Pandemi covid 19 benar-benar memisahkan aku dan Ranz secara fisik, (lebay yaaa) meski tentu dengan mudah kita tetap bisa berkomunikasi lewat WA. Kekhawatiran bahwa akan sulit untuk keluar kota, atau memasuki kota yang bukan terdaftar sebagai kota tempat tinggal kita membuat kita tidak berusaha untuk saling mengunjungi; selain tentu kekhawatiran jika di tengah jalan kita akan berpapasan dengan OTG covid 19 dan malah tertular.
Dan out of the blue di hari Sabtu 4 Juli 2020 aku harus ke Solo, karena sesuatu hal.
Sekitar pukul 08.45 aku sampai di pool travel Xtrans yang terletak di Jl. Menteri Supeno. Dengan mudah aku membeli tiket untuk berangkat ke Solo jam 09.00. dan mobil yang kunaiki meninggalkan pool jam 08.58. Mobil yang kita naiki ini sampai di pasar oleh-oleh Jongke pukul 10.35! (cepat ya, karena mobil lewat jalan tol.) dari sini, aku mengayuh pedal Austin kurang dari 500 meter. Oh ya, jelas aku mengajak Austin dong, karena lebih nyaman naik sepeda. Dari rumah ke pool, naik travel Xtrans, sepeda gratis, tidak dikenai biaya bagasi, dan setelah turun dari mobil, aku bisa melanjutkan perjalanan ke rumah Ranz naik sepeda lagi.
Apa kemudahan aku pergi keluar kota ini karena pemerintah telah menyatakan kesiapan menyambut "new normal"? Xtrans pun tidak ribet menanyakan surat negatif covid 19 karena tentu Xtrans telah mengalami dampak covid 19 selama beberapa bulan.
Sesampai rumah Ranz, tidak lama kemudian dia pulang dari kantornya. Setelah Ranz ganti baju, dia langsung mengajakku keluar untuk makan malam. Tanpa pikir panjang aku langsung memilih menu selat Solo. Aku memilih warung selat yang tak jauh dari rumahnya Ranz, ga sampai harus ke warung selat Mbak Lies yang terletak di Serengan. Aku ga lama di Solo, entar kalau kuajak maksi ke tempat yang agak jauh, Ranz komplain. Kaliiii. :D
Menurut pengamatanku sekilas, suasana kota Solo -- jalan-jalan yang kulewati -- tidak seramai jalan-jalan yang kadang kulewati di Semarang ketika bersepeda. Apa karena ini hari Sabtu ya? Biasanya sih hari Sabtu tidak seramai hari Minggu. Tapi karena kota Solo tidak termasuk daftar zona merah di Jawa Tengah -- menurut catatan pak Ganjar -- mungkin memang benar, penduduk kota Solo tidak sendableg penduduk Semarang. :D meski seorang kawan di medsos yang tinggal di daerah Kerten komplain orang-orang naik sepeda dengan memenuhi badan jalan sehingga menyusahkan pengguna jalan yang lain.
Setelah selesai melakukan urusanku di Solo, sorenya aku langsung balik ke Semarang. Sebenarnya Ranz ngiming-ngimingi jajan di 'angkringan' Pak Basuki -- yang di lidahku teh nasgitelnya juara! -- malam itu, tapi apa boleh buat, di hari Minggu pagi aku sudah telanjur janji COD dengan beberapa kawan yang akan membeli bike tab b2w edisi 15 tahun B2W Indonesia. Aku harus balik ke Semarang. Mana Angie nampak keberatan aku dolan keluar kota. Ealaaaah nduk … kan sudah lamaaa Emakmu ini ga keluar kota toh. Hadeeeh.
Next time, mari dolan lagi! :D
PT56 20.01 05-Juli-2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.