Setelah
di awal bulan Desember, aku dan Ranz "berani" bersepeda (lagi) ke
kota sebelah, -- bahkan aku berani berenang di tempat umum -- alhamdulillah
weekend terakhir bulan Desember 2021 kami berdua berkesempatan dolan lagi,
meski 'hanya' ke Jogja. :D
Aku berangkat
ke Solo hari Kamis 23 Desember 2021, seperti biasa naik travel. Kali ini, aku
serasa menyewa satu mobil untuk sendiri karena aku adalah satu-satunya
penumpang. :D Sesampai pool Solo di Jalan Slamet Riyadi, aku 'menjemput' Ranz
ke tempat kerjanya, sambil maksi, satu porsi tahu acar dan es dawet gempol
pleret kupilih.
Usai
makan, kami berdua pulang ke rumah. Sekitar pukul 13.00, Ranz mengantarku ke
mbak Rina, terapis langganan keluarga Ranz: kaki kananku sedang cedera, butuh
diurut. Pulang dari sana, kami balik ke rumah Ranz lagi. Sorenya aku masih
harus menguji kelas ET 11.
Selepas
maghrib hujan deras mulai turun. Dan hujan ini sama sekali tidak berkurang
hingga pukul 22.00 hingga aku tidak bisa meminta Ranz menemaniku menikmati the
nasgitel Pak Basuki. :( biasanya kalau hujan, aku akan mengajak Ranz jalan kaki
sambil membawa payung. Kali ini karena kaki kananku masih cedera, aku ga tahan
jalan kaki lebih dari 1 km. hiksss …
Jumat 24
Desember 2021
Pagi ini
Solo sejuk. Mungkin karena itu, Ranz rada malas memulai ritual paginya agak
gasik, lol. Kalau Ranz belum memulai, aku pun terus berbaring di kamarnya, lol.
Waktu menunjukkan pukul 07.05 saat aku mulai menyalakan strava, mulai
meninggalkan Jongke menuju Gentan, Gatak dst.
Kami
berdua sarapan timlo Solo di satu warung sederhana yang terletak tak jauh dari
SMP N 1 Gatak; ini kali ketiga kami sarapan disini. Porsi timlonya lumayan
besar, sangat mengenyangkan perut meski tanpa nasi. Setelah sarapan, kami
melanjutkan perjalanan menuju Klaten. Sempat istirahat di satu pom bensin
karena aku kebelet pipis, dan mampir satu minimarket untuk beli air mineral.
Oh ya,
meski kaki kananku cedera, aku masih bisa bebas mengayuh pedal, tapi kalau
jalan kaki, rada susah. :(
Seperti
yang sudah-sudah, kami berdua kembali mampir jajan es dawet Ngudi Rasa, di
kawasan Kalasan. Biasanya antrinya gila-gilaan, entah kali ini tidak banyak
orang lewat yang mampir jajan disini. Sebagai kastemer sih, aku malah senang,
ga perlu ngantri lama, dan ga perlu rebutan tempat duduk. :)
Setelah
jajan es dawet (dan tahu petis) kami melanjutkan perjalanan. Cuaca lebih sering
panas meski kadang mendung juga. Saat mulai memasuki Jogja mendung sempat
terlihat cukup tebal, sudah harus siap-siap kehujanan nih. Namun, sekian
kilometer kemudian ternyata mendungnya pergi. Kami terus kepanasan sampai masuk
Jl. Colombo.
As usual,
aku mampir foto di 'bunderan' UGM. Nah, setelah foto-foto disini, mendadak
mendung terlihat begitu gelap di Timur, Selatan dan Barat. Tanpa perlu merasa
mampir-mampir lagi, aku dan Ranz langsung menuju Jakal km 5,5. kali ini Ranz
'memanjakanku' dengan menginap di The Cabin Apartment, a.k.a Pulang ke Uttara.
Yeay. Setelah kami check in, hujan
turun.
Tak lama
kemudian, mungkin sekitar 15 menit kemudian, Angie menyusulku. Dia naik motor
dari Semarang, bareng Fitri. Angie sudah sampai, Fitri ternyata tersesat ke
arah Jakal km 7! Sekitar 20 menit kemudian baru Fitri sampai.
kamar yang kuinapi di lantai 9 |
Oh ya,
setelah check in, hujan turun dengan lebat, bahkan ada petir yang menyambar
trafo di depan hotel yang menyebabkan listrik mati. AC dalam kamar mati, masih
untung lampu masih menyala.
Setelah
Fitri datang, kami berempat makan di satu rumah makan HW yang terletak tak jauh
dari apartment. Malamnya, kami berempat ngopi di Café Maraville.
To be
continued.
kelanjutan kisah bisa dibaca disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.