Berbekal
pengalaman mengikuti tour de Pangandaran ketujuh tahun 2016,
semuanya berjalan lancar, tahun ini aku dan Ranz berminat untuk ikut lagi.
kebetulan para gadis pelor lain (Semarang velo girls) mengutarakan keinginan
mereka untuk ikut juga – mencari pengalaman mengikuti event di propinsi sebelah
– jadilah kita berenam mendaftarkan diri untuk ikut tour de Pangandaran
kedelapan yang diselenggarakan pada hari Sabtu 22 April 2017.
Bahwasanya
akan terjadi drama demi drama yang mengguncangkan jagad bumi kita berenam (lebay mode on) tentulah ada di luar
kuasa kita.
Jumat 21 April 2017 – hari pertama
Untuk
mengirit biaya transportasi, kita setuju untuk naik KA Pasundan yang
meninggalkan stasiun Purwosari – Solo pukul 13.05. untuk ini, kita berangkat ke
Solo dengan naik KA Kalijaga yang meninggalkan stasiun Poncol pukul 09.00.
Kebijakan
pihak KAI yang berlaku semenjak awal April 2017 bahwa KA Kalijaga tak lagi
sampai Stasiun Purwosari – pemberhentian terakhir di Stasiun Balapan –
merupakan ‘cobaan’ pertama.
Ini berarti, kita tak bisa ongkang-ongkang kaki, setelah turun dari KA
Kalijaga, kita harus ‘unfold’ sepeda kita, kemudian menaikinya menuju stasiun
Purwosari. Meski tidak terlalu jauh jarak kedua stasiun ini, namun, tetaplah,
kita harus mau lebih repot. -_-
Pagi yang
cerah. Hati kita berempat bungah. Avitt, Dwi, dan Tami telah sampai di stasiun Poncol dan melipat Minul, Oddie, dan Pockie,
ketika aku tiba disana. Ranz menunggu kita di Solo, sedangkan Hesti harus menyelesaikan tugas
negaranya terlebih dahulu pagi itu, sehingga tidak bisa berangkat bareng kita. Dia
akan menyusul kita, naik bus Budiman bersama Pak Suryadi Selimania Jumat sore.
dalam gerbong KA Kalijaga |
KA Kalijaga
meninggalkan stasiun Poncol tepat pukul 09.00, sesuai rencana. (mundur 15
menit, semenjak kebijakan baru diturunkan awal April ini.) Namun, belum lama
berselang setelah melewati stasiun Tawang, kereta api mendadak berhenti. Kita
baru saja melewati daerah Kaligawe kalau tidak salah. Setelah KA berhenti,
lewat jendela kita melihat banyak orang berlari-lari, kemudian berjongkok,
seolah ingin melihat ada apa di kolong gerbong kereta.
Banyak
penumpang dari gerbong tempat kita duduk pun turun untuk mencaritahu. Avitt pun
turun. Dari mulut ke mulut, kita mendengar kabar yang sangat tidak
menyenangkan: telah ditemukan remukan sepeda motor di bawah gerbong! Rupanya,
ada sebuah sepeda motor yang melintas di rel kereta tatkala KA Kalijaga yang
kita naiki lewat. Remuklah motor itu! WHATTT? Kita pun shocked! L lalu kemana pengendara sepeda motor
itu?
Antara ingin
tahu namun ngeri, kita hanya mampu saling pandang. Kita diam-diam berharap sang
pengendara sepeda motor sempat menyelematkan diri sebelum motornya tergilas
kereta api.
KA Kalijaga
berhenti di lokasi kejadian selama kurang lebih 30 menit. Setelah merasa
shocked karena kereta yang kita naiki meremukkan sebuah sepeda motor, kita
mulai merasa khawatir bakal ketinggalan KA Pasundan yang akan menuju
Tasik/Bandung. Kita lebih shocked lagi waktu tahu dari berita online bahwa ada
3 korban meninggal dunia pada peristiwa itu.
