Cari Blog Ini

Sabtu, 31 Januari 2015

Segowangi #12

Satu hal yang sangat kuingat tentang bulan Januari 2014 adalah hujan benar-benar turun (hampir) setiap hari. (Aku sampai absen b2w ke Gombel selama beberapa minggu karenanya.) Karena itulah aku dan beberapa teman setuju memberi tema #segowangi kali ini berkenaan dengan hujan "meski hujan, sepedaan tetap jalan". Ketika membuat poster, ternyata Riu mendapatkan ide yang sangat "njawani" "UDAN TETEP PIT-PITAN".



Menjelang berangkat ke titik kumpul -- balaikota Semarang tercintah -- aku sempat merasakan gerimis yang sangat tipis mencumbui bumi. Beberapa teman memberi kabar dari lokasi tempat tinggal masing-masing -- Semarang Timur, Semarang Utara, maupun kelurahan Candi Sari -- bahwa hujan cukup lebat mengguyur bumi di sekitar tempat tinggal mereka. Dengan tetap semangat, aku membalas message mereka -- entah lewat whatsapp maupun bbm -- bahwa tema segowangi bulan ini adalah "udan tetep pit-pitan" so ... jangan nglokro dong menghadapi hujan. Uhuk ...


Sementara itu, tatkala menanti kedatangan teman-teman dari seluruh penjuru kota Semarang, gerimis tipis yang sempat kurasakan dalam perjalanan ke balaikota telah menghilang. Bahkan jika kita memandang langit, langit nampak cukup cerah tanpa mendung. Good sign! :)


Akhirnya ada sekitar 60 orang pun berkumpul. Seperti biasa, sebelum gowes bersama, kita awali dengan foto-foto bersama. Kemudian kang Dur memimpin doa. Kita pun mulai melaju bersama, mengkampanyekan sepeda sebagai alat transportasi yang murah meriah dan ramah lingkungan.


Semula "THC" kita pilih sebagai titik akhir rute gowes, dimana kita bisa menggalang keakraban sambil ngopi. (ssshhhttt, pesepeda bakal dapat diskon 10% lho kalo memesan makanan dan minuman disini.) Sayangnya karena ternyata lokasi kurang cukup buat menampung kita yang berjumlah sekitar 60 orang, akhirnya kita pun terpecah. (NOTE: good lesson. untuk segowangi selanjutnya titik kumpul di Balaikota, titik akhir ya di Balaikota lagi ajah.) :)


IB 180 09.19 31/01/2015


foto wajib sebelum mulai gobar :)

momen yang digandrungi kawan2 :)








yang mojooookkkk :D

















si cantik Deka, calon pengantin :)




P.S.:
as always, photos credit to my beloved Ranz :)

Jumat, 30 Januari 2015

Gomingpai ke alun-alun Demak

Memenuhi hasrat Lulu yang ingin latihan -- atau mencoba -- turing, aku menawarinya bersepeda ke alun-alun Demak pada hari Minggu 25 Januari 2015. Untuk menarik peserta lebih banyak, aku pun woro-woro di group B2W Semarang Facebook. Di luar ekspektasi, undangan itu menarik perhatian Om Boil yang sudah berulang kali merencanakan gowes ke alun-alun Demak bersama teman-teman kerjanya di Indonesia Power namun gagal terus. Boil pun mengajakku berkolaborasi. Ok, deal.

25 Januari 2015, sekitar 8 orang berkumpul di RodaLink Bangkong. Ga pake nunggu lama, kita berangkat pukul 06.00 ke arah Jalan MT Haryono, terus lewat Sayangan, terus ke Jalan Ronggowarsito, hingga kita bertemu dengan kantor Indonesia Power. Kita sampai sana sekitar pukul 06.30, menunggu teman-teman dari IP berkumpul, kita diberi snack dan air mineral. Setelah mobil pickup untuk loading telah siap, foto bersama, kita pun berangkat pukul 07.00.

Teman-teman dari BatasKotaBikers mendadak membatalkan keikutsertaan mereka pagi itu, sehingga jumlah peserta tidak begitu banyak, mungkin sekitar 25 orang. Ada lima perempuan yang ikut serta: aku, Lulu, Ranz, Pipit (istri Boil) dan Amel (anak sulung pasutri Boil dan Amel).

Sayangnya pagi itu irama bersepeda kita tidak bisa kita selaraskan. Sebagian goweser dari IP mengayuh pedal sepeda mereka dengan sangat cepat sehingga mereka jauh di depan, sedangkan yang lain masih ada di belakang. Cuaca pagi itu cukup bersahabat kepada kita, tidak panas, sedikit mendung, namun tidak hujan.

