Sunday May 8, 2016
(Day 4)
Sebelum berangkat ke
Purwokerto, Ranz menyempatkan diri browsing tempat-tempat yang bisa kita
kunjungi. Ranz menyebut dua lokasi (1) Curug Cipendok (2) Watu Meja. Curug
Cipendok kita pending – sampai kita berkesempatan dolan ke Purwokerto lagi J -- karena rasanya kok kurang afdol juga jika
kita ke Purwokerto kita tidak gowes ke Baturraden. Curug Cipendok kita pending
maka kita putuskan kita harus ke Watu Meja; satu destinasi wisata yang bisa
dikatakan masih baru.
Seperti dua hari
sebelumnya, kita meninggalkan rumah Tyas pukul 07.30. Sebelumnya kita menikmati
sarapan yang disediakan oleh Tyas. Tyas menyediakan dua porsi nasi uduk untuk
kita, kita hanya memakan yang satu porsi; yang satu porsi lagi kita bawa
sebagai bekal. J
Menurut GPS, Watu
Meja terletak kurang lebih 18 km dari Dukuh Waluh. Setelah melewati alun-alun
Purwokerto, kita belok ke arah Selatan, menuju desa Sidabowa. To our
disappointment, trek didominasi turunan yang berarti nanti pulangnya kita bakal
harus nanjak. Hahahah … tentu saja kalau bisa memilih kita lebih suka berangkat
nanjak, pulangnya tinggal nyantai menikmati turunan. :D berangkat kita masih
punya tenaga full, pulangnya tinggal sisa-sisa … hihihihi ..
Di pom bensin
setelah melewati Balai Desa Sidabowa kita berhenti, Ranz butuh mampir toilet.
Sungguh di luar dugaan kita bertemu pasutri Iffan dan Desi yang memang sedang
pulang kampong. Mereka membeli bensin dalam rangka mempersiapkan diri untuk
kembali ke Semarang.
Aku lupa nama
daerahnya tapi kita melewati jalan di pinggir sungai Serayu. Setelah pom bensin
itu, ada perempatan, jika belok kiri (ke arah Timur) orang akan menuju kota
Banyumas. Kita terus ke Selatan. Kita melewati sebuah jembatan eksotis yang
sayangnya begitu sempit dan traffic lumayan padat sehingga kita tak bisa
bernarsis ria disitu. :D Tak jauh dari jembatan, kita bertemu pertigaan, dengan
tugu kecil di tengah. Waktu foto-foto disitu, ada rombongan pesepeda laki-laki
dari arah kanan. Mereka lanjut ke arah Timur kita ke arah Barat Daya, tempat
mereka datang. Meski jalan yang kita lewati cukup sempit, ini merupakan jalan
propinsi menuju Cilacap. Kita bertemu bus tanggung jurusan Cilacap disini.
Di kilometer 17 dari
Dukuh Waluh, kita menemukan plang petunjuk WATU MEJA VIEW 300 meter di sebelah
kiri. 300 meter dari jalan raya, kita
menemukan tempat untuk memarkir sepeda, menulis nama di buku tamu yang tersedia
dan memasukkan uang secukupnya di kotak yang disediakan. Ada juga gallon air
mineral dimana para pengunjung bisa mengisi botol yang mereka bawa untuk bekal
trekking menuju gardu pandang.
Lokasi Watu Meja
konon ditemukan oleh mahasiswa UGM yang sedang KKN di daerah itu satu tahun
yang lalu, tahun 2015. Mendapati pemandangan yang cukup mengagumkan membuat
mereka menyarankan pada penduduk sekitar untuk memanfaatkan lokasi tersebut
untuk destinasi wisata. Karena baru saja ditemukan, trek menuju ke gardu
pandang masih sangat menantang, meski bisa dikatakan jalan setapak yang
disediakan oleh penduduk sekitar sudah lumayan membantu para pengunjung agar
tidak terlalu kesulitan.
