Setelah berhasil mengumpulkan beberapa koordinator wilayah
b2w Jateng dan DIY pada tahun 2011 di Jogja, tahun ini b2w Indonesia mengadakan
gathering lagi. Kali ini yang ‘ketiban sampur’ sebagai tuan rumah adalah
komunitas b2w Jepara yang katanya usianya masih sangat muda. Meskipun masih
sangat muda usia, penyambutannya sungguh luar biasa.
Sebagai wakil dari Komunitas b2w korwil Semarang, aku memang
berniat untuk berangkat bareng Ranz yang meski berdomisili di Solo namun lebih
sering terlibat beraktifitas di kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di
Semarang. Tentu saja kita berniat berangkat bersama naik sepeda. Wakil dari b2w
korwil Semarang yang lain – Pak Budi Tjahjanto alias pak BudCam – berinisiatif
berangkat sendiri; sedangkan empat wakil yang lain – Darmawan yang menggunakan
nama udara ‘Boil Lebon’, Nasir, Riu, dan Triyono yang didapuk sebagai ketua
korwil Semarang – berangkat bersama.
Sabtu
16 Juni 2012
Ada yang aneh di diri Ranz ketika tiba-tiba dia bilang ke
aku dia males membawa kamera. Dan karena dia sendiri ga tahu apa yang terjadi
kepadanya maka kukatakan dia ‘kesambet’ yang nungguin Candi Ngempon yang
terletak di kawasan Ungaran, ketika dia mampir kesana pada hari Jumat 15 Juni
2012 dalam perjalanannya gowes Solo – Semarang naik Shaun, sepeda dahon da
bike-nya.
Kita meninggalkan kos Ranz yang berlokasi tak jauh dari
Tugumuda sekitar pukul 06.30. Perjalanan lancar dan tak banyak foto sebagai
saksi kita gowes. L Menuju
Demak kita bertemu dengan dua pesepeda yang mengaku dari Jogja berangkat jam 9
malam Jumat. Setelah mampir di sebuah mini market yang terletak tak jauh dari
alun-alun Demak, mereka berdua mampir ke masjid agung Demak untuk beristirahat.
Sempat bercakap-cakap sedikit ketika gowes, mereka mengatakan bahwa mereka
gowes menuju Surabaya dalam rangka mengisi libur sekolah. Selain dua pesepeda
yang nampaknya masih berusia belasan tahun ini, kita juga berpapasan dengan dua
pesepeda lain. Sayangnya kita ga sempat saling sapa sehingga aku tidak tahu
mereka dari mana dan akan kemana. Namun berbeda dengan dua pesepeda sebelumnya
yang membawa tas ransel di punggung – pertanda mereka dalam perjalanan jauh –
dua pesepeda yang ini tidak terlihat membawa barang apa pun. Satu dari mereka
masih kanak-kanak, mungkin masih duduk di bangku SD atau SMP. Ketika aku dan
Ranz berhenti sejenak mengambil foto (pake hp) di gerbang selamat datang di
kota jepara, mereka berdua lewat. Wah ... ga nyangka ternyata mereka gowes
lumayan jauh juga, paling tidak dari Demak ke Jepara.
Dalam perjalanan Semarang – Pantai Kartini Jepara, kita
berhenti dua kali. Yang pertama di mini market tempat kita bertemu empat
pesepeda lain. Kita perlu membeli air mineral dan sedikit cemilan untuk
perjalanan. Yang kedua kita berhenti di seorang pedagang bakso untuk mengisi
perut.
|
di gapura selamat datang di kota Jepara |
Aku dan Ranz sampai di Hotel Samodra yang terletak di
kawasan Pantai Kartini sekitar pukul 12.00, sebuah hotel yang baru di-launched
karena seingatku ketika setahun lalu menjelang menyeberang ke Pulau Karimun
Jawa, hotel ini belum ada. Hanya ada sebuah guest house yang menjadi ‘rebutan’
para penumpang Ferry Muria, menjelang keberangkatan ke KJ maupun pulang dari
sana. Setelah mendaftarkan diri di buku tamu, aku dan Ranz masing-masing mendapatkan
sebuah jersey berwarna merah putih, yang diserahkan oleh penerima tamu, Da
Ningrum dan David, sembari menunggu para peserta dari kota-kota lain, aku dan
Ranz sempat muter kawasan Pantai Kartini sejenak mencari es kelapa muda. Sekaligus
bernostalgia. Kita gowes ke Pantai Kartini dua kali di tahun 2011. Yang pertama
tanggal 29 Mei, bersama-sama rekan goweser yang tergabung dalam Komunitas b2w
Semarang dan Komselis (yang merupakan salah satu divisi Komunitas b2w
Semarang), pertama kali berkenalan dengan Om Andang, dkk. Yang kedua hanya aku
dan Ranz pada tanggal 2 Juli sebelum menyeberang ke Pulau KJ keesokan harinya,
tanggal 3 Juli.
