19 Juni 2022
'keberhasilan' ngikut event ultah Seli Solo yang ke-12 membuatku tergerak untuk berani bersepeda 'keluar kota' sendirian lagi. (FYI, sejak aku cedera kaki akhir Desember 2021, terapis yang menangani tidak membolehkanku bersepeda. Sebagai ganti, aku disarankan untuk berenang. Dia sempat heran waktu dengar aku cerita di tahun 2021, aku sama sekali tidak pernah absen berolahraga selama 365 hari, mostly sepedaan, kadang jalan kaki.) karena itu, sekitar dua bulan, blas aku tidak keluar sepedaan. Ketika mulai sepedaan lagi, paling hanya ke pasar krempyeng dekat rumah, hanya sekitar 3-4 kilometer, ini pun sudah plus muter. Tapi, aku berani sepedaan Solo - Jogja di bulan Mei karena ada Ranz yang menemani, hihihi. Kalau ada trouble on the way kan ada Ranz.
Nah, seminggu setelah ngikut event ultah Seli Solo, (Ranz tidak mendampingiku setelah sampai check point 1 hingga Bale Rantjah), I tried my luck to bike to Demak. Kebetulan waktu itu aku juga merasa kakiku lumayan mendukung. :)
Aku berangkat dari rumah sekitar pukul 05.30, tanpa ada persiapan apa pun. Bangun tidur, pipis, ganti baju, langsung keluar rumah. Sempet mempertimbangkan mau naik Austin atau Cleopatra, akhirnya aku memilih ditemani Austin. Entah mengapa. Hahahah …
Rasanya rada ngoyo sih awal-awal. Rasanya Austin kok lelet banget yak. Hihihi … tapi, aku mikir, aku tergantung mood saja deh. Jika sesampai Kaligawe moodku ngepit ke Demak pupus, ya sudah entar belok ke Jalan Wolter Monginsidi saja. :)
Ternyata aku 'lulus' dari godaan rasa malas, wkwkwkwk … sesampai pertigaan Genuk itu, aku memilih mengayuh pedal Austin untuk lanjut menuju Demak. Selepas kawasan Sayung, menuju daerah Karang Tengah, aku melihat kemacetan di jalur yang menuju Semarang. Gile, ini masih pagi, tapi kok sudah macet seperti itu ya? Nampaknya pembangunan jalan tol yang sedang dilakukan membuat titik-titik kemacetan di tempat-tempat tertentu.
Aku tidak berniat untuk 'memaksa diri' untuk grand fondo (terakhir grand fondo Mei 2021, aku belok ke arah Karangawen kemudian tembus sampai pertigaan Gubug), kakiku masih harus kueman soalnya, lol, so, aku memantapkan hati dalam perjalanan balik ke Semarang aku akan 'bergabung' dengan kendaraan-kendaraan berbadan besar yang harus merayap.
Sekitar pukul 07.30 aku sampai Simpang Enam. Situasi ramai seperti sebelum pandemi. Well, aku sudah mengantisipasinya sih. Setelah memotret Austin di depan Masjid Agung Demak, aku langsung menuju tempat biasa aku dkk sarapan soto ayam jika lewat Demak.
Perasaan aku ga nongkrong lama di warung soto ayam 'langganan' itu, tapi ternyata ketika ngecek jam berapa setelah aku selesai sarapan, waktu menunjukkan pukul pukul 08.40. lama juga. Hihihi …
As predicted, memasuki kawasan Karang Tengah, aku langsung 'bergabung' dengan deretan kendaraan-kendaraan berbadan besar yang melaju lambat sekali. Alhamdulillah meski tidak bisa mengayuh pedal Austin dengan leluasa, aku ga sampai harus berhenti tanpa bisa melaju sama sekali sampai bermenit-menit.
Sekitar pukul 11.00 aku sudah sampai rumah. Alhamdulillah.
Kapan-kapan diulangi lagi ah. Siapa tahu mendadak aku tergoda grandfondo. Hihihi …
PT56 14.14 8 Juli 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.