Sekitar pukul 08.00 kita telah sampai di alun-alun Demak. Sampai sana Om Boil membagi beberapa merchandise bagi yang beruntung: aku, Lulu, dan Denny. :) Kemudian kita pun sarapan bersama berupa nasi padang yang lumayan lezat. Baru kali ini aku sepedaan tidak mengeluarkan uang sepeserpun karena makanan dan minuman telah disediakan oleh IP. :)

Next time lagi yaaa? :)

GG 15.15 30/01/2015

Yeni Pramono

Lulu, untuknya gomingpai ini terlaksana :)

Denny :)

Yeni (lagi) :D

Amel dan nyokapnya, Jeng Pipit :)

Om Boil

you know who :D




Gowes Sore ke Tinjomoyo

Gegara foto Jembatan Merah yang terletak di Wana Wisata Tinjomoyo kumunculkan lagi di laman facebook-ku, aku pun kesana lagi pada hari Jumat 23 Januari 2015. Jika dua tahun yang lalu aku kesana bersama Tami dan Ranz kali ini aku menemani Om Djoko -- alias Dj yang dibaca 'dije' -- yang penasaran.

Kita janjian di ujung Jalan Bendan pukul 16.20. Kali ini, seperti biasa aku naik Cleopatra (dua tahun lalu aku naik Austin), sedangkan Om Dj naik Tolak Angin (sssstttt, ini nama sepedanya lho.)

Seperti dua tahun lalu, jembatan eksotis yang ada -- tempat kita foto-foto narsis bulan Desember 2012 -- sudah hilang. Di jembatan yang  baru ada dua gerombolan anak-anak remaja yang sedang menikmati pemandangan sambil bermain gitar dan bernyanyi-nyanyi. Well, pemandangannya tetap tidak membuat kita menyesal kesana, meski "hanya" sungai dan rerimbunan pohon :)

Setelah beberapa kali jepret diri sendiri, kita melanjutkan masuk ke Wana Wisatanya. Aku agak sedikit lupa arah ke Jembatan Merah itu sehingga perlu bertanya kepada seorang penduduk sekitar ketika kita sampai di satu pertigaan. Masih lumayan luas sebenarnya kawasan yang bisa kita eksplor namun kita tidak bisa melakukannya mengingat kita kesana sudah menjelang maghrib.

Sesampai di Jembatan Merah, ada sepasang remaja sedang asik berfoto-ria. Tak lama kemudian, datang sepasang remaja lain lagi. Meski warna jembatannya tak lagi semerah dua tahun lalu, menurutku jembatan ini masih cukup layak untuk dijadikan latar foto. :)

Sekitar pukul 17.15 aku mengajak Om Dj pulang, khawatir kemalaman kita masih di dalam kawasan hutan. :) Tanjakan keluar dari kawasan Tinjomoyo ke arah Jalan Bendan lumayan menantang curamnya. Aku perlu menurunkan gear Cleopatra hingga ke 1 - 1. :)

Sesampai Jalan Bendan, kita memilih arah turun. Karena ternyata langit masih cukup terang, kita mampir di  penjual bubur kacang hijau.

Pukul 18.10 kita meninggalkan warung dan gowes pulang. Kita berpisah di perempatan Kaligarang.

GG 08.15 30/01/2015


Sabtu, 24 Januari 2015

Gomingpai 18 Januari 2015

Semula aku dan teman-teman merencanakan untuk gowes ke kawasan mangrove Pantai Morosari yang terletak di perbatasan Semarang - Demak, dengan kawalan teman-teman yang menamai diri sebagai #BatasKotaBikers. Akan tetapi hujan yang terus menerus mengguyur kota Semarang sebelum hari H membuat teman-teman BatasKota menyarankan sebaiknya kita menunda gowes ke kawasan mangrove Pantai Morosari. Hingga akhirnya aku menawari teman-teman gowes ke kawasan mangrove Tapak Jrakah. Terakhir aku dan beberapa teman gowes kesini di awal bulan Desember 2013. Check this link out.

Minggu pagi. Cuaca gerimis dan mendung yang menggantung di langit ternyata menciutkan nyali beberapa teman yang semula setuju gabung. Di tikum yang kita tentukan -- depan museum Mandala Bhakti Tugumuda -- hanya berkumpul aku, Ranz dan David di jam yang telah kita sepakati. Hasilnya, kita pun hanya 'bike to culinary' alias gowes hanya untuk sarapan dan ... brunch. :)

Dari Tugumuda kita bertiga menyusuri kawasan CFD Jalan Pemuda, hingga perempatan dimana kalau kita belok kanan kita akan sampai di kawasan Pasar Johar. Kita tidak belok ke arah Jalan Agus Salim melainkan ke arah Masjid Kauman, kemudian menyusuri Jalan Kauman, lanjut ke Jalan Plampitan. Tujuan kita : SOTO BOKORAN yang konon merupakan salah satu soto legenda kota Semarang. Rasa sotonya lumayan, tapi yang istimewa adalah perkedel kentang dan tempe gorengnya yang digoreng garing. Aku suka banget. (Kayaknya Ranz ga motret deh, jadi maaf ga ada foto buat pamer. hohohoho ...) Satu hal yang paling super dari warung soto ini adalah pelanggannya yang banyak, sedangkan lokasi ga begitu luas sehingga sering kita harus ngantri orang-orang yang sedang menghabiskan makanan mereka. LOL.

