9 Februari
2020 terpilih sebagai tanggal terselenggaranya gathering para dahoners --
pecinta sepeda lipat dahon -- dan Semarang terpilih sebagai host karena
sekalian launching pabrik "dahon ion" (dahon rakitan pabrik di
Indonesia). Guess why? Yesss, karena pabrik dahon ion terletak di Kendal, tak
jauh dari kota Semarang. Om Sinar dari "Sinar Baik" yang bersedia
berepot-repot ria menyiapkan ini itu setelah ditelpon oleh nte Shinta, presiden
Id-Dahon.
Oh ya, event
ini KHUSUS hanya untuk mereka yang naik dahon pada saat event; ga peduli apakah
itu sepeda milik sendiri, atau pinjam. Aku? Pinjam laaah … kan aku punyanya
Cuma downtube nova (bukan DAHONtube nova loh yaaa) dan polygon urbano.
Atau bagi yang duitnya banyak, kayak tinggal metik daun di pohon, boleh juga
beli seperangkat sepeda dahon.ion di "Sinar Baik" langsung bisa ikut
event!
Sebenarnya
Dr. Hon sang founder dahon sudah mempersiapkan diri untuk hadir dan langsung
menyapa para pecinta seli dahon, sayangnya karena beliau sedang berada di Cina,
dan karena virus corona, Indonesia mencekal traveler yang datang dari Cina
masuk ke Indonesia, Dr. Hon ga jadi datang deh.
8 Februari 2020
Para peserta
event "Back to Dahon" yang ingin bersepeda di malam hari, diharapkan
berkumpul di balaikota pukul 19.00. Aku ke balkot naik Shaun, dahon da bike
klasik milik Ranz. Ranz sendiri datang kesini naik ojek, hihihi … Well, aku
janjian dengan Riu untuk meminjam sepedanya!
Mungkin ada
sekitar 50 - 60 pesepeda berkumpul di Balaikota malam itu. Setelah sesi foto
oleh fotografer dari Sinar Baik, kita berangkat. Rute yang dipilih oleh panitia
adalah Balaikota -- Tugumuda - Jl. Dr. Sutomo -- RSUP Dr. Kariadi -- Jl.
Menteri Supeno -- Taman Indonesia Kaya -- Jl. Pahlawan -- Simpanglima -- Jl.
Gajahmada -- Jl. Pemuda -- Jl. Agus Salim -- bundaran Bubakan -- Kota Lama. Di
Kota Lama acara bebas, terserah para pesepeda ingin berfoto-foto di sebelah
mana.
Setelah itu,
panitia mengajak ke satu warung nasi goreng yang terletak di Jl. Kranggan Dalam
untuk makan malam bersama. Bagi yang ingin menu lain, dipersilakan pergi ke
tempat lain.
9 Februari 2020
Tikum gowes
"Back to Dahon" di Sinar Bike Coffee Corner yang terletak di seberang
danau BSB, terletak kurang lebih 12 kilometer dari rumahku, di ketinggian yang
lumayan bikin keringetan dan nafas bakal ngos-ngosan jika kita gowes kesana.
Orang-orang Semarang tentu paham lah trek dari pusat kota menuju BSB. Karena
lokasi yang lumayan jauh dari pusat kota, sementara panitia (yang dari luar
kota) plus peserta banyak yang menginap di hotel-hotel yang terletak di pusat
kota, melalui WAG khusus peserta dan panitia event "Back to Dahon"
panitia yang dari Semarang menganjurkan untuk loading saja ke BSB pagi itu.
Ranz yang
sudah lama tidak bersepeda di area Semarang -- apalagi nanjak sampai BSB --
tentu juga enggan kuajak gowes nanjak begitu pagi-pagi sekali. Plus aku yang
menaiki sepeda Riu, (masih butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi
sebetulnya); maka pagi itu kita berdua pun loading naik taksi online.
