Sebenarnya,
tanggal 10 Oktober 2020 para lipaters seluruh Nusantara -- yang telah tercatat
sebagai peserta -- bakal membanjiri kota Magelang untuk saling bersilaturrahmi
dalam event "jamboree sepeda lipat nasional" yang kesepuluh. Namun,
ternyata segala yang telah direncanakan oleh ribuan orang ini "berkembang"
ke arah yang sama sekali tidak kita harapkan. :(
Seperti
yang kita semua sudah tahu, pandemi covid 19 telah mengubah kehidupan banyak
negara di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Event-event yang telah
direncanakan sejak bulan Maret 2020 (event-event yang dipandang bakal
menyebabkan kerumunan orang) terpaksa dibatalkan satu per satu.
Waktu
pendaftaran jamselinas X dibuka di bulan Maret 2020 sebenarnya pandemi sudah
'say hello', tapi kita yang kurang 'ngeh' tidak menganggap pandemi ini bakal
ngendon lama. Aku pikir, "Oktober masih lama, 6 bulan lagi, pasti virus
corona sudah kabur dari bumi Indonesia."
Maka, ya itulah, masih ribuan orang pede mendaftar, bahkan di awal2
pembukaan pendaftaran, 'rebutan' mendaftar paling awal pun terjadi. :D
Di
pertengahan bulan Maret itu, pemerintah mengeluarkan pengumuman untuk
mengadakan 'karantina' mandiri di kediaman masing-masing selama 2 minggu;
anak-anak sekolah pun mempraktekkan pjj, alias pelajaran jarak jauh. Namun
ternyata, yang semula hanya 2 minggu, diundur hingga akhir Mei, sekitar 2
bulan. Juni awal, pemerintah kembali menghimbau terus mempraktekkan pjj untuk
anak-anak sekolah, dan work from home alias bekerja dari rumah bagi sebagian
(besar) ASN.
Awal Juli
(event Tour de Pangandaran X yang rencana diselenggarakan tanggal 4 Juli
akhirnya resmi dibatalkan juga) pemerintah mulai memasyarakatkan gerakan
"New Normal"; alias kembali mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti
biasa namun dengan mempraktekkan protokol kesehatan dengan ketat: (1)
mengenakan masker (2) jaga jarak (3) cuci tangan dengan sabun atau hand
sanitizer sesering mungkin.
Aku
pribadi masih optimis, bulan Oktober masih 3 bulan lagi (dari bulan Juli).
Namun menjelang akhir bulan Juli suara-suara untuk tetap menyelenggarakan
jamselinas X atau 'membatalkannya' mulai kerap menghiasi grup FB
Indonesia-FoldingBike a.k.a ID-FB. Aku tengarai para 'newbie' yang di awal-awal
sempat ikut gontok-gontokan mendaftar duluan waktu pendaftaran dibuka di bulan
Maret, mereka pula yang getol menyuarakan 'batalkan saja, kembalikan uang yang
telah kita bayarkan'. Para 'pemain lama' tentu akan dengan sabar menunggu
pengumuman resmi dari panitia, tanpa merasa harus ikut campur berpolemik di
media sosial.
Duh,
kebayang sedihnya para panitia kawan2 Sepedalipat Magelang menghadapi
suara-suara miring seperti itu. Merek tentunya ingin Magelang tetap dibanjiri
para seliers, ingin para pendonor event -- misal hotel-hotel atau Dinas
Pariwisata Magelang -- tetap merasa bahagia, selain mendapatkan keuntungan
secara finansial dengan kedatangan para seliers. Namun, di sisi lain, jika
ribuan seliers tetap memadati kota Magelang, kemungkinan terjadi klaster baru
pasien positif covid 19 sangat besar.
Mengembalikan
uang pendaftaran?
You must
be kidding!
Uang
pendaftaran sudah masuk sejak bulan Maret. Dengan harapan besar plus
kepercayaan diri bahwa di bulan Oktober Magelang akan menjadi tuan rumah
perhelatan akbar lipaters seluruh Nusantara, tentu panitia telah menyiapkan
segala hal: misal, merancang dan mendisain merchandise (jersey, tas slempang,
cangkir, sticker, medali finisher, dll) yang akan dibagikan pada para peserta,
kebutuhan administrasi ini itu itu ini, jelas ini butuh dana. Karena tentu
panitia tetap berharap event 'naik hajinya para pesepeda lipat seluruh Nusantara'
ini tetap terselenggara sebagaimana mestinya.
Aku ingat
di bulan Agustus -- sebelum panitia mengumumkan secara resmi bahwa event akan
diubah menjadi 'virtual ride' -- ada beberapa 'status' di grup ID-FB yang
kembali memojokkan panitia, dan ternyata yang menulis bukan 'newbie'
jamselinas. :( :( :( sebagai 'mantan' (salah satu) panitia 7amselinas, aku
bersyukur KomseliS tidak mengalami hal seperti ini. Lelah fisik dan psikis
selama beberapa bulan menjelang penyelenggaraan 7amselinas satt itu terasa
terbayarkan setelah event akbar itu usai, meski tentu tetap ada suara-suara
sumbang di antara ribuan peserta. Tapi, menurutku pribadi, itu jauh lebih
mending ketimbang beban psikis panitia jamselinas X ini.
Aku
menulis ini tanggal 24 September 2020. "Racepack" jamselinas X telah
kuterima beberapa hari lalu, ya, panitia akhirnya memutuskan untuk tetap
menyelenggarakan event, namun secara 'virtual'; artinya para peserta diharapkan
tetap bersepeda di kota masing-masing, atau tetap datang ke Magelang, namun
bersepeda sendiri-sendiri untuk menghindari kerumunan dengan cara mengikuti
aturan main yang telah ditentukan oleh panitia.
Dan,
akhirnya, jamboree sepeda lipat nasional kesepuluh ini menjadi jamboree pertama
yang diadakan secara virtual. Akankah diikuti oleh jamselinas XI? Seandainya,
tahun 2021 nanti kondisi Indonesia belum jauh berubah dari tahun ini, tetapkah
ada satu kota (yang diwakili satu komunitas sepeda lipat kota itu)
mem-volunteer-kan diri menjadi host?
Secara
pribadi, aku tidak keberatan jamselinas X ini diselenggarakan secara 'virtual',
di antara beberapa merchandise dalam 'racepack' yang paling kusukai adalah tas
slempangnya! Ouww … imuuuut, kayak akyuuuh. Hahahahah … Dolan ke Magelang bisa
dilakukan kapan-kapan lagi; bersilaturrahmi dengan para lipaters dari seluruh
penjuru Nusantara juga bisa dilakukan secara virtual kok, lewat medsos, ye
kaaan? Hohoho …
Yuuuk
tetap semangat bersepeda lipat!!!
PT56
17.14 24 09 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.