Day 3:
21 Maret 2013 Gowes Ngapak Banyumasan (Gombong – Purwokerto)
Sarapan yang kita dapatkan dari hotel adalah dua
tangkup roti berisi meses dan selai. Tujuan pertama hari ketiga ini adalah
berkunjung ke benteng Van der Wijck, dimana Ranz juga berkunjung (plus
menginap) tahun lalu. Kita meninggalkan hotel sekitar jam 07.10, namun ternyata
benteng baru buka untuk umum sekitar pukul 08.00 maka kita pun gowes ke arah
pasar terlebih dahulu; Ranz butuh sarapan nasi.
Kita mampir di warung makan Nasi Rames dan Sop
Pak Miran, tanpa kita tahu bahwa sop disini sangat kondang kelezatannya. :-P
Pantas saja warung yang terletak di pasar ini ramai pengunjungnya. Ranz memesan
nasi rames yang ternyata semua yang dirames rasanya pedas bukan alang kepalang.
Harusnya pesan sop ya? :)
Ranz yang sok cool :D |
foto bagian dalam Benteng Van der Wijck ini diambil dari lantai dua |
di dekat pintu masuk |
Usai sarapan, kita gowes ke benteng Van der
Wijck. Sampai disana sekitar pukul 08.00, namun tertulis di papan pengumuman
yang ada disana bahwa benteng terbuka untuk umum pukul 09.00 – 17.00. Wah ...
terlalu terlambat kalau jam 9 baru masuk benteng. :( Untunglah kita tetap boleh masuk: kita
adalah pengunjung pertama pada hari itu. :)
Sayangnya kita dilarang membawa sepeda masuk area benteng, meski kita bilang
hanya untuk berfoto-ria. Ranz sempat mutung dengan akan membatalkan masuk, tapi
kan aku belum pernah kesitu?
Ide untuk menyatukan benteng dengan amusement park sangatlah keren (kata
Ranz. hihihi ...) Bentuk bangunan benteng mengingatkanku pada Lawangsewu, hanya
di benteng Van der Wijck tidak banyak terdapat pintu. Hotel-hotel yang tersedia
di kawasan benteng terletak terpisah dari benteng, meski tidak jauh. Kalau ide
(yang dulu pernah kudengar) untuk merenovasi Lawangsewu menjadi hotel, tentunya
hotel-hotel itu akan mengambil tempat ruang-ruang yang ada di dalam bangunan
utama Lawangsewu kan ya? Serem? Hihihi ...
Sekitar pukul 09.00 kita meninggalkan benteng
untuk melanjutkan perjalanan. Kita melewati gapura selamat datang di Kabupaten
Banyumas sekitar pukul 09.50. Ternyata tak lama kemudian aku lapar. Setangkup
roti berisi selai tak terlalu membantu mengisi perut, plus sarapan Ranz yang
terlalu pedas di warung makan Pak Miran tak membuatku ngiler. LOL.
Lewat pukul 10.40 Ranz berbelok ke sebuah pom
bensin dimana juga ada rumah makan. Ternyata setahun lalu Ranz dan rombongan
Srikandi #2 mampir kesini untuk ngadem. Kesempatan buatku makan dan minum es
teh sepuasnya. Tehnya terasa enaaaak sekali. :) Ranz sendiri tidak kepengen makan; dia
hanya ingin bernostalgia di tempat itu. :)
mulai memasuki trek nanjak di kawasan Buntu |
badan jalan yang cukup sempit namun dilewati kendaraan bermotor besar-besar |
Pockie unjuk narsis :D |
Satu jam kemudian kita melanjutkan perjalanan. Trek
mulai rolling, hingga akhirnya kita mulai memasuki trek menanjak di kawasan
Buntu, pas matahari sedang bersinar panas-panasnya. Trek tanjakan di daerah ini
merupakan trek yang paling riskan karena badan jalan yang tak terlalu lebar,
jalanan berkelok-kelok, dan saingan kita adalah bus, truk, hingga ‘truk’ kilang
minyak Pertamina yang sering ngebut. Kita harus ekstra hati-hati karena sering
sopir kendaraan bermotor beroda banyak itu tidak peduli pada pengguna jalan
lain, terutama yang naik sepeda.