Setelah trekking
mengikuti jalan setapak yang ada sejauh kurang lebih 2 kilometer, sampailah
kita ke hutan pinus. Agak sedikit ke atas, kita pun sampai di gardu pandang.
Pemandangan sungai Serayu dan bukit-bukit di sekitarnya dari ketinggian sangat
membantu menghilangkan kelelahan dari trekking. Cuaca yang cerah cenderung
panas memungkinkan kita menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Saat aku dan Ranz
tiba disana, banyak anak-anak remaja yang terlihat menikmati pemandangan sambil
berfoto-foto. Lokasi sekitar bisa dikatakan cukup bersih dari sampah-sampah
yang mengganggu pemandangan. (Semoga bukan karena destinasi wisata ini masih
baru ya?) Tak jauh dari gardu pandang, telah ada beberapa warung yang menjual
minuman dan makanan ala kadarnya. Setelah foto-foto aku dan Ranz mampir di satu
penjual untuk menikmati minuman dan mendoan yang lezat. Oleh si penjual,
mendoan baru digoreng setelah kita memesan, jadi ditanggung masih panas.
Usai menikmati
minuman dan mendoan, kita kembali menikmati pemandangan di gardu pandang.
Setelah beberapa jepretan lagi, kita baru turun. Kebetulan waktu turun, kita
memilih jalur ‘short cut’, kurang dari 1 kilometer namun trek sangat curam dan
licin.
On the way kembali
ke peradaban, LOL, di pertigaan tempat kita berpapasan dengan rombongan
pesepeda, kita kembali berpapasan dengan mereka. LOL. Jodoh kali ya? Wakakakaka
…
Sesampai Balai Desa
Sidabowa, kita mampir ke salah satu rumah yang terletak tak jauh dari situ.
Tahun 2000 duluuuu aku pernah berkunjung dan menginap di rumah Pak Warto, yang
‘pernah’ menjadi mertua kakakku. Istri pertama kakakku – anak kedua Pak Warto –
meninggal tahun 2004.
Kita sempat ngobrol2
sebentar, makan siang di rumah makan Gudril yang terletak kurang lebih 200
meter dari situ, dan menyambangi jembatan gantung di belakang rumah untuk
narsis. Kata Eni – anak ketiga Pak Warto – yang menraktir kita makan siang dan
mengantar kita ke jembatan gantung, lokasi itu lumayan ramai dikunjungi para
pesepeda di hari Minggu pagi.
Sekitar pukul empat
sore kita pamitan. Cuaca mulai mendung. Tak lama kemudian gerimis mulai turun. Ranz
langsung buru-buru menyelamatkan kameranya. Aku menyelamatkan diri dengan
mengenakan mantel. LOL. Untunglah gerimis hanya berupa gerimis, tak membesar
menjadi hujan. Ternyata Sidabowa – alun-alun ga terasa begitu jauh. Apa karena
sudah sore ya? Cuaca ga panas jadi
tenaga kita tidak terforsir?
Menjelang pukul
setengah enam kita telah sampai Dukuh Waluh. Kita langsung gantian mandi
bersih-bersih. Usai makan malam, kita mulai packing.
Monday May 9, 2016
(Day 5)
Kita bangun jam
06.00, mandi, packing lagi. Kemudian sarapan. Kita meninggalkan Dukuh Waluh
sekitar pukul 08.45. kita sampai stasiun sekitar pukul 09.30. Shaun mulai
bermasalah, rantainya berulang kali lepas. Ini sebabnya Ranz mengajak berangkat
agak pagi agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Di stasiun kita
bertemu dengan Haryadi yang baru saja kembali ke Purwokerto dari long weekend
di Semarang. J Pukul 10.30
kita menaikkan sepeda ke dalam gerbong, dan duduk manis menunggu saat KA
Kamandaka berangkat. Kita sampai stasiun Poncol pukul 15.40.
Sampai bertemu di
petualangan Nana dan Ranz berikutnya yaaa?
LG 12.12 18/05/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.