Akhirnya setelah berhasil mengadakan Gowes Ceria to Kudus jilid 2, kita – B2W Semarang – berhasil
mengulang kisah “Gowes Piknik ke PantaiBandengan” jilid 2. Jika peserta
GCtK jilid 2 lebih sedikit dibandingkan GCtK yang pertama, jumlah peserta gowespiknik ke Pantai Bandengan jilid 2 lebih banyak dibandingkan yang pertama. :)
Aku dan Ranz sampai di titik kumpul – di halaman depan
RodaLink – sekitar pukul 05.40, telat 10 menit dari jadual yang kubuat sendiri.
(maklum yah, emak-emak kalo mau pergi harus beresin urusan dapur dulu #ngeles
LOL.) Disana sudah ada Om Djoko – teman gowes dari FedSemar – dan seorang
teGCmannya – memperkenalkan diri sebagai Pak Tri, tinggal di Ngaliyan dan David. Setelah
itu satu persatu peserta pun berdatangan, Om Aris Hien, Tami, rombongan dari Boja, Denny
dengan seorang temannya, Asrul yang juga mengajak seorang temannya, Arwin, dll.
Pukul 6 aku mulai mengajak teman-teman berkumpul, berdoa bersama, berhitung (ada
24 orang), dan berfoto bersama.
|
foto bareng sebelum berangkat |
|
sebagian rombongan dari Batas Kota |
Pukul 06.15, kita meninggalkan lokasi. Atas kesepakatan
bersama, kita memilih arah menyusuri Jalan Majapahit, belok Jalan Palebon Raya,
arteri, Jalan Wolter Monginsidi, hingga nembus Jalan Kaligawe. Di Batas Kota,
ada 7 orang yang bergabung dengan kita, plus satu lagi – Irfan – yang dari
penampilannya sudah biasa gowes jarak jauh, meski yang paling muda. Total semua
peserta ada 33 orang.
Kali ini yang menjadi voorijder mobilnya Wawan, Wawan
juga menyediakan mobil pickup (disetiri oleh adiknya) yang bisa dipakai untuk
loading sepeda. (Wuaahhh, I owed you a lot, buddy!) Selain dua mobil milik
Wawan, Fiker juga dengan baik hati
dan tidak sombong ikut mengiringi kita, karena Wawan tidak bisa mengawal kita
dengan penuh. Pekerjaannya telah menunggu. Bless them!
Dengan ketidakikutsertaan Eko dan Dwi – yang loading ketika
kita gowes ke Kudus 7 September lalu – “pasukan” gowes kali ini lebih cepat. Lulu
yang agak keteter di belakang pun mendapatkan dorongan dari Ranz – yang seperti
biasa juga mendapat tugas mendokumentasikan (fotografer gratisan. Thanks a lot
ya? Muach muach) kegiatan kita kali ini.
|
kanan-kiri, Wawan, yayangnya, yang paling kiri Bagas, adiknya Wawan |
|
nyempetin diri narsis di depan masjid agung Demak |
|
rombongan penggowes di belakang voorijder |
Kita sampai di alun-alun Demak sekitar pukul 08.25. Oleh Om
Hien kita diajak mampir ke sebuah warung soto Kudus yang juga menyediakan nasi
pindang. Tempat parkirnya memang lumayan luas, bisa menampung lebih dari 30
sepeda. Tapi sayangnya tidak semua cocok makan menu soto Kudus yang kuahnya
tidak bening itu. (misal: Ranz. J) Di
warung ini, bergabung Om Teguh yang berasal dari Juwana Pati. Dia mau gabung
sejak dari RL, namun kita sudah meninggalkan tikum sedangkan Om Teguh masih otw
ke Semarang, maka dia memutuskan untuk menunggu kita di alun-alun Demak.
Jam 09.00 kita meninggalkan tempat kita sarapan bareng ini.
Kita menyempatkan diri untuk berfoto-ria di depan Masjid Agung Demak: untuk
dokumentasi. Ga pake lama, kita langsung “menggeber”. Oh ya, Lulu sudah mulai
loading semenjak meninggalkan warung tempat kita sarapan. Gaya sepedaan kali
ini yang lebih ngebut ketimbang waktu kita gowes ke Kudus membuatnya enggan
memaksa diri untuk terus mengayuh pedal sepedanya.
|
suwun semangkanipun Bu :) |
|
you know who :D |
|
Fiker galau :P |
Setelah kita belok ke kiri di daerah Trengguli, kita sempat
berhenti sebentar untuk menyatukan pasukan yang masih ketinggalan di belakang.
Kebetulan kita berhenti tak jauh dari dua orang pedagang semangka. Ga kita
sangka, mereka memberi kita semangka gratis lho. (Oh, betapa murah hati
mereka!) Setelah semua bergabung, dan sebagian besar dari kita menikmati
semangka gratis yang manis, kita melanjutkan perjalanan.
