segowangi pertama yang dihadiri oleh Pak Walikota Semarang |
Segowangi yang
merupakan singkatan dari Semarang Gowes Jemuwah Bengi hadir di kota Semarang
sejak bulan Februari 2014 untuk mengisi “kekosongan” kampanye bersepeda yang
biasanya secara serentak dilakukan di banyak kota di seluruh dunia pada hari
Jumat malam terakhir tiap bulan. SEGOWANGI adalah nama satu event, bukan nama
komunitas.
Mengapa namanya
SEGOWANGI? Dan tidak menggunakan istilah “LAST FRIDAY RIDE” agar tidak jauh
beda dengan beberapa kota lain yang memiliki kegiatan yang sama? Ide ini
diusulkan oleh Om Poetoet dari B2W Pusat
agar menggunakan istilah yang lebih ‘membumi’. Karena kota Semarang berada di
Pulau Jawa, bahasa Jawa pun menjadi pilihan.
segowangi ketiga, April 2014 |
Mengapa B2W Semarang yang menginisiasi? Ya
karena saya dan beberapa teman lain yang tergabung dalam ‘komunitas’ B2W
Semarang yang memulai kembali, apa yang telah ‘mati suri’ selama mungkin hampir
3 tahun. Pasti masih ada yang ingat bahwa Semarang pernah memiliki event serupa
ini di tahun 2010 – 2011 dengan menggunakan judul event “Semarang Critical Mass
Ride” yang disingkat SCMR. Nama ini mungkin diadopsi dari nama event “Indonesia
Critical Mass” yang diadakan di Jakarta sejak tahaun 2010 dan masih eksis
sampai sekarang.
segowangi ketujuh, Agustus 2014 |
Jika B2W Semarang yang menginisiasi kegiatan
SEGOWANGI mengapa di tiap poster tidak ada logo B2W Semarang? Karena di awal penyelenggaraannya, saya dan beberapa
teman berpikir bahwa B2W Semarang
hanya menginisiasi saja. Kita berharap bahwa di bulan-bulan berikutnya,
penyelenggara SEGOWANGI akan bergiliran ke komunitas-komunitas maupun klub klub
sepeda yang ada di kota Semarang. Mungkin karena kurang komunikasi dengan
teman-teman sepeda, hingga sampai sekarang SEGOWANGI tetap dikomandoi oleh B2W Semarang. SEGOWANGI adalah satu
event yang diselenggarakan oleh dan untuk para pesepeda kota Semarang dan
sekitarnya.
segowangi ke-11, Desember 2014 |
Mengapa dimulai di
bulan Februari 2014? Saya bertemu om Poetoet – dan beberapa pandega B2W Pusat lain seperti Om Toto, Om
Kartono, Nte Ria, dll – di bulan Desember 2013, pada penyelenggaraan JLFR
(Jogja Last Friday Ride) yang kesekian. Kawan-kawan
pesepeda Jogja waktu itu sedang dibuat resah oleh sang walikota yang ingin
menghapus “Sego Segawe”. Kenyataan bahwa banyak hotel baru dibangun di Jogja
tanpa menyediakan lahan parkir yang layak membuat kota ini semakin dipenuhi
kemacetan dimana-mana. Oleh karena itu, B2W Pusat menggandeng para pengurus B2W
di kota-kota lain ikut meramaikan JLFR bulan Desember itu sekaligus mengadakan “informal
gathering”.
Harusnya SEGOWANGI
dilaksanakan di bulan Januari 2014 dong? Lha itu, masalahnya saya dan Ranz yang
akan menjadi “pelaksana utama” sedang ingin mbolang, mumpung ada satu tanggal
merah tambahan di akhir bulan Januari itu. :D maka pelaksanaannya baru kita
mulai di bulan Februari 2014.
Di awal
penyelenggaraan SEGOWANGI banyak kawan sepeda yang ingin event ini
diselenggarakan tiap Jumat, bukan hanya di hari Jumat terakhir tiap bulan. Sayangnya
permintaan ini tidak bisa saya kabulkan karena tiap hari Jumat malam itu saya
selalu ada kegiatan di rumah.
segowangi ke-8, September 2014 |
Frankly speaking, jadual
event SEGOWANGI terkadang mengganggu rencana-rencana mbolang saya dan Ranz. :D Sejauh
ini, kita (terpaksa) mencoba mengatur lagi rencana-rencana mbolang itu. Namun
terkadang kita justru mengubah hari pelaksanaannya. Sudah dua kali kita
mengubah jadual pelaksanaannya, yakni maju ke hari Jumat ketiga; yang pertama
di bulan September 2014, karena pada hari Jumat terakhir tanggal 26 September
itu saya dan Ranz bersepeda ke Jogja untuk menghadiri Jamselinas keempat; yang
kedua di bulan Juni 2015, karena di hari Jumat terakhir kita sedang bikepacking
menjelajah Bali & Lombok.
Inti penyelenggaraan
SEGOWANGI adalah kampanye bersepeda, menggunakan sepeda untuk kegiatan
sehari-hari, dan bukan hanya menganggap sepeda sebagai alat untuk berolahraga. B2W Pusat ingin ada event kampanye
bersepeda di Semarang, yang dilaksanakan di malam hari, karena event FUN BIKE
biasanya diselenggarakan di pagi hari plus bersepeda di pagi hari itu sudah
terlalu mainstream. J
Segowangi ke-10, Nopember 2014 |
Sehatkah bersepeda
di malam hari? Ya, asal kita melengkapi diri dan sepeda dengan pakaian dan
alat-alat yang kita butuhkan. Misal, mengenakan jaket/vest untuk menahan
hembusan angin malam. Kenakan baju yang warnanya mencolok agar terlihat
pengguna jalan lain. Jika perlu kenakan pakaian yang ada scotchlite-nya. Lengkapi
sepeda dengan lampu yang memadai. Plus, helm jangan lupa.
Mengacu ke paragraf
keempat di atas, penyelenggara SEGOWANGI untuk berkampanye sepeda bisa siapa
pun. Tidak harus B2W Semarang. Jika ada
komunitas atau klub atau apapun juga yang berniat mengadakan kampanye sepeda
ini di hari Jumat terakhir, silakan lho. Saya dan Ranz akan kembali fokus ke
rencana-rencana mbolang kami selanjutnya. :D Mau ganti namanya juga boleh kok,
ga harus SEGOWANGI. Intinya adalah kampanye bersepeda.
segowangi ke-9, Oktober 2014 |
SHARE THE ROAD? Karena ‘share the road’ adalah motto yang
selalu dipakai oleh ‘komunitas’ B2W dimana pun berada, SEGOWANGI tentu saja
menggunakan motto ini. Namun jika motto ini dianggap tidak penting, ya abaikan
saja. J mau diganti dengan “penuhi jalan dengan
sepeda” atau kembali menggunakan motto SCMR “rebut ruang kota’ ya silakan saja.
Saya pribadi akan minggir. J saya yakin, Indonesia masih sangat jauh jika bermimpi bahwa
jalan raya hanya akan dipenuhi hanya sepeda. Berapa persen rakyat Indonesia (yang
bersepeda) telah mampu meninggalkan kendaraan bermotor dalam kegiatan mereka
sehari-hari?
Mari tetap bersepeda
untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor.
LG 10.15 22/06/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.