Kita berdua
sampai sana sekitar pukul 06.20. sesampai tikum, sudah lumayan banyak peserta
yang datang. Berbagai jenis sepeda dahon berkeliaran disana sini, mulai dari
yang bannya berdiameter 14" hingga yang berdiameter 26", dari yang
klasik (buatan tahun 1980-an - 1990-an) hingga yang terkini, keluaran pabrik
dahon.ion Kendal. Surprising kaaan.
Meski Dr.
Hon -- founder dari sepeda lipat dahon -- tidak jadi hadir ke Kendal karena
terkendala kasus virus corona (kebetulan dia saat ini berada di Cina),
antusiasme para undangan tetap bisa terlihat dari body language mereka. Event
sepedaan seperti ini merupakan ajang silaturrahmi yang menyenangkan karena
bertemu dengan para pehobi sepeda (lipat) (khusus dahon kali ini) nyaris dari
seluruh Indonesia Raya. Untuk event ini, Om
Sinar -- owner dari Sinar Bike Coffee Corner -- mengundang 300 orang,
yang dibagi ke kota-kota tertentu, baik dari pulau Jawa maupun dari luar Jawa.
|
aku dan Boil, di perempatan Palir |
"Pasukan"
dilepas oleh Om Sinar dan Pak Hendra (CEO PT Roda Maju Bahagia) sekitar pukul
07.15 setelah acara dibuka oleh MC dan mendengarkan sambutan Om Sinar, Pak
Hendra, dan Om Poetoet dari B2W
Indonesia. Pagi itu cuaca mendung, lumayan melindungi dari hawa panas yang
biasanya memapar kita yang berada di kota Semarang. Ada sekitar 10 road captain
(naik sepeda dahon), 19 marshall (naik
motor) yang mengiringi peserta sehingga diharapkan tidak akan ada peserta yang
tersesat. Panitia juga telah membagikan nomor telpon marshall, mekanik, dan
dokter kepada peserta, in case mereka butuh bantuan.
Fotografer?
Komselis menyediakan minimal 3 tukang poto, belum lagi masih ada dari pihak
Sinar Baik. Kalau aku sih, ada Ranz yang akan mengabadikan, meski tentu dia
tidak sebebas mereka yang naik motor, karena Ranz juga naik sepeda, apalagi dia
naik Shaun, sepeda lipat dahon 16" classic yang dia buat menjadi single
speed. 10 kilometer pertama dengan trek yang turun terus menerus membuatnya
juga tidak leluasa memotret ketika di perjalanan. (Kalau begini, mending trek
tanjakan deh. Biasanya Ranz akan ngebut, kemudian di depan dia akan berhenti
untuk memotret kita-kita yang sedang ngos-ngosan nanjak. Lha kalau trek turun,
semua juga wushhh wushhh wushhh … hihihi …)
Setelah
meninggalkan BSB, kita berada di turunan Silayur (entah nama jalannya apa ya?
Jl. Prof. HAMKA?) Setelah melewati Lapas Kedungpane, kita belok kiri. Jika kita
terus menuruni jalan ini, kita akan sampai perempatan Palir. Jika belok kiri,
kita akan sampai perumahan Beranda Bali BSB, jika lurus kita akan sampai Masjid
Kapal, jika belok kanan, kita akan sampai Mangkang. Nah, kita belok kanan.
Di
perempatan ini, para road captain mengarahkan para dahoners yang naik seli
20" untuk lanjut belok kanan, sedangkan yang naik 16" plus classic,
diminta untuk berkumpul dahulu di perempatan itu. Kita memberi kesempatan
dahoners 20" untuk menikmati turunan dengan leluasa. Setelah itu, baru
dahoners 16" dan classic menyusul turun.
Di jalan
yang masih sejuk plus di pinggir kiri kanan masih penuh hutan, kita bertemu
dengan para pesepeda yang mencoba tanjakan Palir yang lumayan terkenal itu.
