Hari Minggu 8 Juni 2014 aku dan Ranz kembali menapaki tanjakan selepas Grand Greenwood, kemudian lanjut hingga Sadeng, dan masuk ke kawasan Desa Wisata Kandri, setelah kurang lebih 6 bulan lalu kita kesana, bertiga dengan Tami.
Jika bulan Desember tahun lalu, waduk Jatibarang belum selesai, jembatan menuju Goa Kreo juga belum siap, kali ini, seperti yang tertera di foto-foto di bawah ini, lokasi ini sudah cantik!
Kali ini Ranz tetap naik Febby, sepeda BMX-nya, aku naik Austin, sepeda lipat 16" yang kian supportive dan friendly di tanjakan setelah ku-upgrade gear-nya. Aseeekkk. :)
Silakan menikmati beberapa jepretan foto dari hape Ranz. :)
IB 180 20.45 16/06/2014
Cari Blog Ini
Senin, 16 Juni 2014
Kamis, 05 Juni 2014
Gomingpai ke Semarang Grand Canyon :)
Semarang punya Grand Canyon? Masak sih? Ini dia kisahnya :)
Setelah sekian minggu berlalu aku dan Ranz tidak mengukir kisah gowes nan mengesankan yang layak kubagi di blog ini (lah paling-paling cuma ke CFD doang, di Jalan Pemuda maupun di Jalan Pahlawan), akhirnya hari Minggu 1 Juni 2014, kita gowes ke arah Timur. Tepatnya ke sebuah lokasi yang mendapat sebutan "Grand Canyon a la Semarang" yang terletak di daerah Rowosari Tembalang, atau di belakang perumahan Pucang Gading.
Aku dan Ranz sempat mampir ke Balaikota sejenak -- siapa tahu ada yang mau ikut karena aku telah mengumumkan di grup B2W Semarang di FB. Namun sampai pukul 06.40 ga kita lihat siapa-siapa, akhirnya kita langsung melaju gowes ke arah Timur. Mampir sebentar di kawasan Simpanglima karena Ranz butuh bertemu dengan Yani untuk menyerahkan flash disk. Aku bertemu Yoni yang mengaku telah lama tidak bersepeda, sehingga dia tidak berani menerima tantangan kita untuk gabung kita gowes. :)
Kita terus bersepeda ke arah Pedurungan. Di daerah Palebon, Andra dan Meme telah menanti kedatangan kita berdua. Kita terus melaju ke arah Timur, sampai di perempatan dimana di sebelah kiri ada terminal Penggaron, kita menyeberang ke arah kanan. Kita mulai meninggalkan jalan raya.
Trek berupa jalan datar hingga kita sampai di kawasanTVRI, kita mulai menanjak. Di 'puncak' tanjakan kita bisa melihat Gunung Ungaran di kejauhan, dan satu gunung lagi di sebelah kiri yang tidak aku tahu apa namanya. :) Beberapa kali kita bertanya pada penduduk lokal karena ternyata lokasi padas yang telah dikeruk itu ga begitu mudah kita temukan, padahal dari kawasan TVRI kita telah melihatnya. :)
Dan .. kita pun unjuk narsis ga habis-habis di lokasi yang sebenarnya telah dirusak secara sengaja oleh orang-orang yang entah siapa, Namun anehnya, bebukitan padas yang telah dikikis itu menghasilkan pemandangan yang indah.
Cukup lama juga kita foto-fiti untuk dokumentasi,demi memuaskan keinginan diri unjuk narsis. Setelah Ranz sang fotografer menjepret lebih dari 800 foto, kita meninggalkan lokasi. Waktu meninggalkan lokasi, ban depan Austin -- sepeda lipat yang kunaiki -- bocor. Untunglah tak jauh dari situ -- di perumahan Pucang Gading -- ada tukang tambal ban. Ban depan Austin harus diganti, tak hanya bisa ditambal. :)
Dalam perjalanan pulang, setelah berpisah dengan Andra dan Meme, aku dan Ranz mampir ke sebuah rumah makan sop ayam pecok di Jalan Majapahit untuk sarapan (yang sangat terlambat).