Dari Jalan Plampitan kita gowes ke Simpanglima, David janjian bertemu dengan Iin dan Yani. Disana kita juga tidak ngapa-ngapain kecuali Ranz jajan tahu gejrot dan kue 'lekker'.







Setelah jam CFD usai (pukul 08.30) kita gowes ke Kelenteng Tay Kak Sie, aku dan Ranz memilih rute dari Simpanglima ke arah Timur, Jalan Ahmad Yani. Sesampai perempatan Bangkong kita belok kiri Jalan MT Haryono, kemudian belok ke Jalan Pedalangan dan kemudian sampailah kita kawasan Gang Lombok tempat Kelenteng Tay Kak Sie terletak.

Kurang lebih satu jam kita 'lingering' di kawasan itu. Oleh pengelola kelenteng, kebetulan kita diperbolehkan masuk dan mengambil gambar. Dari sana, kita balik lagi ke arah Simpanglima, to have brunch di Kampung Nasi Jalan Erlangga.


Dari sana, kita bubar kembali ke kediaman masing-masing.

Ciao!

IB 180 08.58 24/01/2015

Jumat, 16 Januari 2015

Samori Piknik ke Sekatul

Gegara tidak bisa mengikuti seluruh rangkaian bikepacking bareng-bareng, mood bersepeda jauh masih membuatku sakau. Setelah yakin bahwa Ranz bisa berwiken di Semarang, aku woro-woro di grup B2W Semarang di facebook tentang rencana ini. Alhasil, selain kita berdua, ada lagi David, Om Djoko, dan Om Imam yang ikut gowes. Aku, Om Djoko, dan Om Imam naik mtb, Ranz naik Austin, seli 20" sedangkan David naik BMX.

Berkumpul di Tugumuda sekitar pukul 06.30, foto-foto sejenak, kita berlima langsung berangkat sekitar pukul 06.45. Aku memilih rute yang tidak begitu menantang (baca => Jatibarang) karena ada David yang naik BMX. (Ternyata David sangat perkasa di tanjakan-tanjakan yang kita lewati meski "hanya" naik BMX. :) Dari Tugumuda kita menuju Barat, bunderan Kalibanteng, lurus ke Barat hingga perempatan pasar Jrakah, kita belok kiri.

Tanjakan pertama yang cukup menantang adalah BPI. Ternyata yang kukhawatirkan -- David kesulitan di tanjakan -- sangat tidak beralasan. David melewatinya dengan sangat manis! Wow! Tanjakan berikutnya Esperanza. FYI, aku justru yang paling keteteran. (Padahal sudah cukup lama aku ingin gowes ke Sekatul dengan naik Cleopatra karena aku yakin aku akan melibas semua tanjakan dengan nyaman damai sentosa, LOL. But in fact I was wrong. Hiks ... Kalau boleh aku memberi excuse, pagi itu aku mendadak terserang diare. Mau membatalkan rencana jelas tidak mungkin; Ranz yang akan kuberi sampur melaksanakan rencana ini tentu ngambeg berat. Maka, mau tidak mau aku harus berangkat.)

Meskipun begitu, ketika Ranz menawari kita ke BSB aja, ga usah ke Sekatul (yang jaraknya 3 kali lipat dari pada Pusponjolo - BSB), aku menolaknya. Aku bayangkan 3 teman yang lain pasti kecewa jika kita tidak jadi ke Sekatul. Maka, you can imagine, sepanjang perjalanan aku harus menahan perut kram! :( 

Kita sampai di Sekatul pukul 10.20. Sembari beristirahat kita menikmati makanan sederhana yang kita pesan. Pemandangan di depan mata kita -- kita berada di gazebo Kiai Slamet -- sangat menyenangkan. Kita benar-benar menikmati kebersamaan ini. 

Sayangnya perutku terasa semakin membuatku tidak nyaman. 

Perjalanan pulang yang seharusnya sangat menyenangkan -- karena didominasi turunan -- tidak bisa kunikmati sepenuhnya. Hiks ... Aku akhirnya menyerah tidak melanjutkan perjalanan sesampai BSB. Usai foto-foto di patung kuda, aku terpaksa menerima tawaran teman-teman untuk naik taksi. Perutku benar-benar ga mau berkompromi lagi. Untunglah Ranz naik Austin yang bisa dilipat dan ditaruh di bagasi taksi. Sebagai ganti Ranz naik Cleopatra.

Anyway, aku masih penasaran gowes ke Sekatul lagi dengan naik Cleopatra. Hohohohoho ... 

GG 09.00 16/01/2015