Sebagian dari mereka terlihat menuntun sepedanya dan terlihat iri pada kita
yang tinggal turun. (atau ini hanya perasaanku saja yak? Hihihi …)
Satu masjid
yang terletak kurang lebih 100 meter dari pasar Mangkang dipilih sebagai tempat
untuk pitstop dan regrouping. Jika di BSB panitia menyediakan arem-arem dan
jagung (dua-duanya uenag!), di pitstop ini panitia menyediakan pisang dan bolu
gulung plus air galon. Oh ya, peserta diharap membawa tempat minum
sendiri-sendiri hingga kita tidak perlu membuang botol plastik. Kulihat waktu
menunjukkan pukul 08.05 waktu kita sampai sini.
15 menit
kemudian pasukan diberangkatkan kembali. Patwal yang mengawal kita bertugas
'membuka jalan' ketika melewati pasar Mangkang, sehingga kita tidak terputus.
Alhamdulillah
semua berjalan lancar, hingga semua peserta mencapai garis finish, di pabrik
Roda Maju Bahagia, KIK, sekitar pukul 09.30.
Panitia
menyediakan sarapan berupa nasi pecel, bakso Malang, dan mie kopyok. Es sirsat
dipilih untuk dessert. Enak enak semua pokoknya.
Oh ya lupa,
sebagai ganti Dr. Hon yang tidak bisa datang, panitia mengundang Nugie, sang
musisi yang terkenal juga sebagai pesepeda. Nugie didampingi oleh sang
keponakan, Anit. Keduanya ikut bersepeda sejauh kurleb 20,5 kilometer lho.
Bahkan mereka di-endorse oleh Pak Hendra, menaiki sepeda dahon.ion baru gress.
Selain mereka berdua, Om Poetoet dan Nte Ria juga naik sepeda dahon.ion lhooo.
Kehadiran Nugie yang tidak diumumkan sebelumnya menjadi a surprising gift buat
para pesepeda yang ikut. Sesampai pabrik RMB, Nugie pun dikerubuti para
pesepeda yang ingin mengajak foto bareng. :)
Selain itu,
sebagai ganti Dr. Hon yang tidak bisa datang, panitia mengadakan video call
dengan Dr. Hon yang langsung dishare ke semua peserta. Dr. Hon yang masih tetap
nampak sehat dan awet muda di usianya yang ke-80 nampak sangat antusias
berbicara di telpon. Dr. Hon terlihat sangat bahagia melihat para dahoners yang
berkumpul di satu lokasi, dan antusias memamerkan rumah/pabriknya di Cina
bagaimana dia begitu mencintai sepeda-sepeda yang dia produksi.
|
aku dapat door prize! yuhuuuu |
Selain video
call dengan Dr. Hon, panitia menyediakan sesi tanya jawab dengan Mr. Chang yang
mewakili Dr. Hon. (untuk sesi ini, mungkin akan kutulis di postingan
tersendiri, jika ga malas. Hihihi …) Bagaimana dengan door prizes? Oh jelaaaaas
… ada banyak door prizes dibagi-bagikan dalam event ini. Door prize utama
berupa sepeda dahon.ion full bike, alhamdulillahnya merupakan rezeki tak terdua
Dimas Adhi Luhung, satu member komselis yang hobinya mencari jodoh. Hihihi …
|
Dimas (bawah, tengah) dengan door prize-nya |
Last but not
least, nte Shinta sang presiden ID-Dahon bilang akan ada gathering dahoners
berikutnya lhooo. Entah akan diselenggarakan di kota mana. Eh, who knows akan
bisa mendatangkan Dr. Hon yaaa?
(aku? Ah,
aku tetap istiqomah datang ke jamselinas sajaaa, hihihi … lha piye? Aku ga
punya sepeda dahon jeee. Kecuali kalau diselenggarakan di Semarang/Kendal lagi,
dan Komselis menjadi panitia lagiiiii. Hohoho …)
Panitia
menyediakan 2 buah bus untuk mengangkut peserta untuk kembali ke pusat kota
Semarang. Aku dan Ranz? Seperti biasa, kita lanjut gowes lagiii.
Alhamdulillaaah tetap diberi kesehatan dan semangat yang tak padam. Uhukkk …
LG 14.29
11-February-2020