Friday May 6 2016 (Day 2)
Ada dua rencana yang terpaksa diubah hari ini. Pertama :
hang out bersama Asih seharian. Karena malam sebelumnya Asih tidak fit sehingga
tidak bisa bertemu, kupikir hari ini sebaiknya kita biarkan dia menyembuhkan
diri dulu dengan tidak mengganggunya sama sekali. Maka kita memutuskan untuk
dolan bersepeda somewhere. J Kedua
: semula Ranz mengajak bersepeda ke Curug Cipendok. Sayangnya seorang rekan
memberi signal yang kurang menyenangkan. Katanya, “Wah … tanjakan menuju Curug
Cipendok berat Mbak Nana. Mending ke Baturraden saja deh.” Entah mengapa aku
langsung ngeper. LOL. Aku mengajak Ranz gowes ke Baturraden saja. Di kawasan
Baturraden ada dua lokasi yang masih membuatku kepengen balik. (1) Pancuran
Pitu (2) Telaga Sunyi.
Karena diselimuti hawa liburan, aku dan Ranz pun malas
bangun pagi. LOL. Kita baru beranjak bangun dan antri mandi satu-satu pukul
06.00. Tyas sang tuan rumah telah menyiapkan sarapan untuk mengisi perut. Pukul
07.30 kita meninggalkan rumah Tyas. Dari Dukuh Waluh kita hanya perlu mengayuh
pedal sejauh 15 kilometer ke Baturraden. (Bandingkan jika kita ke Curug
Cipendok, kita harus bersepeda sejauh 30 kilometer. :))
Perjalanan cukup lancar, tanpa diganggu hujan. Tiga tahun lalu kita disambut hujan lebat di lokasi yang terletak kurang lebih 5 kilometer
sebelum Baturraden. Kali ini kita sempat berhenti di satu warung pecel untuk
minum es teh dan ngemil gorengan di tengah jalan.
Sesampai terminal Baturraden, kita rasakan traffic mulai
padat. Banyak bus pariwisata maupun mobil pribadi menuju pertigaan menuju
Lokawisata Baturraden maupun Wana Wisata Baturraden. Maklum, ini adalah long
weekend, tentu banyak orang memutuskan untuk berwisata, dimana Baturraden
tentunya menjadi salah satu destinasi yang cukup banyak dikunjungi.
Mendekati gerbang masuk kawasan Wana Wisata kita bertemu
rombongan Kaskus yang ternyata mengadakan kopdar besar-besaran. Banyak mobil
antri masuk ke Wana Wisata. Tanjakan yang kian curam setelah melewati terminal
membuat kita merasa perlu istirahat lagi. Di sebelah kiri gerbang, ada seorang
penjual bakso sederhana yang kata Tyas baksonya nikmat sekali. Maka kita
putuskan untuk mampir dan mencicipi bakso. Kita cukup pesan satu porsi untuk
berdua. Benar kata Tyas, bakso Pak Ndut ini enak maka tak heran jika kita
melihat banyak orang datang ke Baturraden hanya untuk ‘mbakso’ kemudian
langsung pulang. J
Melihat Wana Wisata (Pancuran Pitu ada di dalamnya) begitu
penuh pengunjung, aku pun mengajak Ranz melanjutkan perjalanan ke Telaga Sunyi.
Namanya yang romantic (LOL) telah membuatku penasaran mengunjunginya sejak tiga
tahun lalu. Maka setelah hujan mereda (hujan turun tepat ketika kita usai makan
bakso dan akan melanjutkan perjalanan hingga perjalanan kita tertunda sekian
menit.) kita pun langsung mengarahkan sepeda ke jalan yang akan membawa kita ke
Telaga Sunyi.
Dari pertigaan dimana terletak pintu gerbang Wana Wisata,
kita ke arah kanan. Petunjuk yang ada – bahwa trek berupa turunan dan tanjakan
tajam yang berkelok-kelok – sempat
membuat Ranz enggan melanjutkan perjalanan. Hujan yang barusan turun pun
membuat trek semakin terasa licin. Trek rolling tajam berkelok-kelok dan sempit
plus traffic lumayan padat pun membuat Ranz mulai ngambeg. LOL.