Jarak gowes kita hari ini 35 kilometer. :)
Sampai bertemu di kisah gowes berikutnya. Yay! :)
GG 12.02 10/06/2014
Setelah sekian minggu berlalu aku dan Ranz tidak mengukir kisah gowes nan mengesankan yang layak kubagi di blog ini (lah paling-paling cuma ke CFD doang, di Jalan Pemuda maupun di Jalan Pahlawan), akhirnya hari Minggu 1 Juni 2014, kita gowes ke arah Timur. Tepatnya ke sebuah lokasi yang mendapat sebutan "Grand Canyon a la Semarang" yang terletak di daerah Rowosari Tembalang, atau di belakang perumahan Pucang Gading.
Aku dan Ranz sempat mampir ke Balaikota sejenak -- siapa tahu ada yang mau ikut karena aku telah mengumumkan di grup B2W Semarang di FB. Namun sampai pukul 06.40 ga kita lihat siapa-siapa, akhirnya kita langsung melaju gowes ke arah Timur. Mampir sebentar di kawasan Simpanglima karena Ranz butuh bertemu dengan Yani untuk menyerahkan flash disk. Aku bertemu Yoni yang mengaku telah lama tidak bersepeda, sehingga dia tidak berani menerima tantangan kita untuk gabung kita gowes. :)
Kita terus bersepeda ke arah Pedurungan. Di daerah Palebon, Andra dan Meme telah menanti kedatangan kita berdua. Kita terus melaju ke arah Timur, sampai di perempatan dimana di sebelah kiri ada terminal Penggaron, kita menyeberang ke arah kanan. Kita mulai meninggalkan jalan raya.
Trek berupa jalan datar hingga kita sampai di kawasanTVRI, kita mulai menanjak. Di 'puncak' tanjakan kita bisa melihat Gunung Ungaran di kejauhan, dan satu gunung lagi di sebelah kiri yang tidak aku tahu apa namanya. :) Beberapa kali kita bertanya pada penduduk lokal karena ternyata lokasi padas yang telah dikeruk itu ga begitu mudah kita temukan, padahal dari kawasan TVRI kita telah melihatnya. :)
Dan .. kita pun unjuk narsis ga habis-habis di lokasi yang sebenarnya telah dirusak secara sengaja oleh orang-orang yang entah siapa, Namun anehnya, bebukitan padas yang telah dikikis itu menghasilkan pemandangan yang indah.
Cukup lama juga kita foto-fiti untuk dokumentasi,demi memuaskan keinginan diri unjuk narsis. Setelah Ranz sang fotografer menjepret lebih dari 800 foto, kita meninggalkan lokasi. Waktu meninggalkan lokasi, ban depan Austin -- sepeda lipat yang kunaiki -- bocor. Untunglah tak jauh dari situ -- di perumahan Pucang Gading -- ada tukang tambal ban. Ban depan Austin harus diganti, tak hanya bisa ditambal. :)
Dalam perjalanan pulang, setelah berpisah dengan Andra dan Meme, aku dan Ranz mampir ke sebuah rumah makan sop ayam pecok di Jalan Majapahit untuk sarapan (yang sangat terlambat).
Jarak gowes kita hari ini 35 kilometer. :)
Sampai bertemu di kisah gowes berikutnya. Yay! :)
GG 12.02 10/06/2014
Selasa, 03 Juni 2014
Segowangi #4
Saat menyelenggarakan Segowangi alias SEmarang GOwes JemuWAh WeNGI yang keempat akhirnya tiba! Merupakan satu kebahagiaan tersendiri bagiku saat beberapa (belum berani bilang 'banyak') orang berkata betapa menunggu penyelenggaraan 'segowangi' selama satu bulan itu sangat lah lama. :)
"Bagaimana kalau 'segowangi' diselenggarakan seminggu sekali?" tanya seseorang yang disampaikan kepada Yani, dan Yani menceritakannya kepadaku.
(Bakalan kegiatan dolanku bersama Ranz keter dahhh. Hahahahaha ...)
