Bagi pecinta
tantangan bersepeda dari satu kota ke kota lain (alias bikepacking) event libur
lebaran menawarkan satu sensasi yang lain : gowes mudik! Gowes mudik jelas
menantang sekaligus mengasyikkan, sekaligus sakral mengingat di ‘akhir’ bikepacking
adalah kota kelahiran kita dimana kita akan bertemu dengan orangtua atau
anggota keluarga lain yang sudah sekian lama tidak kita temui karena kesibukan
bekerja sehari-hari.
Yang pasti adalah
anti macet jika kita memutuskan untuk gowes mudik ini. Kita bisa melipir di
pinggir-pinggir jalan ketika jalanan penuh dengan kendaraan bermotor. Selain
itu tidak perlu khawatir bakal kehabisan tiket kereta, bus, maupun pesawat. J Gowes pun semakin nyaman dengan semakin
banyak penyedia barang maupun jasa yang melihat peluang mendapatkan keuntungan
dari tradisi mudik ini agar para pemudik semakin nyaman dalam perjalanannya.
- Pom Bensin
Pom
bensin yang tersedia sekarang ini sudah menawarkan barang maupun jasa yang
lebih banyak dibandingkan pom bensin sekitar satu dekade yang lalu. Jika dulu
orang pergi ke pom bensin hanya untuk membeli bahan bakar minyak, sekarang
banyak pom bensin yang juga menawarkan toilet maupun kamar mandi yang cukup
bersih maupun musholla.
Dengan hanya membayar beberapa ribu rupiah, kita bisa
sewaktu-waktu mampir ke satu pom bensin ketika kita perlu membuang hajat maupun
ketika waktu shalat telah datang.
Selain
itu, banyak juga pom bensin yang juga dilengkapi dengan mini market untuk
memenuhi kebutuhan para konsumen yang mampir. Bahkan di era globalisasi
sekarang ini, juga ada pom bensin yang memberikan fasilitas free hotspot area!
rest area di kawasan Lasem |
Di
musim mudik atau balik, pom bensin tersebut juga banyak yang melengkapi diri
dengan menyediakan ‘rest area’ yang lebih nyaman ketimbang hanya musholla yang
kadang disambangi orang untuk beristirahat karena kelelahan dalam perjalanan.
Pom
bensin adalah sahabat para goweser – maupun turis lain yang mengendarai
kendaraan bermotor – dalam perjalanan jauh.
2. Kantor Polisi
Di
masa mudik/balik, kantor polisi pun menjadi tempat para ‘traveller’ mampir
untuk bertanya arah yang tepat menuju kota yang kita tuju. Selain itu, beberapa
kantor polisi pun ‘disulap’ menjadi rest area. Tidak ada tempat yang lebih aman
untuk beristirahat dari pada kantor polisi, plus gratis!
3. Masjid / vihara / tempat ibadah lain
Bagi
yang belum pernah melakukan perjalanan jauh, jangan abaikan tempat ibadah ini.
Masjid dll itu tidak hanya bisa disinggahi untuk melakukan ibadah, namun juga
kita bisa beristirahat sejenak sebelum tubuh kita fit kembali untuk melanjutkan
perjalanan lagi.
4. Rest area
Melihat
kemungkinan mendapatkan untung, banyak produsen makanan maupun minuman yang
dengan sengaja menyediakan tenda-tenda di tempat-tempat strategis sehingga para
‘traveller’ bisa mampir untuk beristirahat, sekaligus ... belanja barang yang
mereka jual!
rest area jelang masuk Tuban |
tenda istirahat di sebuah pabrik kacang Pati |
Jika
kita beruntung, kadang kita bisa menemukan rest area yang menawarkan takjil
untuk berbuka maupun makan ala kadarnya untuk sahur, terutama kalau kita sampai
di rest area tersebut pada saat berbuka maupun sahur. Tentu saja gratis.
Pantai Gedong Berseri Caruban |
Kelebihan gowes adalah bahwa kita akan
lebih awas melihat kemungkinan mendapati tempat-tempat wisata yang belum
dikenal umum. Tahun lalu waktu bikepacking Semarang – Tuban beberapa hari
setelah Lebaran, aku dan Ranz secara tidak sengaja menemukan Pantai Gedong
Berseri Caruban yang terletak di perbatasan Rembang – Lasem, sekitar 7
kilometer dari Museum RA Kartini ke arah Timur. Pantai berpasir abu-abu terang
ini sangat bersih dan masih ‘perawan’ karena nampak masih belum banyak terjamah
pengunjung maupun penjual makanan + minuman, apalagi cenderamata. Pantai ini
terletak sekitar 4 kilometer dari jalan raya Rembang – Lasem. Karena terletak
di pesisir utara Pulau Jawa, pantai ini tidak memiliki ombak yang tinggi.
altar Kelenteng Gie Yong Bio |
Selain mampir ke Pantai Gedong Berseri,
kita juga mampir ke Pantai Dampo Awang Rembang, Museum RA Kartini Rembang,
Kelenteng Tjoe An Kiong dan Gie Yong Bio di Lasem yang konon merupakan
kelenteng tertua di Pulau Jawa. Sebagai kota yang juga dikenal sebagai “Le
Petit Chinois” alias Tiongkok Kecil, Lasem memiliki gedung-gedung yang nampak
bangunannya terpengaruh oleh budaya China, juga pintu-pintu masuk ke
ruamh-rumah penduduk.
Kelenteng Kwan Sing Bio |
pantai di seberang Terminal Baru Tuban |
Di Tuban kita mampir ke pantai yang
terletak di seberang terminal bus yang baru. Selain itu juga ke Kelenteng Kwan
Sing Bio yang diakui sebagai kelenteng terbesar se Asia Tenggara dan memiliki
kekhasan patung kepiting di atas gerbang masuk dan bukannya naga seperti
kebanyakan kelenteng lain. Selain itu, Kelenteng ini juga dipercaya sebagai
satu-satunya kelenteng yang langsung menghadap laut lepas. Di hari terakhir
sebelum mengakhiri petualangan gowes mudik, kita mampir ke Goa Akbar Tuban yang
terletak di atas sebuah pasar, di pusat kota Tuban. Tuban memang terkenal
dengan julukannya “kota seribu goa’. Seperti namanya, goa ini berukuran akbar
alias besar, dan lapang, juga memiliki lorong-lorong yang panjang. Di bawah goa
ada beberapa sumber air yang memancar dengan deras sehingga dibuat kran agar
bisa diatur aliran air itu.
Goa Akbar |
Goa Akbar |
Pastikan bahwa gowes mudik/balik anda aman,
nyaman, dan menyenangkan, sembari menikmati keindahan tanah air kita.
IB 20.35 23/07/13
mantab sist
BalasHapusthank you bro :)
Hapus