20 Oktober
2019
Kebetulan
Ranz pas di Semarang waktu Avitt ngajakin gowes simulasi event MblusuXemarank untuk merayakan ultah Komunitas
Sepeda Lipat Semarang yang ke-10, jadi kita bisa ikut.
klenteng Tay Kak Sie |
(Sejak Ibuku
sakit-sakitan bulan Januari 2018, aku jarang sepedaan di hari Minggu pagi,
apalagi ngajakin kawan-kawan sepedaan seperti dulu lagi. Setelah Ibuku
meninggal pada tanggal 17 Juni 2018, aku ya tetap jarang gabung gowes
kawan-kawan, kecuali ada event khusus, misal ultah komunitas sepeda lipat di
luar kota. Selain itu Ranz juga kian sibuk hingga jarang datang ke Semarang.
Klop deh.)
Aku memang
mendaftarkan diri sebagai salah satu panitia event MblusuXemaranx, tapi Cuma bantu-bantu saja, jadi pemilihan spot
apa saja yang akan dikunjungi aku (dan Ranz) tidak terlibat. Plus, aku jarang
buka WA, jadi kurang update hal-hal penting yang dibahas di grup. Hihihi ..
20 Oktober
2019 itu kita berkumpul di Taman Pandanaran pukul 06.00. aku datang sedikit
terlambat, sehingga sempat ketinggalan info yang disampaikan oleh Mizan sebagai
salah satu panitia utama. Ada 10 spot yang harus dikunjungi. Sepuluh spot ini
diacak sedemikian rupa hingga para peserta bisa diharapkan tidak akan menumpuk
di satu titik saja, kecuali spot yang mendekati titik akhir, yakni Museum
Ronggowarsito. Lokasi ini akan selalu berada di urutan terakhir untuk
dikunjungi.
Ada 15 orang
yang berkumpul hari Minggu pagi itu, kita dibagi menjadi 3 grup, di grupku ada aku, Ranz, Rangga, dan Qq. Kita mulai gowes dari Hotel
Santika, seperti ketika event on the D day. Tugas kita bertiga hari ini adalah
mencatat jarak yang kita tempuh plus butuh waktu berapa lama dari titik satu ke
titik berikutnya.
Urutan spot
yang kita kunjungi hari itu adalah
- Klenteng Tay Kak Sie
- Masjid Layur
- Stasiun Tawang
- Gereja Blenduk
- Kantor Pos Besar
- TBRS alias Taman Budaya Raden Saleh
- Reservoir Jalan Siranda
- Klenteng Sam Poo Kong
- Pleret alias pinggir sungai Banjirkanal Barat
- Museum Ronggowarsito
- (titik finish) The Club - sports club satu perumahan di area Krapyak sekaligus sebagai titik terakhir
Dalam daftar
di atas, spot pertama hingga spot keempat terletak berdekatan, paling hanya
berjarak 1 - 2 kilometer, namun jika tidak tahu rute terdekat, bakal
berputar-putar, lol. Dari spot keempat menuju spot kelima ini lumayan jauh,
bisa jadi sampai 5 kilometer, bagi yang tahu rute terdekat yang bisa dilewati.
Namun bagi peserta yang bukan orang Semarang, bakal memutar lumayan jauh,
hingga bisa jadi jarak tempuh bisa lebih jauh dan butuh waktu lebih lama. Dari
TBRS ke spot keenam dekat, paling jauh 2 kilometer, tapi harus nanjak jalan
Diponegoro atau yang lebih dikenal sebagai area Siranda.
Masjid Menara, yang lebih dikenal sebagai Masjid Layur |
Kota Lama |
Dari spot
keenam menuju spot ketujuh sebenarnya ga terlalu jauh, kurang dari 4 kilometer.
Dari Sam Poo Kong, ke Pleret juga dekat, paling hanya 1 kilometer. Dari Pleret
menuju Museum Ronggowarsito paling-paling hanya 3 kilometer. Dari Museum
Ronggowarsito ke The Club kira-kira sekitar 4 kilometer.
Dari Hotel
Santika menuju The Club, strava yang kunyalakan di hape menunjukkan jarak yang
kutempuh adalah sekitar 23,5 kilometer. Namun aku yakin, peserta beneran,
apalagi yang bukan orang Semarang, bakal menempuh jarak lebih jauh lagi.
P.S.:
Sebenarnya
aku pingin menulis ini setelah tanggal 20 Oktober, tapi nanti kalau tulisan ini
di'temu' peserta, aku bisa dijothakke kawan-kawan panitia. Hihihi …
LG 13.22
28-October-2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.