Seperti biasa, Jumat 30 Mei 2014 aku dan Ranz sampai di Balaikota --tikum yang kupilih untuk 'segowangi' -- pukul 18.30, jam mulai kumpul yang kuterakan di 'flyer'. Di luar gerbang masuk Balaikota telah ada dua sepeda yang nongkrong. Ada dua perempuan yang duduk dekat sepeda itu, bersama satu anak perempuan, mungkin berusia sekitar 5 tahun. Di salah satu sepeda, ada bantalan yang ditaruh di boncengan belakang, tentu agar si anak duduknya lumayan nyaman. Eh, baru kali ini lho ada seorang perempuan yang mengajak anaknya serta untuk ikut 'segowangi'. :) Dan, di antara para pesepeda yang hadir ada yang istimewa: Pak Bambang, yang khusus datang dari Kudus, menggowes sepeda gunungya demi ikut meramaikan 'segowangi'. Suwun sanget Pak. :)
Setelah terkumpul kurang lebih 60 pesepeda -- dengan berbagai varian sepeda, mulai dari lowrider, city bike, fixie, seli, mtb, dan balap -- 'pasukan' segowangi kuberangkatkan sekitar pukul 19.30. Karena 'segowangi' #4 diselenggarakan bulan Mei -- HUT Kota Semarang -- maka temanya pun kusamakan, "ikut memperingati HUT Kota Semarang".
Menuruti permintaan beberapa peminat 'segowangi' di bulan sebelumnya, rute kali ini kupilih lebih panjang dari pada biasanya; plus ada sesi foto-foto di empat landmark kota Semarang. (Sebagai warga kota Semarang, harusnya bangga dong dengan landmark yang ada.) Untuk memimpin di depan, aku memilih Arief Daeng -- mahasiswa UNDIP semester 6. Keluar dari Balaikota, kita belok kanan hingga traffic light dekat Paragon Mall, kemudian kita belok kanan ke arah Jalan Thamrin. Dari Jalan Thamrin kita belok ke arah Kampung Kali, belok kiri ke Jalan MT Haryono. Sebelum sampai bundaran Bubakan, kita belok ke Jalan Petudungan, yang merupakan jalan tembus ke arah Gang Lombok. Kelenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok merupakan landmark pertama tempat kita bernarsis ria.
Lokasi kedua untuk foto-foto adalah Gereja Blenduk (alias G.P.I.B Immanuel) yang menjadi primadona di kawasan Kota Lama.
Selesai foto-fiti di Gereja Blenduk, kita lanjut ke arah Jalan Pemuda. Di perempatan depan Hotel Metro, kita belok kanan, menuju Jalan Imam Bonjol. Sesampai di pertigaan pom bensin selepas Stasiun Poncol, kita belok kanan ke arah Jalan Hasanudin. Gowes beberapa ratus meter di Jalan Hasanudin, kita belok kiri menuju Jalan Brotojoyo. Setelah tembus di Jalan Kokrosono, di ujung jalan kita menyeberang kemudian memutar ke arah Barat, untuk kemudian melanjutkan perjalanan di pinggir sungai Banjirkanal Barat. Tujuan berikutnya adalah Gedung Batu Sam Po Kong. :)
Karena sudah malam, tentu kita hanya foto-foto di luar pagar GB SPK, Kita tidak menghabiskan waktu lama karena waktu sudah menunjukkan pukul 21. 20. Kita lanjutkan gowes ke Jalan Kaligarang, kemudian belok kiri ke Jalan Dr. Sutomo. Spot pemberhentian terakhir untuk foto adalah Tugumuda, Bukan untuk memotret Tugumuda, tapi ... si cantik Lawangsewu. :)
Dan ... ini adalah rute terjauh dari empat kali penyelenggaraan 'segowangi': 16 kilometer! :)
Sampai jumpa di Segowangi #5! :)
GG - IB 18.18 03/06/2014
"Bagaimana kalau 'segowangi' diselenggarakan seminggu sekali?" tanya seseorang yang disampaikan kepada Yani, dan Yani menceritakannya kepadaku.