Kita kembali ke Hotel Samodra setelah Om Andang sms Ranz
memberitahu kita bahwa makan siang telah tersedia di lobby hotel. Ikan gembung
dan cumi yang disajikan di atas meja ‘buffet’ menunjukkan bahwa kita berada di
Jepara. :)
Untuk laporan sarasehan yang lengkap bisa di-klik di link ini. J:)
Da Ningrum sebagai salah satu panitia menyediakan kamar
nomor 2 untuk kutempati bersama Ranz, Dian Sasmita (Solo), dan Cipluk (Kudus).
Sedangkan kamar nomor 3 ditempati oleh Da dan Ecy, seorang penyiar radio
Jepara. Namun ternyata Ecy pulang, tidak jadi menginap di hotel sehingga Cipluk
pun pindah ke kamar nomor 3 menemani Da.
Sepulang dari pendopo Kabupaten Jepara lebih dari jam 22.15,
beberapa teman menikmati lezatnya kerang di depan patung kura-kura raksasa,
akan tetapi aku lebih memilih tidur, menikmati empuknya spring bed dan
dinginnya AC di kamar nomor 2. J
sayangnya di tengah malam, AC dimatikan oleh seseorang, sehingga hawa dalam
kamar pun terasa panas, plus lampu tetap nyala. Sempurnalah hingga aku tak bisa
tidur nyenyak. Hikss ...
Minggu
17 Juni 2012
Bangun pagi di hari libur tetap terasa berat. :-D Jika
ketika kita camping di kawasan Candi Prambanan 18 Mei lalu, ada seseorang yang
nampaknya ditugasi membangunkan para peserta pukul lima pagi, dengan cara
‘nyamperin’ tenda-tenda dan berteriak “ayo bangun-bangun, sudah jam lima pagi!”
maka mau tidak mau aku langsung bangun dan ‘menyeret’ Ranz untuk mandi bareng
di toilet, di hotel Samodra, Om Andang (atau suara orang lain ya? Aku ga yakin
suara siapa. :-P) baru ‘woro-woro di lorong hotel sekitar pukul 05.40.
“Banguuunn ... banguuunnn sudah pukul 05.40. kita harus sudah sampai di pendopo
jam 06.00 pagi.” Walhasil terlambatlah aku dkk untuk menikmati sarapan terlebih
dahulu. :-D Da dan Cipluk kemudian berinisiatif untuk membawa beberapa bungkus
nasi dengan lauk ikan asin yang nikmat untuk dimakan di pendopo Kabupaten.
Aku dan Ranz sempat menikmati sarapan beberapa suap di
pendopo, namun yang lain belum sempat, karena ‘pasukan’ fun biker telah siap
diberangkatkan. Bapak Bupati sudah siap di tempat sejak pukul enam pagi. NAH
LO. Untunglah, Riu dengan baik hati menawarkan membawakan nasi bungkus itu
dalam tas panier-nya selama perjalanan gowes kurang lebih 30 kilometer.
|
di gapura selamat datang di Pantai Bandengan |
Catatan selama gowes wisata. Seperti yang diakui sendiri
oleh Mas Hendy – pelatih Da menjelang keikutsertaannya dalam tour srikandi 2012
– ‘kebiasaan’ buruk para pesepeda di Jepara jika sedang mengadakan gowes
bareng, akan sangat sulit menjaga kesatuan agar seluruh goweser tetap menjadi
satu bagian. Masih sering terjadi ‘gap’ antara kelompok yang paling depan
dengan kelompok yang berada di belakangnya. Dan ‘gap’ ini bisa jadi terpisah
berpuluh kilometer dari satu kelompok yang di depan dan kelompok di
belakangnya. Kondisi ini diperparah dengan tidak disediakannya marshal di
tikungan-tikungan sehingga terjadilah beberapa pesepeda tersesat, seperti yang
terjadi kepada Mas Nasir dan Mas Triyono – anggota b2w Semarang. Selain tidak
adanya marshal untuk memberitahu kita belok kemana ketika bertemu tikungan,
banyaknya masyarakat Jepara yang gowes di hari Minggu pagi membuat para peserta
yang dari luar Jepara tidak bisa mengenali siapa yang menjadi panitia, siapa
yang ikut event, siapa yang orang ‘luar’ yang bersepeda di jalan-jalan yang
kebetulan kita lewati. Sebenarnya panitia telah menyediakan jersey berwarna
merah putih untuk dipakai bersama, agar bisa saling mengenali, namun panitia
lupa memberitahu peserta bahwa jersey tersebut HARUS dikenakan pada event
tersebut. Plus, ada juga panitia yang tidak mengenakan jersey berwarna merah
putih itu.
