Cari Blog Ini

Kamis, 19 Mei 2016

Purwokerto, we are back! (Day 2)



Friday May 6 2016 (Day 2)

Ada dua rencana yang terpaksa diubah hari ini. Pertama : hang out bersama Asih seharian. Karena malam sebelumnya Asih tidak fit sehingga tidak bisa bertemu, kupikir hari ini sebaiknya kita biarkan dia menyembuhkan diri dulu dengan tidak mengganggunya sama sekali. Maka kita memutuskan untuk dolan bersepeda somewhere. J Kedua : semula Ranz mengajak bersepeda ke Curug Cipendok. Sayangnya seorang rekan memberi signal yang kurang menyenangkan. Katanya, “Wah … tanjakan menuju Curug Cipendok berat Mbak Nana. Mending ke Baturraden saja deh.” Entah mengapa aku langsung ngeper. LOL. Aku mengajak Ranz gowes ke Baturraden saja. Di kawasan Baturraden ada dua lokasi yang masih membuatku kepengen balik. (1) Pancuran Pitu (2) Telaga Sunyi.

Karena diselimuti hawa liburan, aku dan Ranz pun malas bangun pagi. LOL. Kita baru beranjak bangun dan antri mandi satu-satu pukul 06.00. Tyas sang tuan rumah telah menyiapkan sarapan untuk mengisi perut. Pukul 07.30 kita meninggalkan rumah Tyas. Dari Dukuh Waluh kita hanya perlu mengayuh pedal sejauh 15 kilometer ke Baturraden. (Bandingkan jika kita ke Curug Cipendok, kita harus bersepeda sejauh 30 kilometer. :))


Perjalanan cukup lancar, tanpa diganggu hujan. Tiga tahun lalu kita disambut hujan lebat di lokasi yang terletak kurang lebih 5 kilometer sebelum Baturraden. Kali ini kita sempat berhenti di satu warung pecel untuk minum es teh dan ngemil gorengan di tengah jalan.

Sesampai terminal Baturraden, kita rasakan traffic mulai padat. Banyak bus pariwisata maupun mobil pribadi menuju pertigaan menuju Lokawisata Baturraden maupun Wana Wisata Baturraden. Maklum, ini adalah long weekend, tentu banyak orang memutuskan untuk berwisata, dimana Baturraden tentunya menjadi salah satu destinasi yang cukup banyak dikunjungi.




Mendekati gerbang masuk kawasan Wana Wisata kita bertemu rombongan Kaskus yang ternyata mengadakan kopdar besar-besaran. Banyak mobil antri masuk ke Wana Wisata. Tanjakan yang kian curam setelah melewati terminal membuat kita merasa perlu istirahat lagi. Di sebelah kiri gerbang, ada seorang penjual bakso sederhana yang kata Tyas baksonya nikmat sekali. Maka kita putuskan untuk mampir dan mencicipi bakso. Kita cukup pesan satu porsi untuk berdua. Benar kata Tyas, bakso Pak Ndut ini enak maka tak heran jika kita melihat banyak orang datang ke Baturraden hanya untuk ‘mbakso’ kemudian langsung pulang. J

Melihat Wana Wisata (Pancuran Pitu ada di dalamnya) begitu penuh pengunjung, aku pun mengajak Ranz melanjutkan perjalanan ke Telaga Sunyi. Namanya yang romantic (LOL) telah membuatku penasaran mengunjunginya sejak tiga tahun lalu. Maka setelah hujan mereda (hujan turun tepat ketika kita usai makan bakso dan akan melanjutkan perjalanan hingga perjalanan kita tertunda sekian menit.) kita pun langsung mengarahkan sepeda ke jalan yang akan membawa kita ke Telaga Sunyi.




Dari pertigaan dimana terletak pintu gerbang Wana Wisata, kita ke arah kanan. Petunjuk yang ada – bahwa trek berupa turunan dan tanjakan tajam yang berkelok-kelok – sempat  membuat Ranz enggan melanjutkan perjalanan. Hujan yang barusan turun pun membuat trek semakin terasa licin. Trek rolling tajam berkelok-kelok dan sempit plus traffic lumayan padat pun membuat Ranz mulai ngambeg. LOL.

