Di kisah kali ini, aku dan Ranz kembali
menemani Dwi yang ingin mencoba nanjak lagi. jika sekian minggu lalu, kita
menemani Dwi menapaki tanjakan menuju Sekaran, dimana Dwi sekalian
bike-to-campus, kali ini kita menuju Ungaran, lewat Gombel.
Saat sepedaan ini, aku naik Cleopatra, Dwi
naik Orenj, sedangkan Ranz naik Pockie.
Kita bertemu di ujung jalan masuk menuju
Bergota, dari Jalan Dr. Sutomo. Sebelum meninggalkan tikum, aku sempat jajan
tempe goreng yang masih hangat dan garing di warung terdekat. Cukup ngemil itu
saja, kita langsung berangkat.
Kita melewati jalur “biasa”, di pertigaan
RSUP Dr. Kariadi, kita belok kanan, melewati RS William Booth. Di pertigaan
Rinjani, kita belok kiri. Tanjakan di Jalan Rinjani yang sangat ramah cukup
menambah kilometer di sportstracker plus mengirit tenaga. :D Setelah melewati
Rinjani, kita kembali bertemu Jl. S. Parman, lanjut hingga pertigaan Kaliwiru.
Melewati tanjakan Kaliwiru, kita mulai
melewati kawasan yang sedang banyak debu karena banyak pekerja sedang
mengerjakan proyek fly over di daerah Jatingaleh ini. Tanjakan Teuku Umar
lumayan menantang lho bagi newbie. Aku ingat, pertama kali lewat tanjakan ini
di tahun 2009 – kisah pertama kali bike-to-work ke Gombel, di tanjakan ini aku
ttb. LOL.
Selepas tanjakan Teuku Umar, kita disambut
tanjakan yang menjadi momok para newbie sepedaan kota Semarang : Gombel. J
Dengan Cleopatra, aku tak menemukan kesulitan
menapaki tanjakan Gombel, meski telah cukup lama juga aku tidak lewat sini. (Eh,
terakhir nanjak Gombel tanggal 6 Oktober, naik Pockie, dan ... tumit kiriku
kurang mendukungku. L ) Aku terus
melaju sampai Taman Tabanas. Mau langsung lanjut sampai puncak Gombel, aku ga
enak pada Ranz yang dengan setia mengawal Dwi. Ini adalah kali kedua Dwi
mencoba tanjakan Gombel. Kali pertama, konon dia didorong Pakde a.k.a Om Dije. J
Setelah menunggu selama 20 menit di Taman
Tabanas, akhirnya aku melihat penampakan Dwi dan Ranz. Yuhuuuu ...
Setelah Dwi dan Ranz istirahat beberapa
menit, kita melanjutkan perjalanan. Setelah melewati puncak Gombel, Dwi mampir
pom bensin untuk buang hajat di toiletnya. :D Tak lupa kita pun mampir ke satu
mini market untuk membeli air, mengisi bidon yang kosong. J
Kita sarapan di satu warung soto tak jauh
dari Sukun.
Saat melanjutkan perjalanan, ternyata Dwi
ingin mampir ke Pagoda Buddhagaya, maka, mampirlah kita. J Sudah hampir setahun aku dan Ranz tidak
kesini. J
Setelah kawasan Pudak Payung terlalui, trek
selanjutnya sangat menyenangkan dilewati. J Tak lama kemudian kita pun sampai di alun-alun Ungaran. Semula aku
berencana mengajak Ranz dan Dwi mampir ke warung Bu Surti, tempat kita diajak sarapan
saat gowes seleksi Srikandi oleh Om Irwan, namun ternyata perut kita masih
kenyang, maka kita hanya jajan es dawet dan seporsi rujak uleg untuk bertiga.
Saat menikmati es dawet dan rujak kita
ngobrol mau kemana. Satu hal penting : foto dengan latar belakang icon
Ungaran. :D Ajakanku lanjut ke Watu
Gunung atau Hutan Wisata Penggaron, ditolak keduanya. Ya sudahlaaah. :D
Dari alun-alun itu, kita lanjut mengayuh
pedal sepeda masing-masing menuju alun-alun Bung Karno, dimana ada tulisan U N G A R A N.
Untuk mencapai alun-alun Bung Karno yang terletak dekat dengan pintu masuk
jalan tol ini, kita perlu bertanya beberapa kali pada ‘passerby’ yang kita
temui di jalan. J
Dan ... akhirnya aku pun punya foto dengan
latar belakang yang telah cukup lama kuidam-idamkan. :D
Perjalanan pulang cukup lancar. Kita tidak
banyak butuh berhenti, bahkan meski hanya untuk minum. J menapaki tanjakan, kita butuh banyak minum,
di turunan, ga perlu. LOL.
Sampai ketemu di kisah kita gowes
selanjutnya! :D
LG 10.33 27/10/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.