Bahwasanya (tanjakan) Sigar
Bencah terletak lumayan jauh dari tempat tinggalku, ini adalah alasan utama aku
dan Ranz super jarang menyambanginya. J Entah
mengapa kali ini Ranz mengiyakan keinginanku mencoba tanjakan yang konon
lumayan menjadi momok bagi newbie, bukan karena curamnya, namun lebih karena
tanjakan ini panjang meliuk dan penuh tipuan. LOL.
Hari Minggu 20 November 2016,
kita berempat – aku, Ranz, Avitt dan Edy Wi – meninggalkan tikum – Lawangsewu
pukul 07.00. aku dan Ranz tetap menaiki sepeda lipat kita, Austin dan Pockie,
sedangkat Avit naik Ch3lo, sepeda balapnya, dan Edy naik sepeda yang bisa dia
bawa turing. Kita mengambil rute Jalan Pandanaran – Simpanglima – Jalan Ahmad
Yani – Jalan MT Haryono – Sompok – Pandean Lamper – Jalan Mrican. Kita sempat
berhenti di ‘puncak’ tanjakan Kedungmundu karena rem Pockie bermasalah. Edy
mencoba membetulkan rem Pockie.
soto bermangkuk gerabah |
ujung jalan menuju Sigar Bencah yang rusak :( |
Selepas pom bensin Kedungmundu,
kita belok kanan ke arah Sambiroto. Di perempatan, kita belok kiri menuju
Meteseh. Di ujung pasar Meteseh – jalannya sedang diperbaiki ternyata – kita
berhenti untuk sarapan soto yang mangkoknya menggunakan bahan gerabah. Kita
sampai disini pukul 08.00. :D
Usai sarapan, kita melanjutkan
perjalanan. Sungguh di luar dugaan ternyata ujung jalan menuju Sigar Bencah itu
sedang sangat amat buruk, berlumpur dan ada kubangan air disana sini sementara
di pinggir jalan ada tumpukan material. Wew. Pasti licin dan jika sampai tak
mampu menjaga keseimbangan tubuh, ampun dah, bakal jatuh ke kubangan lumpur.
LOL.
Avitt di 'puncak' tanjakan Kedungmundu |
Sekitar 2 tahun lalu aku dan
Ranz pernah juga mencoba tanjakan Sigar Bencah ini, namun seingat kita jalannya
baik-baik saja. Kita sudah lupa lewat jalan ini atau lewat jalan yang melewati
perumahan Citra Grand. Dan ... ternyata aku juga lupa menuliskannya di blog.
Perfecto! LOL. Waktu itu aku juga naik Austin, sedangkan Ranz naik Feby –
sepeda BMX-nya, sebelum menjelma Hero. J
Ada dua alasan mengapa aku perlu
berhenti di tengah tanjakan sekali. Pertama, agar aku tak terlalu meninggalkan
Ranz yang ‘membimbing’ Avitt di awal-awal tanjakan Sigar Bencah. Kedua, tentu
agar bisa memotret mereka menapaki tanjakan yang di bagian itu cukup curam.
(heleh, aku lupa, ternyata ada ya beberapa bagian tanjakan Sigar Bencah yang
lumayan curam? Kekekekekeke ...)
ini lucu yaaaa :D |
Setelah melewati tanjakan Sigar
Bencah, sampailah kita di kawasan Tembalang. Avitt mengajak kita mampir ke
kampusnya, untuk ... mendokumentasikan keberadaannya di kawasan kampus bersama
Ch3lo, sebagai bukti bahwa dia telah bike to campus. J
Siang itu sinar mentar cukup
terik. Selepas meninggalkan kawasan kampus Tembalang, kita mencari satu warung
tempat kita bisa membeli minuman segar. Untunglah kita melewati satu warung
burjo! Kita pun mampir untuk membeli minuman.
Dari sana kita langsung turun
menuju kawasan Tugumuda. Aku dan Edy langsung pulang, sedangkan Ranz dan Avitt
mampir mbakso di Taman Gajahmungkur. (Aku harus buru-buru pulang karena sesuatu
jadi ga bisa ikutan mampir mbakso.)
Next time, nyoba tanjakan Sigar
Bencah naik Cleopatra ah. :D kali ini aku naik Austin karena semula Avitt
bilang dia mau naik Polis, sepeda lipatnya. Ternyata, eh, ternyata dia naik
sepeda balapnya. :D Avitt harus sering-sering latihan nanjak nih karena Ch3lo
yang ringan belum begitu membantunya melibas tanjakan.
LG 13.17 21 November 2016