Bersama
Austin, dolan ke Masjid Kapal
Setelah dua kali nyambangi masjid kapal yang terletak di
daerah Palir (nama daerahnya, aku lupa) naik Cleopatra, aku kepingin
mengunjunginya dengan naik Austin. Ini judulnya aku mulai ga pede apakah aku
masih mampu nanjak naik sepeda lipat 20”. :D
Untuk mengisi perut agar bertenaga menapaki tanjakan
sepanjang jalan selepas pertigaan pasar Jrakah, aku mampir beli burjo di Jalan
WR Supratman. (burjonya enak, pas untuk seleraku. Sayangnya, karena jalan ini
sedang diperbaiki, sekarang si penjual burjo pindah, entah kemana, dan aku
belum berani pindah ke lain hati. LOL.) setelah itu, langsung tancap gas,
eh, pedal ke arah Barat. Dari Kalibanteng menuju pertigaan Jrakah, jalan
lumayan ‘bergelombang’, untuk pemanasan.
Setelah belok kiri selepas pasar Jrakah, trek mulai
didominasi tanjakan, meski ada turunan juga. Alhamdulillah aku masih mampu
melewati tanjakan BPI maupun Esperanza tanpa berhenti.
Aku sengaja tidak langsung belok kanan setelah bertemu jalan
belok yang ada tulisan “VILLA LON JATEN”. Aku terus ke arah BSB, untuk memotret
Austin di kawasan yang ditata indah itu. Aku juga sempat belok ke arah danau
buatan milik perumahan BSB. Setahun yang lalu aku bersama beberapa kawan
kesini, tapi ga menunggu lama, seorang satpam langsung menegur kita, dan
meminta kita pergi. J namun,
kali ini ga ada seorang satpam pun yang datang mengampiriku. Mungkin karena aku
sendirian ya? J
Aku sempat memotret Austin dengan latar belakang danau dua
kali. Setelah mengaplotnya ke sosmed, aku melanjutkan perjalanan, kembali ke
arah semula aku datang. Aku mengambil jalur yang sama, ke jalan belokan menuju
villa Lon Jaten. Jika terakhir kesini naik Cleopatra aku beberapa kali berhenti
memotret Cleopatra dengan latar belakang ‘hutan’, kali ini aku terus saja. Tidak
pake berhenti.
Aku lupa jam berapa sampai di masjid kapal. Tapi kulihat
sudah ada satu dua warung yang buka. (Pertama kali kesini sekian bulan lalu,
aku sampai sini belum ada jam 07.00 pagi, belum ada satu warung pun yang buka.)
Aku tidak masuk ke masjid karena sudah pernah. Aku hanya memotret Austin dengan
latar belakang masjid. (Ini hukumnya wajib! J untuk
dokumentasi.)
Usai memotret Austin, aku mampir ke satu warung makan, beli
es teh, dan pecel tanpa nasi. Semangkuk burjo yang kumakan sebelum berangkat,
sudah menguap dalam perjalanan. LOL.
Sampai aku meninggalkan lokasi, kulihat area masjid kapal
masih sepi. Mungkin karena bukan hari Minggu.
Aku kembali mengambil trek yang sama dengan sebelum ini,
yakni begitu keluar dari area masjid, aku belok kanan. Mengikuti jalan yang
ada, sampai di satu lokasi, belok kanan. Terus menyusuri jalanan yang ada, aku
sampai ke satu perempatan, dimana ada petunjuk jalan. Jika lurus, kita akan
sampai di kawasan Kedungpane, belok kanan Palir, belok kiri Mangkang. Terakhir
kali lewat sini, aku memilih lurus. Kali ini, karena masih ingin dolan, lol,
aku belok kiri, menuju Mangkang, tinggal siapin mental saja jika ternyata
ketemu dengan tanjakan. Lol.
Jalannya lumayan sempit, meski masih bisa jika dua mobil
berpapasan. Di kiri kanan hutan, yang berarti jalan ‘alternatif’ ini dibuat
dengan memapras hutan. L meski
trek sedikit ‘bergelombang’, kebanyakan trek turunan, bonus dari tanjakan
sepanjang Jrakah menuju BSB.
Aku pun melewati jembatan yang di bawahnya sedang dibangun
jalan tol yang menghubungkan Batang – Semarang. Wuiiiih.
Di ujung jalan, trek menyempit, dan ... aku muncul di
samping pasar Mangkang. Ahhh ... dulu, ada seseorang yang ngompori aku untuk
mencoba tanjakan Palir (aku sudah lupa siapa LOL), dengan belok ke jalan di
samping pasar Mangkang. Namun, waktu itu, aku ragu-ragu, melihat jalan yang
sangat sempit. Apalagi itu dekat pasar, sehingga penuh dengan orang-orang yang
lalu lalang. Dan ... ternyata memang benar jalan itu! J
Dengan pede, aku belok kanan, menuju kota Semarang, meski
aku kepengen memotret Austin dengan latar belakang tulisan KOTA SEMARANG. Setelah
mengayuh pedal beberapa kilometer, aku ga menemukan tulisan itu, aku baru ngeh,
aku salah. Seharusnya aku belok kiri waktu keluar dari jalan sempit itu. LOL.
Setelah mampir di satu pom bensin untuk ke toilet, aku
kembali ke arah Barat, ketemu dengan tulisan KOTA SEMARANG, memotret Austin,
dan ... lega. LOL.
Aku sempat mampir ke satu warung untuk minum es teh sambil
menonton kendaraan2 yang lewat (segerombol polisi sedang mengadakan razia, tak
jauh dari tempat aku duduk, entah razia apa, karena waktu itu belum saatnya
OPERASI ZEBRA.)
Kalau tidak salah itu masih sekitar pukul 10.00, tapi
panasnya terasa seperti sudah pukul 12.00. L
Setelah habis satu gelas es teh, dan puas menonton kendaraan
yang lewat, aku kembali mengayuh pedal Austin, kembali ke arah kota.
Sepedaan sendirian, di bawah terik sinar matahari, dengan
traffic yang padat, kita harus tabah. LOL.
Ketika melewati Jalan Tapak (sebelah kiri), aku ingat, aku
ingin mampir kesini, tapi panasnya hawa siang itu, dengan mudah menyedot
tenagaku. LOL. Akhirnya kuputuskan terus saja, langsung pulang. J
LG 14.54 15/11/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.