Di sepanjang jalan di kawasan Buntu, kita
disuguhi pemandangan tebing dimana banyak pengemis duduk berjajar menunggu
rezeki dilemparkan kepada mereka. Cukup miris melihat mereka. Aku sangat lega
setelah kita melewati titik yang paling tinggi (meski hanya kurang lebih 250
meter dpl) hingga tinggal turun untuk masuk kota Banyumas. Kita sempat mampir
di sebuah toko kelontong untuk membeli dua botol air mineral 600 ml, karena
persediaan kita menipis. Di toko ini kita bertanya kepada si penjaga toko arah
menuju Purwokerto, Si penjaga yang nampaknya sudah beberapa kali ditanya orang
pertanyaan yang sama, langsung mengambil kertas yang di atasnya dia sudah
menggambar peta arah ke Purwokerto untuk ditunjukkan kepada kita.
PG Kalibagor |
Kita sampai di kawasan Kalibagor sekitar pukul 14.00 dan masuk kota Sokaraja dua puluh menit kemudian. Panas terik matahari yang menyengat membuat kita dengan mudah merasa haus. Cukup lama juga hingga kita menemukan mini market tempat kita bisa membeli minuman dalam botol yang dingin. Sempat kupikir kalau di kota ini tidak ada mini market sejenis A***m*** atau I***m**** J Aku mengajak Ranz mampir mencicipi soto Sokaraja, mengenang aku pernah lewat Sokaraja dan makan soto di tahun 2000. :)
penampilan Soto Sokaraja |
mini market yang senantiasa dibutuhkan sepanjang perjalanan :D |
Purwokerto! Finally! Yay! |
Pukul 15.30 kita melewati gapura selamat datang
di kota Purwokerto. Kita langsung menemukan jalan utama yakni Jalan Jendral
Sudirman, namun kita tak kunjung menemukan hotel yang membuat kita sreg untuk
segera mengistirahatkan tubuh. Kita berputar-putar kesana kemari, sampai Ranz
merasa lapar dan mengajak mampir di sebuah gerai fast food restaurant di mall
yang kita lewati.
Jelang maghrib akhirnya kita gowes ke hotel
Mulia yang sebenarnya sudah kulihat sejak masuk jalan Jendral Sudirman, Cuma
aku ga yakin apakah aku bersedia menginap disana. ha ha ha ... Ternyata setelah masuk dan melihat bangunan
yang berbentuk kuno, aku malah suka. Ranz pun suka karena bentuk bangunan –
bahkan juga furniture yang ada – mengingatkannya pada rumah neneknya, yang dulu
dia kunjungi waktu masih kecil. (Dia sekarang juga masih kecil lho, lantas
waktu dia kecil itu kapan yaaa? hihihihi ...)
Usai bersih-bersih badan, aku pengennya langsung
molor, namun ternyata Ranz pengen muter-muter, meski ga jauh dari hotel. Ya
sudahlah, aku manut, menemaninya keluar, gowes sejenak, hingga makan malam. Aku
pesan cah kangkung, sedangkan Ranz memesan ayam koloke dan sup asparagus.
Masakannya enaaakkk, tapi pedasssss. Pelajaran: masakan orang-orang daerah
Banyumasan ternyata pedas! :)
Jarak yang kita tempuh di hari ketiga ini 65
kilometer (ini plus gowes muter-muter nyari hotel.) Hari kedua dan ketiga
selama perjalanan kita ditemani sinar mentari yang sangat terik sehingga kulit
kita pun terlihat gosong. :D
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.