SELIER BIKEPACKER
Ketika pertama kali
bersepeda antar kota dengan jarak (lumayan) jauh dengan Ranz di tahun 2011 kita
memilih naik sepeda lipat karena praktis. Pulangnya kita tidak perlu mengayuh
pedal karena tinggal kita lipat, naikkan bus. DONE! (Bulan Juni 2011, kita
bersepeda Solo – Jogja, dilanjutkan dengan bersepeda ke Kaliurang, pertama kali
aku menjajal naik sepeda lipat di tanjakan. Kemudian di bulan Juli kita
bersepeda Jepara – Semarang sepulang dari Karimun Jawa dengan harapan bisa
mengobati mabuk laut setelah diombang ambing ombak dalam KM Muria selama 6 jam.
Dilanjut bersepeda Solo – Pantai Nampu Wonogiri di bulan September 2011.)
bikepacking Semarang - Tuban - Agustus 2012 |
Sebagai seorang
newbie dalam sepedaan, aku bahkan tidak pernah memperhatikan jenis-jenis sepeda
kecuali sepeda gunung dan sepeda lipat. Tidak tahu apa beda sepeda gunung dengan sepeda yang disebut hard tail, All Mountain, fullsus,
bahkan juga sepeda
balap.
LOL. Yang berbeda dari semua jenis sepeda yang aku tahu waktu itu hanyalah
sepeda lipat, karena sepeda lipat bisa dilipat. Itu saja. Aku juga bukan
pemerhati merk-merk sepeda.
Tahun 2011 – 2012
itu aku dan Ranz sedang asyik-asyiknya mbolang dengan naik sepeda lipat,
berusaha mencari waktu luang yang bisa kita miliki bersamaan untuk kemudian
merencanakan dolan kemana. Tidak pernah ngeh bahwa ternyata di kalangan ‘turinger’ mereka memiliki persyaratan ini itu agar
seseorang bisa dianggap melakukan perjalanan yang bisa dikategorikan turing. Ketika seseorang tidak memenuhi persyaratan
itu, dia dianggap tidak layak mengklaim diri sedang turing. Salah satunya
adalah harus naik sepeda yang mumpuni, yang memang dirancang untuk bersepeda
jarak jauh. Istilah yang mereka gunakan adalah sepeda turing.
Solo - Sidoarjo November 2012 |
Aku lupa mulai kapan
aku dimasukkan oleh seseorang dalam grup “Komunitas Bikepacker Indonesia” di
facebook. Well, aku masuk banyak grup di facebook, namun tidak pernah begitu
memperhatikan isinya apa saja. Hingga satu kali di grup satu ini ada seseorang yang
melontarkan pertanyaan, “Bisakah kita melakukan turing
dengan menaiki sepeda lipat?” HELL YEAH ... what kinda question is
that? LOL. Lha terserah lah ya kita mau naik sepeda apa? Kok sampe segitunya ga
pede? LOL. Di satu perjalanan Semarang – Jepara bulan Juni 2012, aku dan Ranz
bertemu dua anak usia belasan tahun yang mengaku sedang dalam perjalanan menuju
Surabaya, yang satu naik sepeda gunung, yang satunya lagi naik city bike. Nah
tuh, naik sepeda yang mungkin diklaim sepeda hanya untuk pergi ke pasar bisa
juga kan melakukan perjalanan ratusan kilometer? Di tahun yang sama Ranz naik
sepeda BMX-nya dari Solo menuju Semarang! Yang penting niat dan mewujudkan
niatnya itu menjadi kenyataan.
di atas sungai Bogowonto Maret 2013 |
bikepacking Solo - Purwokerto Maret 2013 |
Tahun 2013 ketika
mengikuti satu event sepedaan di Jogja, seorang kawan sepeda berkata kepada
Ranz, “Kalian berdua nyadar ga sih kalau
kalian telah merusak tatanan turing?
Sepeda lipat itu selayaknya dipakai hanya dalam kota. Bukan untuk turing dari
satu kota ke kota lain.”
Tentu saja dengan nada yang sangat ramah di telinga; bukan dengan nada
mencemooh. J dia
bercanda. Maka, aku dan Ranz pun hanya tertawa renyah mendengarnya.
Jogja attack, event pra-jamselinas |
JAMSELINAS
~ jambore sepeda lipat nasional
mbolang Blitar - Malang, Juni 2014 |
Sejak pertama kali
menyelenggarakan jamselinas di tahun 2011, para pengurus komunitas sepeda lipat
dengan pede mencanangkan akan mengadakannya secara tahunan. Jika di awal-awal
penyelenggaraannya, pesertanya mungkin ‘hanya’ mencapai angka duaratus hingga
tiga ratus peserta, semakin lama peserta pun semakin membludak, hingga
puncaknya di event jamselinas ketujuh dimana ada lebih dari 1300 peserta
mendaftar.
