL.) Ranz yang berada di depan, langsung meluncur turun, tanpa tahu bahwa
ketika ada belokan kiri (ke arah Tinjomoyo) mereka harus belok kiri. Yuniar
yang ada di belakang, hanya mengikuti Ranz. Sampai ketika mereka sampai di
UNTAG, Yuniar bertanya, “Lho, kita ga jadi ke Tinjomoyo kah?” Ranz baru sadar
bahwa dia telah menyesatkan Yuniar. LOL. Mereka berdua terpaksa nanjak Jalan
Bendan itu, kemudian belok ke arah Selatan.
Kita tidak lama
foto-foto di jembatan Tinjomoyo karena sudah semakin siang, sinar matahari
semakin panas. Bisa dipastikan kita belum sempat explore kawasan tersebut;
belum sempat turun ke bawah jembatan, dan tentu juga belum mengunjungi kawasan
hutan wisata yang terletak di ujung jembatan.
Untuk kembali ke
Jalan Bendan, jelas kita harus nanjak tanjakan super tajam. Aku dan Ranz
ketinggalan di belakang karena aku kepengen berfoto di jembatan bersama Snow
White. Setelah itu, tas pannier di boncengan Shaun berulang kali mengganggu
gerakan kaki Ranz untuk mengayuh pedal. Tak jauh dari situ, kita melihat
seseorang tergeletak tak berdaya di bawah pohon rindang. Sepedanya terparkir
tak jauh darinya.
narsis forevah :) |
jembatan kayu nan klasik dan artistik |
“Lho? Itu kan Om
Yun? Ngapain dia di situ?” kata Ranz.
Semula kukira
karena kelelahan (dihajar tanjakan), Yuniar butuh istirahat. Tapi kok
sendirian? Yang lain kemana? Ranz yang merasa mendapatkan objek bagus untuk
dipotret, langsung sibuk dengan kameranya. Aku hanya berdiri terpana, heran,
mengapa Yuniar membaringkan diri di situ sedangkan yang lain tidak terlihat. Aku
merasa tambah aneh ketika Yuniar sama sekali tidak bergerak ketika Ranz sudah
memotretnya dari jarak yang sangat dekat. Jangan-jangan Yuniar benar-benar tak
berdaya. (jalan pikiranku lelet banget yak? hihihi ...)
Kemudian aku
melihat Andra berjalan ke arah aku berdiri, terpaku, menatap Ranz dan Yuniar. Rupanya
teman-teman berada tak jauh dari lokasi itu; hanya karena tanjakan yang tajam
kemudian sedikit berbelok aku tak melihat mereka. Mengetahui teman-teman ada di
dekat situ, aku langsung terus naik ke arah teman-teman untuk memarkir Snow
White; sementara teman-teman pun kemudian ramai-ramai berjalan turun ke arah
Yuniar berbaring istirahat. Seorang penduduk setempat dengan baik hati
memberikan vicks vaporub untuk dioleskan di titik-titik tubuh Yuniar yang butuh
diolesi.
Setelah Yuniar cukup
kuat untuk melanjutkan perjalanan, kita meneruskan gowes ke arah Sampangan. Trek
kali ini hanya turunan saja; namun karena tajam maka kita harus tetap
berkonsentrasi penuh.
Kita mengakhiri
gowes bareng ini dengan kulineran di sebuah warung burjo di daerah Sampangan. Sebagian
kita memesan burjo, sebagian lain lagi memesan mie instan, ada juga yang makan
nasi + lauk pauknya.
Sekitar pukul
11.00 kita mulai memisahkan diri untuk kembali ke rumah masing-masing.
Sampai ketemu lagi
di event gowes bareng berikutnya. :)
GL7 11.47 11/12/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.