Ranz yang
menunggu di Solo pun was-was. Jika kedatangan kereta kita terlalu molor, kita
bakal ketinggalan KA Pasundan. Kita harus segera menyusun plan B. (1) menukar
tiket kereta dengan KA yang berangkat di sore/malam hari. (2) kita harus
berganti moda transportasi: bus.
Alhamdulillah,
KA Kalijaga sampai di stasiun Balapan pukul 12.05, molor 20 menit dari yang
tertera di tiket kereta. Segera kita membuka lipatan sepeda, keluar dari
stasiun. Di luar, Ranz sudah menunggu. Kita langsung mengayuh pedal secepatnya
menuju stasiun Purwosari. Pukul 12.35 kita telah melewati pemeriksaan tiket,
ktp, dan barang bawaan kita di stasiun Purwosari. Alhamdulillah.
Pukul 12.55,
KA Pasundan memasuki stasiun. Kita pun buru-buru memasukkan sepeda lipat dan
tas pannier kita masing-masing. Hampir terlambat, karena dari pengeras suara
telah terdengar “KA Pasundan bersiap meninggalkan stasiun Purwosari”, kulihat
Tami baru akan mengangkat Pockie ke dalam gerbong. Aku pandang wajah Tami dari
pintu gerbong sebelah, dia nampak sedikit pucat. Wew. Untunglah kita semua
akhirnya bisa lega, duduk manis berlima bersama di gerbong enam.
dalam gerbong KA Pasundan |
Perjalanan
lancar. Alhamdulillah. Meski, kita ‘baru’ sampai di stasiun Tasikmalaya pukul
20.00, mundur 12 menit dari yang tertera di tiket kereta.
bersama Kusmawati Yazid, mengenakan kaos merah |
Kebetulan
stasiun Tasikmalaya terletak tidak jauh dari gedung Telkom, tempat start tour de Pangandaran. Kita bersepeda
kurang dari 7 menit, kita telah sampai di titik start. Sesampai disana,
kebetulan kita langsung bertemu dengan beberapa personil B2W Pusat, misal : Om Poetoet, Nte Ria, Om Sugeng, dan Mbah Tekad, sang pencetus ide mendirikan ‘wadah’ Bike to Work untuk
memasyarakatkan gerakan bersepeda ke kantor. Selain mereka, kita
juga bertemu dengan om Aryo dari B2W
Lampung, selain om Wahyu, contact
person pendaftaran TdP8 dan om Eka,
dari B2W Tasikmalaya.
Malam itu,
mengikuti keinginan anak-anak untuk ‘ngemper’, demi mengirit uang, kita
berencana untuk menginap di plasa Telkom, atau musholla terdekat.
Alhamdulillah, mendadak nte Ria menawari kita 3 kamar di hotel Abadi, kurang
lebih 1 kilometer dari gedung Telkom. Rejeki anak-anak yang hobi bersepeda.
Hihihi ...
Malam itu,
kita menikmati hidangan yang disediakan oleh panitia. Nasi tutug oncom,
singkong rebus, dll. Lumayan. Bisa mengirit uang buat makan malam. J
Sebelum
pulang, Om Poetoet mengenalkan kita pada seorang pembalap perempuan, Kusmawati Yazid yang asli Pangandaran. Tami yang ternyata telah ‘berteman’ di sosmed
sekian tahun baru ngeh bahwa si pembalap ini tubuhnya sama mungil dengan kita.
Hihihi ... (Jadi ingat kata seorang kawan sosmed yang pernah bertemu denganku.
Dia bilang, “Ya ampuuun, ternyata kamu mungil ya? Kalo melihat ukuran tubuhmu, tentu
orang ga akan mengira kamu bakal kuat bersepeda melintasi Pulau Bali sampai
Lombok.” Hohoho ...)
Pukul 21.30
kita meninggalkan gedung Telkom menuju hotel Abadi, yang ternyata tempat Ranz
menginap di event Srikandi tahun 2012.
Sementara
itu ... Hesti mulai meninggalkan kota Semarang sekitar pukul 18.00. Menurut
prakiraan, dia baru akan sampai di Tasikmalaya jelang Subuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.