Entah apakah ini
hanya terjadi di kota Semarang, atau juga terjadi di kota-kota lain, namun
menjelang penyelenggaraan Jamselinas ketujuh, banyak pesepeda di kota Semarang
yang dulu memandang sepeda lipat hanya dengan sebelah mata (hanya sepeda
anak-anak, atau hanya sepeda yang Cuma bisa dipakai ke area CFD) mulai
memandang sepeda lipat adalah jenis sepeda yang seksi; mereka
berbondong-bondong membeli sepeda lipat; berbondong-bondong mendaftarkan diri
mengikuti jambore kebanggaan para pehobi sepeda lipat. Kenyataan bahwa banyak
peserta jamselinas Semarang adalah ‘newbie’ di ajang jamselinas menunjukkan
bahwa peminat sepeda lipat memang meningkat cukup signifikan.
dolan Wonosobo - Dieng, Januari 2012 |
Beberapa bulan
sebelum penyelenggaraan jamselinas ketujuh, orang-orang juga berlomba-lomba
mengikuti satu event bergengsi J150K alias Jogja 150 kilometer, yang berarti bersepeda menyusuri
jalanan Jogja, yang dikhususkan untuk pengguna sepeda lipat. Jika tidak
dibatasi oleh panitia, mungkin jumlah peserta juga bakal membludak hingga
mencapai angka seribu. Di event ini pertama kali aku tahu ada satu komunitas
yang menamai diri SELIER BIKEPACKER. Wah ... Aku dan Ranz banget kan yaaa? :D
INDONESIA
FOLDINGBIKE
Indonesia
foldingbike atau yang biasa disingkat menjadi id-fb (baca : ai di ef bi) adalah satu
wadah/komunitas pehobi sepeda lipat yang didirikan di Jakarta di tahun 2007;
semula untuk mewadahi lipaters yang tinggal di Jakarta. Dalam ‘perjalanannya’ id-fb ini
dianggap sebagai induk komunitas sepeda lipat di kota-kota lain seluruh
Indonesia. (Aku menganggapnya serupa dengan B2W Indonesia yang merupakan induk
dari ‘komunitas’ B2W di kota-kota lain di Indonesia.)
Menjelang ulang
tahunnya yang kesebelas di bulan Maret nanti, member grup id-fb di facebook
telah mencapai angka 11 ribu orang. Di satu status yang ditulis oleh akun
bernama pengurus id-fb tentang ulang tahun ke-11 ini, seseorang komen bahwa
dari angka 11 ribu ini hampir 90% nya berasal dari “federal cycle”. WOW.
Seorang kawan sepeda
pernah bilang ke Ranz bahwa satu kali sekian tahun yang lalu, konon, para
federalis ini salah satu yang memandang sepeda lipat dengan sebelah mata. Juga,
konon, pernah juga terucap bahwa kalau turing itu ya naik sepeda federal. Kawan
yang sama ini juga lah yang dengan bercanda berkata kepada Ranz bahwa kita
berdua telah merusak tatanan turing. LOL. Setelah sekian tahun berlalu, mereka
pun mulai beralih ke sepeda lipat! Ciamik kan yaaa. LOL.
Dan kenyataan bahwa
komunitas federal mengadakan acara jambore nasional hanya tiap dua tahun
sekali, berbeda dengan komunitas sepeda lipat yang dengan pede sejak tahun 2011
mengadakan event silaturrahmi lipaters terbesar se Indonesia ini setahun
sekali. Plus ... event untuk lipaters ini tidak hanya jamselinas lho. Jika ada
satu wadah sepeda lipat satu kota mengadakan event, berbondong-bondong para
pehobi sepeda lipat – yang tentu juga hobi dolan – akan ikut. Satu penyebab
mengapa event untuk para lipaters ini mudah mengundang partisipan tentu adalah
bahwa sepeda lipat ini sangat fleksibel untuk dibawa keluar kota.
Jadiii? Barang kali
aku dan Ranz akan terus (merencanakan) dolan antar kota antar propinsi (antar
pulau juga) dengan naik sepeda lipat, meski setelah mengalami bersepeda dari
Sidoarjo ke Semarang dengan naik sepeda dengan ban berdiameter 26” di bulan
Juli 2017, kita berencana akan mengulangnya lagi, entah bersepeda dari kota
mana ke kota mana. J just
wait and see.
LG 18.18 09/2/2018