LIVE!
Bikepacking Sidoarjo – Semarang Day 1
Bikepacking Sidoarjo – Semarang Day 1
Aku menyadari bahwa
aku begitu alive, begitu hidup dengan
sepenuh kegairahan, tatkala mengayuh pedal dengan jarak tempuh ratusan
kilometer di depan, dalam sehari. Bersama soulmate-ku, Ranz. J
Senin 3 Juli 2017
Hari Senin 3 Juli
2017 kita sampai di rumah Simbok Poncokusumo sekitar jam 08.00 untuk mengambil
sepeda. Ini adalah kali pertama aku dan Ranz bersepeda antar kota dengan naik
mtb. Biasanya kita naik sepeda lipat, berangkat kita naiki, pulangnya sepeda
kita lipat, masuk ke dalam bagasi bus atau kereta.
Sekitar pukul 11.00
kita telah sampai Wonoayu, rumah sepupu Ranz dimana kita akan menginap semalam.
Waktu bersepeda dari rumah Simbok ke Wonoayu, kita tidak berhenti untuk
berfoto, kupikir hari Selasa waktu mulai gowes antar kota, kita akan lewat
Sidoarjo lagi, buat foto2, namun ternyata tidak. Ya sudahlah. Jadi ada alasan
next time main ke Sidoarjo lagi. heheheheh ...
Siang itu aku bobo J meski semalam aku kadang tertidur kadang
melek selama perjalanan Semarang – Sidoarjo, mataku tetap butuh tidur yang
sungguh-sungguh tidur. J sorenya aku
dan Ranz jalan-jalan di kompleks perumahan itu, bersama 2 keponakan Ranz. Kata
Ranz, perumahan ini dibangun sebagai ganti tempat tinggal para korban lumpur Lapindo.
Selasa 4 Juli 2017 Gowes Sidoarjo - WBL 98 kilometer
Dari google map,
kita dapati bahwa jarak yang akan kita tempuh hari ini sekitar 90 kilometer,
jika dari Wonoayu kita langsung menuju arah Krian – Gresik. Namun jika kita ke
arah kota Sidoarjo terlebih dahulu, kemudian lewat Surabaya, jarak yang kita
tempuh sekitar 110 km. Seperti biasa, aku dan Ranz ‘suut’ untuk menentukan
siapa yang akan memutuskan. Kekekekeke ... Ranz menang, jadilah kita langsung
belok ke arah Krian, tidak kembali ke arah Sidoarjo.
Pukul 06.30 kita
sudah siap untuk mulai bersepeda. Namun sepupu Ranz meminta kita untuk
menunggunya mempersiapkan sarapan.
di depan rumah sepupu Ranz |
Pukul 08.00 kita
meninggalkan rumah sepupu Ranz, setelah sarapan nasi pecel. Tak lupa kita juga
dibekali satu plastik kacang telor dan tiga buah jeruk. Sebenarnya kita juga
diminta membawa bekal nasi + pecel dan lauknya, tapi dengan sangat terpaksa
kita tolak karena tas pannier sudah penuh, tak bisa kita selipin apa pun lagi.
Seperti yang kutulis
di atas, kita langsung belok menuju arah Krian, lanjut ke Legundi. Trek yang
kita lewati lumayan berkontur, rollingnya cukup terasa. Yang agak ‘mengganggu’
adalah sepanjang jalan, kita terus menerus dipepet oleh truck-truck yang
melewati jalan yang sama. Kita benar-benar harus ekstra hati-hati. Matahari
yang bersinar super cerah pun dengan mudah membuat kita berkeringat. J yeay.