(Bakalan kegiatan dolanku bersama Ranz keter dahhh. Hahahahaha ...)
Seperti biasa, Jumat 30 Mei 2014 aku dan Ranz sampai di Balaikota --tikum yang kupilih untuk 'segowangi' -- pukul 18.30, jam mulai kumpul yang kuterakan di 'flyer'. Di luar gerbang masuk Balaikota telah ada dua sepeda yang nongkrong. Ada dua perempuan yang duduk dekat sepeda itu, bersama satu anak perempuan, mungkin berusia sekitar 5 tahun. Di salah satu sepeda, ada bantalan yang ditaruh di boncengan belakang, tentu agar si anak duduknya lumayan nyaman. Eh, baru kali ini lho ada seorang perempuan yang mengajak anaknya serta untuk ikut 'segowangi'. :) Dan, di antara para pesepeda yang hadir ada yang istimewa: Pak Bambang, yang khusus datang dari Kudus, menggowes sepeda gunungya demi ikut meramaikan 'segowangi'. Suwun sanget Pak. :)
Setelah terkumpul kurang lebih 60 pesepeda -- dengan berbagai varian sepeda, mulai dari lowrider, city bike, fixie, seli, mtb, dan balap -- 'pasukan' segowangi kuberangkatkan sekitar pukul 19.30. Karena 'segowangi' #4 diselenggarakan bulan Mei -- HUT Kota Semarang -- maka temanya pun kusamakan, "ikut memperingati HUT Kota Semarang".
Menuruti permintaan beberapa peminat 'segowangi' di bulan sebelumnya, rute kali ini kupilih lebih panjang dari pada biasanya; plus ada sesi foto-foto di empat landmark kota Semarang. (Sebagai warga kota Semarang, harusnya bangga dong dengan landmark yang ada.) Untuk memimpin di depan, aku memilih Arief Daeng -- mahasiswa UNDIP semester 6. Keluar dari Balaikota, kita belok kanan hingga traffic light dekat Paragon Mall, kemudian kita belok kanan ke arah Jalan Thamrin. Dari Jalan Thamrin kita belok ke arah Kampung Kali, belok kiri ke Jalan MT Haryono. Sebelum sampai bundaran Bubakan, kita belok ke Jalan Petudungan, yang merupakan jalan tembus ke arah Gang Lombok. Kelenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok merupakan landmark pertama tempat kita bernarsis ria.
Lokasi kedua untuk foto-foto adalah Gereja Blenduk (alias G.P.I.B Immanuel) yang menjadi primadona di kawasan Kota Lama.
Selesai foto-fiti di Gereja Blenduk, kita lanjut ke arah Jalan Pemuda. Di perempatan depan Hotel Metro, kita belok kanan, menuju Jalan Imam Bonjol. Sesampai di pertigaan pom bensin selepas Stasiun Poncol, kita belok kanan ke arah Jalan Hasanudin. Gowes beberapa ratus meter di Jalan Hasanudin, kita belok kiri menuju Jalan Brotojoyo. Setelah tembus di Jalan Kokrosono, di ujung jalan kita menyeberang kemudian memutar ke arah Barat, untuk kemudian melanjutkan perjalanan di pinggir sungai Banjirkanal Barat. Tujuan berikutnya adalah Gedung Batu Sam Po Kong. :)
Karena sudah malam, tentu kita hanya foto-foto di luar pagar GB SPK, Kita tidak menghabiskan waktu lama karena waktu sudah menunjukkan pukul 21. 20. Kita lanjutkan gowes ke Jalan Kaligarang, kemudian belok kiri ke Jalan Dr. Sutomo. Spot pemberhentian terakhir untuk foto adalah Tugumuda, Bukan untuk memotret Tugumuda, tapi ... si cantik Lawangsewu. :)
Dan ... ini adalah rute terjauh dari empat kali penyelenggaraan 'segowangi': 16 kilometer! :)
Sampai jumpa di Segowangi #5! :)
GG - IB 18.18 03/06/2014
Langganan:
Postingan (Atom)