Untunglah meski ngambeg Ranz tetap mau melanjutkan
perjalanan. Trek yang didominasi turunan membuatnya sangat malas jika saat
kembali ke kota Purwokerto kita harus kembali ke titik mula: nanjak
berkelak-kelok dan jalan yang licin seusai hujan. LOL. (Shhhttt … Ranz naik
Shaun, seli dahon da bike 16” single speed.)
Kurang lebih 2,5 kilometer dari gerbang masuk Wana Wisata
kita sampai di Telaga Sunyi. Yeayyy … ternyata lokasinya bersebelahan dengan
kawasan “Baturraden Adventure Forest”. To our surprise, si Bapak yang jaga
loket Telaga sunyi memberi petunjuk yang menyenangkan, untuk kembali ke
Purwokerto kita tidak perlu kembali ke titik mula, kita bisa melanjutkan
perjalanan. Dari gerbang masuk Telaga Sunyi, kita cukup menapaki tanjakan satu
kali, kemudian sedikit rolling yang tidak tajam, dan … bonus turunan menanti!
Ranz pun langsung cerah ceria. Hohohoho
…
Si Bapak penjaga loket juga mengatakan bahwa kita tidak
perlu trekking jauh menuju Telaga Sunyi. Dari gerbang masuk, kita hanya perlu berjalan
sejauh 100 meter. Harga tiket masuk Rp. 10.000,00 per orang.
Hehijauan yang ada sangat menyegarkan mata yang memandang. Di
halaman parkir kulihat mobil pribadi tidak lebih dari 10 jumlahnya. Pancuran
Pitu dan Lokawisata Baturraden tentunya lebih menarik perhatian wisatawan.
Lokasi Telaga Sunyi benar-benar sunyi sesuai namanya. J Meski dari bawah aku berharap bakal bisa
sampai Telaga Sunyi, kita tidak membawa baju ganti maka kita tidak bisa
nyemplung telaga yang airnya bening dan sejuk itu. (Sejuk? Dingin kali!!! LOL.)
Sayangnya ada satu gerombolan lelaki yang jika kita dengar
logat mereka bicara mereka berasal dari Jakarta merusak mood Ranz karena mereka
menguasai satu titik dimana para wisatawan bakal mendapatkan foto terbaik
dengan background curug kecil di ujung telaga. Mereka (kurang lebih ada 8
orang) terus menerus berhenti di titik situ untuk foto-foto narsis. Mereka sama
sekali tidak memiliki empati pada pengunjung lain yang tentunya kepengen
foto-foto di lokasi itu. Hadeeehhh …
Sebelum meninggalkan Telaga Sunyi, kita sempat menikmati
sepiring pecel ndeso dengan ketupat plus teh panas (buatku) dan es teh (buat Ranz.)
On the way kembali ke Purwokerto kita sempat berfoto-foto
di tengah jalan. Trek turunan yang kita lewati mengingatkan kita pada trek saat
kita meninggalkan Candi Sukuh dan Telaga Madirda. J
Di jalan yang kita lewati untuk kembali, sebenarnya kita
cukup lurus saja untuk sampai ke Dukuh Waluh. Namun karena Ranz butuh mampir di
satu lokasi yang terletak tak jauh dari UNSOED kita pun memutar lagi ke arah
jalan yang kita lewati waktu berangkat. Gerimis sempat cilukba dengan kita
beberapa kali. Untunglah sampai kita kembali ke Dukuh Waluh sekitar pukul 17.00
hujan ga jadi turun. J
Sekitar pukul 19.30 kita keluar lagi, ke rumah Asih yang
ternyata mengaku sudah lumayan sehat sehingga bisa kita kunjungi. Kita ngobrol
sampai pukul 22.00, tepat saat Tyas menelpon meminta kita segera pulang. :D
To be continued.
LG 09.00 18/05/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.