Kita sampai di satu mini market di daerah Welahan untuk
beristirahat sekitar pukul 11.10. (Tahun 2011 dulu kita nyampe sini sekitar
pukul 12.00.) Sebagian beristirahat sambil ngadem di dalam mini market. Sejuk! J Sekitar setengah jam kemudian kita melanjutkan
perjalanan. Sementara itu, ternyata ga hanya Lulu yang telah loading, ada
beberapa orang lain lagi yang bergantian loading. J Disini, Wawan mulai pamit karena dia harus
segera ke kantornya, sehingga beberapa teman yang loading pindah ke mobil
Fiker.
|
pit stop ketiga |
Beberapa lama kemudian kita mendapat kabar bahwa di kawasan
kota Jepara hujan telah turun. Wah, kita harus siap-siap nih! Kita berhenti
lagi di kawasan Pecangaan, untuk menunggu mereka yang masih di belakang. Memang
tidak mudah menyamakan irama mengayuh pedal, apalagi sebagian dari kita
benar-benar newbie, baru kali ini ikut ‘turing’ gowes luar kota, dan tidak
semua menaiki sepeda dengan spec yang sama. Sampai disini, mobil pickup harus
balik ke kota Semarang karena Bagas – adik Wawan – ada keperluan sendiri. Mulai
dari sini, hampir semua mulai gowes lagi, kecuali Om Teguh yang memang baru
sebulan lalu tempurung dengkulnya geser ketika melakukan sesuatu. Sebagai
ganti, Fiker menaiki sepeda Om Teguh, seorang teman Fiker yang kemudian
menyetir mobilnya.
Untunglah beberapa kali berhenti untuk menyatukan irama
kayuh dengan yang lain justru
menguntungkan: ketika kita masuk kota Jepara hujan sudah berhenti. Cuaca sangat
enak untuk bersepeda! :)
Sempat kececer di jalan menuju Pantai Bandengan setelah
melewati Pantai Kartini – sebagian mampir ke warung makan, ada juga yang mampir
masjid untuk shalat – sebagian besar sampai di Kampung Prau (yang terletak di
sebelah Pantai Bandengan) sekitar pukul 13.30. (Atas saran Fiker kita belok ke
Pantai Kampung Prau, dan bukan ke Pantai Bandengan, dengan alasan: masuknya
gratis. :))
Setelah masuk, acara bebas. Ada yang jalan-jalan di pinggir
pantai, ada yang leyeh-leyeh di warung yang ada, sekaligus memesan makanan
disana. Entah mengapa aku tidak begitu berhasrat untuk makan. Ranz yang
sebenarnya lapar juga tidak ingin makan, setelah melihat menu makanan yang
ditawarkan.
|
Fiker berganti kostum :) |
|
Om Hien, penjaga gawang komunitas East :) |
|
Pak Tri, Irfan, pak Priyo, Om Djoko, rombongan gowes pp kedua |
Rombongan Boja pamit terlebih karena mereka akan menempuh
perjalanan pulang dengan bersepeda. Kemudian Om Djoko, Pak Tri, Pak Priyo (dari
Batas Kota), dan Irfan menyusul mereka. Sekitar pukul 15.00, truck yang kita
pesan untuk loading telah datang. Setelah semua siap kita pun keluar dari
kawasan pantai, menuju truck yang parkir di dekat pertigaan jalan masuk ke
Pantai Bandengan. Butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk loading sepeda ke
atas truck. Sekitar pukul 15.30 kita meninggalkan lokasi.
Alhamdulillah perjalanan pulang lancar. Yang pertama turun
tentulah rombongan Batas Kota. Aku, Ranz, Tami, David dan Arif turun menjelang
masuk Kota Lama (truck belok ke arah kiri ke Jalan Dr. Cipto) sekitar pukul
18.20. Otw gowes pulang, Arif belok ke arah masjid Kauman, kita berempat
melanjutkan perjalanan ke warung Bakmi Jowo Pak Dul Numani di sebelah SMA N 5. Usai
makan malam (aku cukup minum satu setengah es teh), kita berempat memisahkan
diri. Aku sempat mengantar Ranz sampai di depan gang kosnya.
Sekitar pukul 20.05 aku ke kos Ranz, untuk kemudian
mengantarnya ke Sukun. Hujan. Dan kita cukup lama menunggu hingga ada bus
datang: bus yang sarat dengan penumpang! L
Terpaksa Ranz pun berdiri sampai Solo malam itu! Hadeeeh.
Anyway, perjalanan ini lumayan memorable: Sedikit
menyebalkan buat Ranz yang naik BMX sedangkan sebagai fotografer dia merasa
bertanggung jawab harus mendokumentasikan seluruh peserta sehingga harus bolak
balik depan belakang. Sangat menyenangkan bagiku karena ternyata dengan naik
Cleopatra aku tidak merasa capek sama sekali. Hohohoho ... (Seingatku selama
gowes Semarang – Jepara aku tidak pernah mendapatkan kesulitan. Yang pertama
kali, bulan Mei 2011 dulu, sempat merasa sedikit klenger di tanjakan terakhir,
jelang masuk kota, karena tidak membawa minum di sepeda. Setelah itu, semua
lancar.)
Yang membahagiakan bagiku adalah ekspresi teman-teman yang
begitu puas dengan perjalanan ini, terutama para newbie yang merasa ‘grateful’
karena kita telah memberi mereka kesempatan untuk merasakan turing. When you are happy with this biking
journey, buddies, I am even happier to give you this chance.
- My utmost gratitude for Wawan and Fiker for the cars that
were very helpful for all of us.
- For all participants, of course the journey would be less
memorable without you all.
- And as always my deep indebtedness for my loving as well as
loved Ranz for the impressive documentation, and everything.
GG 16.12 11/11/2014