Seingatku, ketika meninggalkan pendopo Kabupaten, banyak
sekali pesepeda yang ikut, namun sesampai di Pantai Bandengan mengapa banyak
yang ga kelihatan ya? Dari pintu gerbang stadion Gelora Bumi Kartini sebenarnya
ada jalan pintas yang sangat dekat langsung menuju Pantai Bandengan, namun kita
diajak muter ke sentra patung Mulyoharjo. Dari sana, kita dipilihkan trek
tanjakan Kuwasen yang asik punya.
Secara pribadi, aku suka trek pilihan panitia, trek lengkap
yang berupa dataran, tanjakan, dan turunan. Namun gowes bareng ini kurang
terkesan sebagai ‘gowes wisata’ karena keterbatasan waktu yang diberikan untuk
menikmati pemandangan. Misal ketika sampai di Teluk Awur, Om Andang mengatakan
kita boleh foto-foto selama kurang lebih 10 menit. Namun belum ada 10 menit,
oleh seorang panitia lain, kita sudah diburu-buru untuk segera melanjutkan
perjalanan untuk mengejar ketertinggalan dari kelompok yang berada di depan.
Plus, Ranz tidak membawa kamera! Perfecto! Wuaahhh ... ga banyak foto yang bisa
disajikan untuk menemani tulisan ini. Wew.
Setelah masuk gerbang Pantai Bandengan, seorang panitia
mengatakan kita boleh berlama-lama menikmati indahnya pemandangan pantai dan
bermain pasir putihnya karena toh Pantai Bandengan adalah destinasi terakhir
gowes kita. Namun ternyata baru saja aku, Ranz dan Cipluk sampai ke tempat para
peserta yang lain foto-foto, kita ikut berfoto-foto sejenak, ga lama kemudian
kita sudah diajakin kembali ke Pantai Kartini. Hadeeehhh ...
Kembali ke Hotel Samodra, menu ‘brunch’ yang lezat telah
menunggu: nasi, cap cay, gimbal udang, ayam goreng, dan kerupuk. Lho, ikan
bakar srepehnya mana yak?
Acara ditutup dengan penyampaian kesan dan pesan peserta
dari masing-masing korwil.
Dengan berat hati aku dan Ranz meninggalkan Hotel Samodra
pukul 12.45. Hihihihi ... Namun apa boleh buat? Aku harus segera kembali ke
Semarang. Seperti berangkat, kita pulang tetap dengan gowes berdua saja karena
lebih fleksibel dengan kecepatan kayuh seberapa, ingin mampir ke penjual es
kelapa muda yang mana, atau mampir ke mini market untuk membeli es krim, dll. Kalau
bareng teman-teman lain dari Jogja, Ungaran, dan Pemalang, aku dan Ranz
khawatir jika mereka harus menyesuaikan diri dengan kita berdua yang gowes
santai.
Perjalanan pulang lancar, kita sempat mampir di sebuah pom
bensin di pertigaan Demak, Kudus, Welahan, untuk shalat ashar, kemudian mampir di
sebuah warung yang berjualan sate kambing di Pasar Bintaro Demak karena Ranz
nyidam makan sate. :-P Masuk Semarang, kurang lebih pukul 18.30 kita mampir ke
RM Istana Mie di Jalan Depok untuk membeli es kelapa muda dan es teh. Kita ga
makan karena tidak merasa lapar.
Setelah mengantar Ranz pulang ke kosnya, aku pulang ke PT56
pukul 21.00.
Sampai bertemu di event gowes selanjutnya, bersama Nana dan
Ranz! :)
PT56 14.14 200612