Untunglah meski ngambeg Ranz tetap mau melanjutkan perjalanan. Trek yang didominasi turunan membuatnya sangat malas jika saat kembali ke kota Purwokerto kita harus kembali ke titik mula: nanjak berkelak-kelok dan jalan yang licin seusai hujan. LOL. (Shhhttt … Ranz naik Shaun, seli dahon da bike 16” single speed.)




Kurang lebih 2,5 kilometer dari gerbang masuk Wana Wisata kita sampai di Telaga Sunyi. Yeayyy … ternyata lokasinya bersebelahan dengan kawasan “Baturraden Adventure Forest”. To our surprise, si Bapak yang jaga loket Telaga sunyi memberi petunjuk yang menyenangkan, untuk kembali ke Purwokerto kita tidak perlu kembali ke titik mula, kita bisa melanjutkan perjalanan. Dari gerbang masuk Telaga Sunyi, kita cukup menapaki tanjakan satu kali, kemudian sedikit rolling yang tidak tajam, dan … bonus turunan menanti! Ranz pun langsung cerah ceria.  Hohohoho …

Si Bapak penjaga loket juga mengatakan bahwa kita tidak perlu trekking jauh menuju Telaga Sunyi. Dari gerbang masuk, kita hanya perlu berjalan sejauh 100 meter. Harga tiket masuk Rp. 10.000,00 per orang.




Hehijauan yang ada sangat menyegarkan mata yang memandang. Di halaman parkir kulihat mobil pribadi tidak lebih dari 10 jumlahnya. Pancuran Pitu dan Lokawisata Baturraden tentunya lebih menarik perhatian wisatawan. Lokasi Telaga Sunyi benar-benar sunyi sesuai namanya. J Meski dari bawah aku berharap bakal bisa sampai Telaga Sunyi, kita tidak membawa baju ganti maka kita tidak bisa nyemplung telaga yang airnya bening dan sejuk itu. (Sejuk? Dingin kali!!! LOL.)

Sayangnya ada satu gerombolan lelaki yang jika kita dengar logat mereka bicara mereka berasal dari Jakarta merusak mood Ranz karena mereka menguasai satu titik dimana para wisatawan bakal mendapatkan foto terbaik dengan background curug kecil di ujung telaga. Mereka (kurang lebih ada 8 orang) terus menerus berhenti di titik situ untuk foto-foto narsis. Mereka sama sekali tidak memiliki empati pada pengunjung lain yang tentunya kepengen foto-foto di lokasi itu. Hadeeehhh …

Sebelum meninggalkan Telaga Sunyi, kita sempat menikmati sepiring pecel ndeso dengan ketupat plus teh panas (buatku) dan es teh (buat Ranz.)

On the way kembali ke Purwokerto kita sempat berfoto-foto di tengah jalan. Trek turunan yang kita lewati mengingatkan kita pada trek saat kita meninggalkan Candi Sukuh dan Telaga Madirda. J

Di jalan yang kita lewati untuk kembali, sebenarnya kita cukup lurus saja untuk sampai ke Dukuh Waluh. Namun karena Ranz butuh mampir di satu lokasi yang terletak tak jauh dari UNSOED kita pun memutar lagi ke arah jalan yang kita lewati waktu berangkat. Gerimis sempat cilukba dengan kita beberapa kali. Untunglah sampai kita kembali ke Dukuh Waluh sekitar pukul 17.00 hujan ga jadi turun. J

Sekitar pukul 19.30 kita keluar lagi, ke rumah Asih yang ternyata mengaku sudah lumayan sehat sehingga bisa kita kunjungi. Kita ngobrol sampai pukul 22.00, tepat saat Tyas menelpon meminta kita segera pulang. :D

To be continued.
LG 09.00 18/05/2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.