Menengok Jejak-jejak Pithecanthropus Erectus
di Sangiran
Nampaknya ada satu hal lagi yang merekatkan aku dengan Ranz -- selain sepeda -- yakni ketertarikan yang besar akan peninggalan masa lalu. Setelah pada hari Jumat - Sabtu 31 Januari - 1 Februari kita 'menjelajah' kawasan candi-candi di Prambanan dan sekitarnya, hari Minggu 2 Februari kita lanjutkan gowes ke museum yang dikenal di dunia manca sebagai pusat studi manusia purba : Museum Sangiran.
|
di kawasan CFD Jalan Slamet Riyadi |
|
mejeng di kurang lebih 18 km menuju Sangiran |
Minggu pagi itu kita sama-sama malas bangun pagi. LOL. Seperti biasa aku yang mulai meninggalkan tempat tidur untuk mandi, sekitar pukul 05.30, Ranz masih mlungker. Setelah tarik ulur -- mau gowes lagi atau molor ajah LOL -- sekitar pukul 07.00 kita meninggalkan kediaman Ranz di Jongke - Laweyan. Pagi itu matahari malu-malu menyapa meski kawasan CFD di Jalan Slamet Riyadi Solo mulai dipadati penduduk Solo. Kawasan pasar Minggu pagi di Manahan juga penuh dengan penjual dan pengunjung.
|
otw |
Permukaan jalan yang kita lewati menuju Sangiran nampak berlubang disana-sini sehingga kita harus benar-benar ekstra hati-hati. Jalan itu merupakan penghubung kota Solo dan Purwodadi sehingga traffic lumayan padat dengan kendaraan bermotor, baik besar (bus, truck) maupun kecil (mobil, sepeda motor). Ini adalah kali kedua aku dan Ranz gowes ke Sangiran. (Untuk tulisan gowes pertama ke Sangiran bisa klik tautan ini.)
|
horeee nyampeee (kurang 4 km lagi ke lokasi ding LOL) |
|
Salem yang tidak berwarna salem LOL |
|
pilar-pilar yang mengesankan |
Jarak yang 'hanya' 25 kilometer itu kita tempuh selama 2 jam. (lelet juga ya kita gowesnya? hohoho ...) Jika gowes pertama dulu aku naik Pockie (seli pockrock 20") dan Ranz naik Shaun (seli dahon da bike 16") karena aku berangkat ke Solo minus sepeda, kali ini aku naik Austin (seli downtube nova 20") dan Ranz naik Salem, sepeda federal-nya (26") yang tidak berwarna salem. LOL.
|
pintu masuk ruang pamer 1 |
|
Gregor Mendel, Charles Darwin, ring a bell to your ears? :) |
|
taring gajah purbakala |
|
'tiruan' anak-anak purba |
Sekitar pukul 09.00 kita telah sampai di pintu gerbang museum dan membeli tiket masuk Rp. 3500 dan membayar tiket parkir Rp. 1500,00 (berarti per orang merogoh kocek Rp. 5000,00) Lagi, seperti dua tahun lalu kita menghabiskan waktu 2 jam di dalam kawasan museum untuk menjelajahi tiga ruang pamer di dalam museum, sarapan yang kesiangan, dan belanja merchandise buat oleh-oleh keponakan Ranz. To our surprise, pengunjung museum sangat banyak kali ini, berbeda dengan dua tahun lalu.
|
no comment :P |
|
kerangka seorang perempuan berdarah oriental |
|
lokasi favorit buat narsis :) |
Pukul 11.00 kita meninggalkan lokasi. Di tanjakan setelah keluar dari kawasan museum, aku 'berhasil' melewatinya tanpa ttb (dua tahun lalu naik Pockie aku perlu ttb! aiiiihhhh ... LOL.) Thanks to Austin. :D Di perjalanan kita ditemani rerintik gerimis. Di sepanjang jalan, permukaan jalan basah yang menunjukkan sebelum kita lewat kawasan itu diguyur hujan yang lumayan deras. We passed at the quite right time. :)
Pukul 13.00 kita sampai rumah Ranz. Aku langsung siap-siap. (Paginya sih aku sudah packing.) Sekitar pukul 13.30 aku sudah sampai di Kerten. Kebetulan ada sebuah bus AKDP yang akan segera berangkat, aku langsung naik. Belum sampai kawasan Kartasura, hujan mengguyur kota Bengawan.
Sampai bertemu lagi di kisah gowes Nana dan Ranz yang berikutnya. Ciao! <3 p="">
GG 08.21 06/02/20143>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.