THE THREE MUSKETEERS GOWES KE GOA KREO
Tanggal 21
Desember 2013, Tami, Ranz dan aku gowes ke Goa Kreo. Berkumpul di kos Ranz di
kawasan Lemah Gempal pukul 06.30, kita berangkat pukul 07.00. Jika di bulan
Maret 2013 aku dan Ranz lewat Manyaran, kali ini kita lewat Sampangan (Jalan
Dewi Sartika) demi menghemat tenaga : kita menghindari satu tanjakan, yakni tanjakan
Manyaran. :D Seperti
biasa, Tami naik sepeda wimcycle (aku ga tau yang seri apa), Ranz naik BMX
keluaran wimcycle juga, dan aku yang dua kali nanjak kawasan Gunung Pati naik
Austin (sepeda lipat downtube nova 20”) kali ini pun kompak naik sepeda wimcycle,
seri roadchamp. :)
Sekali-sekali nanjak Gunung Pati naik mtb. :-D Sekali-sekali ngajak Orenj
dolan, ga Austin melulu yang diajak. :)
|
pemandangan di kawasan Kalipancur |
|
sungai Banjirkanal kah? |
|
spot wajib foto tiap lewat sini :) |
Hari itu
cuaca cukup bersahabat; tidak hujan namun juga tidak panas, meski tetap membuat
kulit tanganku menggelap karena aku lupa bawa arm warmer. Hadeeehhh.
Tatkala
melewati jalan tembus Sampangan – Kalipancur permukaan jalan yang berupa tanah
agak berlumpur, memberi kesan kita ber-offroad ria. :)
|
tanjakan selepas Grand Greenwood |
|
nanjak nanjakkk |
|
nanjak teruuuusss |
Dan ...
Orenj pun membuatku nyaman menapaki tanjakan selepas Grand Green Wood dimana
biasanya di selepas tengah tanjakan jika naik Austin, aku harus sudah mulai
ttb. Hohohohoho ... Gegara hal ini lah Ranz ngambeg kutinggal di belakang,
maklum dia naik BMX.
|
di halaman vihara nan luas |
|
ehem :P |
|
mejeng berdua di depan patung Dewi Kwan Im |
|
Tami in action bersama patung Dewi Kwan Im |
Di
perjalanan kita mampir ke Vihara Gunung Pati untuk berfoto-ria, selama lebih
dari 30 menit, dari pukul 08.50 hingga 09.25. Gowes narsis lah. :)
|
latar belakang tanjakan halus menuju Sadeng |
|
gapura masuk kawasan Goa Kreo |
|
mejeng berdua Tami di papan nama GOA KREO |
|
Ranz yang dipotret ketika memotret kita :) |
Kita sampai
di gapura dengan papan penunjuk Goa Kreo sekitar pukul 09.40. Dari gapura
jalanan menurun curam untuk kemudian nanjak curam juga. Kita sampai di tempat
parkir Goa Kreo sekitar pukul 10.10. Dan ... yes, kita pun disambut hangat oleh
kera-kera yang konon nenek moyang mereka dulu membantu Sunan Kalijaga
mengalirkan gelondongan kayu lewat sungai untuk dikirim ke Demak untuk
membangun masjid Demak.
To our disappointment, ternyata Goa Kreo masihlah tertutup
untuk pengunjung sehingga yang bisa kita lakukan hanyalah main-main dengan
kera-kera itu di lapangan parkir nan luas itu. Pihak pembangun sedang akan
membangun jembatan yang menghubungkan tempat parkir ke jalan yang akan membawa
kita ke lokasi Goa. Jembatan yang lama sudah lapuk termakan waktu.
Kita sempat
pesan dua porsi mie (instant) goreng untuk sarapan. Tentu tak ketinggalan kita
membeli kacang kulit untuk dibagikan ke kera-kera yang berkeliaran bebas. Jika
kita mengulurkan tangan untuk memberikan kacang, ternyata mereka mengambil
kacang itu dengan sopan lho, tanpa mencakar. :)
|
menunggu rejeki :D |
|
banyak juga pengunjung yang datang hanya untuk bermain bersama kera-kera itu |
|
Tami dengan mainannya :) |
Kita
meninggalkan kera-kera nan imut itu sekitar pukul 1150. Ada dua tanjakan yang
harus kita lewati. Pertama tanjakan curam menuju gapura. Kedua tanjakan yang
lumayan landai setelah lewat gapura itu sampai ke Sadeng. Dari Sadeng trek
didominasi turunan hingga perumahan Grand Green Wood. Dari situ kita kembali
lewat jalan tembus dengan permukaan jalan offroad. Sampai di Sampangan, kita
sempat mampir sejenak ke kawasan Tugu Suharto, namun kita hanya berhenti di
atas jembatan, tidak turun ke tugunya.
|
kera-kera itu punya manner bagus juga lho :) |
|
dengan latar belakang yang bakal jadi waduk Jatibarang |
Kapan-kapan
gowes ke Goa Kreo lagi, terutama setelah bangunan waduk Jatibarang telah
selesai dan kita bisa berkunjung dan masuk ke goa yang konon dulu dipakai oleh
Sunan Kalijaga untuk bersemedi.
GG 14.39
02/01/2014
sepeda nya tami jenis mtb diamante
BalasHapus