Cari Blog Ini

Senin, 23 Februari 2015

Tweed Ride Semarang #2, Yang Bersepeda Yang Bergaya

Akhirnya, kita mengadakan Tweed Ride lagiiiii. Yeaaayyy.

Setelah absen di penyelenggaraan Tweed Ride bulan Desember, karena kesibukan ini itu, itu ini (halah! ngeles! LOL) akhirnya tanggal 21 Februari kite mengadakannya lagi. Meski beberapa wajah yang nongol di Tweed Ride pertama, bulan Oktober 2014, kali ini banyak juga muncul wajah-wajah baru yang juga tidak segan-segan dandan abis. Kewreen!

Pelaksanaan kali ini lebih awal ketimbang yang pertama dengan alasan yang sangat simpel: sang fotografer, Ranz, bisa nyampe Semarang lebih awal. Hahahaha ... Jika yang pertama dulu jam kumpul pukul 16.30 -- dengan pertimbangan mereka yang masih masuk kerja di hari Sabtu dan pulang jam 16.00, masih bisa menuju tikum -- Balaikota -- dan ikut serta gowes narsis. Kali ini kita tentukan jam kumpul pukul 15.30 dengan harapan kita bisa gowes narsis dengan rute yang lebih jauh, untuk lebih menarik perhatian orang. Meski untuk ini, tentu terpaksa mereka yang baru pulang kerja jam 16.00 tidak bisa ikut.

Seperti biasa kita berkumpul di Balaikota tercinta, di Jalan Pemuda. Sejenak saling bersilaturahmi, menyapa satu sama lain, foto-foto bersama, dan akhirnya kita pun berangkat. Rute kali ini dari Balaikota kita menuju Tugumuda, belok ke Jalan Pandanaran untuk kemudian unjuk narsis di Taman Pandanaran yang hitungannya masih lumayan baru di ibukota Propinsi Jawa Tengah ini. Foto-foto disini sekaligus menunggu mereka yang masih otw untuk bergabung bersama rombongan.

Dari Taman Pandanaran kita belok ke arah Taman KB, bukan untuk foto, cuma lewat, lanjut ke Jalan Pahlawan, muter Simpanglima, kemudian belok ke Jalan Ahmad Yani. Di perempatan Bangkong, kita belok ke arah kiri, Jalan MT Haryono. Lurus terus hingga sampai bunderan Bubakan, kita masuk ke kawasan Kota Lama. Seperti Tweed Ride yang pertama, kali ini gowes narsis juga kita akhiri di salah satu ikon kota Semarang, Gereja Blenduk.

Sampai ketemu lagi di event Tweed Ride selanjutnya. Ciao.

Photos credit to Ananda Ranz as usual. :) thanks a lot my dear












Taman Pandanaran, dengan warak sebagai ikonnya














aku bersama Nurul Lita, penyiar UP RADIO


Jumat, 20 Februari 2015

Gomingpai Blusukan Pecinan dan Kota Lama

Setelah Sabtu malam kita gowes ke Pasar Semawis Imlek, paginya kita gowes bareng lagi. Sebagai road captain, kita tetap memilih Denny untuk memimpin kita. (Sssshhhttt, dia yang tahu blusukan daerah Pecinan dan Kota Lama soalnya.)

Kita berkumpul di Balaikota, ada sekitar 15 orang yang berkumpul: aku, Ranz, Tami, Dwi, Rizky, Arwin, Denny, Om Dije, dan yang lain teman-teman dari komunitas BatasKotaBikers yang sayangnya belum kukenal satu persatu. LOL. Coba kuingat: Ilham, Fastabiq, Lambang, Dika, Pak Priyo, Webe, Bayu,  (Ohhh, ternyata aku ingat nama-nama yang ikut. :) )

Dari Balkot, Denny mengajak kita gowes ke arah Jalan Gajahmada, kemudian mulai blusukan, dimana Denny mengajak kita ke Klenteng Setan lagi, di Jalan Sebandanaran gang I. Dari sana kita muter ke arah Gang Pinggir, pasar Semawis Imlek belum buka waktu kita sampai sana. Dari Gang Pinggir kita ke arah Taman Srigunting, dan ... beberapa dari kita sarapan di satu angkringan di belakang taman. Untuk ini kita berhenti disini cukup lama.

Usai sarapan, kita lanjut ke arah Jalan Layur, Denny mengajak kita mampir ke satu bangunan peninggalan Belanda yang (nampaknya) sudah lama ditinggalkan. (Waktu bersepeda ke arah sini, tiga orang tidak ikut karena memilih ke bengkel di Jalan Hasanudin: Om Dije, Arwin, dan Pak Priyo. Usai foto-foto disini, kita lanjut ke arah pelabuhan: Mercusuar Willem III adalah tujuan (mendadak) berikutnya. Ini adalah kali kedua aku dan Ranz kesini, yang pertama bisa dibaca di link ini.

FYI, buat mereka yang ingin mampir ke mercusuar, kita bisa kesini dan diajak naik ke tingkat paling atas, asal laporan dulu  pada petugasnya, dan sediakan uang minimal Rp. 100.000,00. Kalo ada 10 orang berarti bisa iuran satu orang sepuluh ribu rupiah.

Sayangnya petugas yang mengantar kita ke tingkat atas kali ini beda dengan yang pertama dulu itu. Yang pertama dulu itu memberi kita penjelasan yang menarik tentang bagaimana mendapatkan kabar bahwa ada kapal yang akan merapat, dlsb. Kali ini petugasnya anteng saja, hanya senyam senyum manakala dia melihat Denny dan Dwi yang ketakutan berada di tingkat paling atas. LOL.

Dari pelabuhan, kita balik lagi ke kawasan Kota Lama. Denny mengajak kita mampir ke Masjid Menara. (Check this link for our first visit.) Oh ya, dari pelabuhan, teman-teman BatasKotaBikers langsung gowes balik ke arah Genuk. Sesampai kita di Masjid Menara, Om Dije, Arwin, dan Pak Priyo datang nyamperin. Setelah foto-foto, kita pun melanjutkan perjalanan: mencari brunch: soto ayam di jalan antara Lawangsewu dan Bank BII, di pinggir jalan Pemuda. (aku ga tahu nama jalan ini. LOL.)

Usai brunch, kita kembali ke kediaman masing-masing.

Sampai jumpa di event gobar berikutnya. :)

GG 13.17 20/02/2015








Klenteng Setan




di Taman Srigunting

the deserted building







masjid Menara Kampung Melayu


menunggu soto ayam, menu kita brunch