Austin di pinggir pantai Serangan, Bali |
"Tiap orang ada masanya. Tiap masa ada orangnya."
(ini khusus kutulis untuk menjawab pertanyaan orang-orang, "kok sekarang ga pernah (mengunggah foto) sepedaan lagi?")
Ini adalah Austin, yang di bulan September 2024 ini menginjak usia ke-13 dalam kepemilikanku. Aku membelinya di awal September tahun 2011. Pertama kali aku ajak keluar kota bersepeda di Jogja - Solo - Semarang di tahun 2012 dalam rangka mengikuti event JOGLO ATTACK yang diselenggarakan oleh kawan-kawan Jogja Foldingbike (saat di Jogja) dan kawan-kawan Seli Solo Raya (saat di Solo). Sedangkan dalam perjalanan Solo - Semarang, Austin dinaiki Ranz, aku naik Cleopatra yang masih terhitung kinyis-kinyis tahun itu.
Meskipun begitu, Austin secara resmi kunubuatkan sebagai sepeda menemaniku bikepacking antar kota antar propinsi (plus antar pulau di tahun 2015 saat bikepacking ke Bali + Lombok) mulai bulan Maret 2013, saat aku dan Ranz menapaki jalan propinsi dari Solo ke Purwokerto.
Sejak saat itu, lumayan banyak lah orang-orang yang mengatakan padaku bahwa perjalananku bersepeda menginspirasi mereka, entah untuk bike to work maupun bikepacking antar kota / antar propinsi / antar pulau. Bahwa kisah-kisah yang kutulis di blog memberi mereka ide untuk bersepeda kemana dengan komunitasnya. Apakah aku sengaja 'menginspirasi' mereka? Tentu saja TIDAK. Aku ngeblog sejak tahun 2005. Aku menulis kisah-kisah itu untuk pengingat diri sendiri.
Awal tahun 2016 sempat ada sekelompok orang yang nampaknya iri dengan ke-exist-anku di dunia sepeda ini, hingga keluar pernyataan, "Si tante itu tidak mau pudar bintangnya." lol. Ahaaaay … belum masanya kawan!
Pandemi covid 19 ternyata menandai surutnya hasratku 'pamer' sepedaan di media sosial ini. Namun blog tempat aku menulis kisah sepedaanku masih cukup ramai dikunjungi orang, mungkin orang-orang yang mencari ide mau sepedaan kemana di kota Semarang yang terkenal memiliki daerah bawah dan daerah atas ini.
Meskipun begitu, dari sekian 'banyak' kisah bikepacking yang kujalani bersama Ranz, satu hal yang tetap akan membuatku bangga pada diri sendiri sebagai seorang 'bike-to-worker' adalah tetap konsisten bersepeda ke tempat beraktifitas: ke kantor, ke pasar, ke toko buku, dll. Karena dengan menjadi seorang 'bike-to-worker' aku selalu merasa ikut peduli pada lingkungan dengan mengurangi penggunaan BBM. Sebagai seseorang yang merasa 'cukup kenyang' memiliki pengalaman bersepeda, saya merasa sudah saatnya saya tidak perlu pamer di media sosial seperti facebook.
Sudah saatnya orang-orang yang merasa terinspirasi dari kisahku sepedaan gantian menginspirasi orang-orang lain. SEMANGAATTT!
PT56 12.52 03/09/2024
otw dari Ubud ke Pantai Sanur, Juli 2015 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.