Now and again, kita mengecek google map untuk memastikan kita berada di rute yang tepat. Ranz
memilih jalur pantura untuk mempermudah perjalanan, karena jika lewat kota,
meski terkadang mempersingkat jarak tempuh, namun jika tidak tahu, kita malah
justru berputar-putar. J
Ranz tidak terlalu
memacu sepeda dengan kencang, cukup dengan kecepatan rata-rata 25 kilometer per
jam (menurut cyclometer yang menempel di handle bar Cleopatra). Setelah
menempuh kurang lebih 15 kilometer kita mampir di satu mini market untuk
membeli air mineral, air di bidon telah habis. (waktu berangkat bidon tidak
terisi penuh.) meski baru sekitar jam setengah 10, panasnya terasa sekali.
Di satu bunderan
(terminal kota Gresik, kalo tidak salah), kita salah belok. Bukannya menyusuri
jalan pantura, namun kita justru masuk kota. Ranz baru ngeh ketika kita
melewati pintu masuk tol, dan setelah sekian kilometer kita tidak berpapasan
maupun dilewati truck. Nah lo. LOL. Kejadian ini membuat Ranz semakin rajin
ngecek google map, khawatir kita kian ‘tersesat’. LOL. ‘keblusuk’ ini justru
membuat kita lewat Taman Makam Pahlawan kota Gresik, kemudian arah yang kita
tuju membawa kita masuk ke perumahan Gresik Kota Baru, dimana kita bertemu
dengan spot cantik untuk foto-foto. J (nampaknya icon GKB ini masih baru, sehingga masih banyak orang
lewat yang menyempatkan berhenti untuk berfoto-foto, bukan hanya kita yang
passerby dari luar kota.
Sebenarnya aku
sedikit merasa ngantuk. Ketika melihat penampakan satu gerai fastfood ketika
melewati pusat keramaian GKB, aku ingin mengajak Ranz mampir, untuk membeli
iced coffee-nya yang lumayan enak. Tapi, ketika aku bertanya apakah dia sudah
lapar dan ingin makan, Ranz dengan tegas bilang tidak mau berhenti untuk makan
sebelum kita mencapai jarak 50 kilometer, lebih dari setengah jarak yang harus
kita tempuh. Ya sudah. Bye bye iced coffee.
Setelah kita keluar
dari perumahan Gresik Kota Baru, kita segera menemukan kembali jalur pantura,
jalur yang membuat kita tak perlu sering-sering ngecek google map karena
tinggal (nyaris) lurus saja. Meski di jalur ini kita kembali bersaing dengan
kendaraan-kendaraan berbadan besar, Ranz tetap terlihat riang gembira karena
kembali ke jalur yang dia harapkan. J Tidak hanya itu, tak lama kemudian, sekitar 15 menit berlalu,
Ranz menawari apakah aku mau makan siang, saking leganya dia. Ranz mengajak
mampir ke warung ‘Warung Bebek Urap Cak Ipul” di jalan raya Manyar. Ini pukul
12.40, jarak yang telah kita tempuh 48 kilometer.
Aku belum pernah
pesan bebek untuk diri sendiri selama ini. Namun karena nama warungnya “bebek
urap” dan aku kurang perhatian bahwa di daftar menu juga ada pilihan ayam, aku
pesan bebek urap dua porsi, satu buatku, satu buat Ranz. Satu porsi bebek urap
plus nasi Rp. 25.000,00; satu gelas jumbo es teh Rp. 5000,00. Penasaran apakah
‘bebek urap’ itu? Daging bebek dibakar, kemudian diberi urap / gudangan sebagai
sayurannya. Hanya begitu. LOL. Untunglah, rasanya nikmat, sambalnya juga enak,
tehnya pun pas dengan seleraku.
Setelah maksi, kita
mencari tukang tambal ban karena ban depan Cleopatra mendadak gembos, ketika
aku memarkirnya di depan warung Cak Ipul. Untung tak jauh dari situ ada tukang
tambal ban, aku hanya perlu menuntun Cleopatra sekitar 300 meter. Setelah
dicek, ternyata oh ternyata, ban dalam Cleopatra tidak hanya bocor, namun sobek
sekian sentimeter. Entahlah apa penyebabnya. Untunglah (kita ‘beruntung’ lagi
LOL) si bapak tukang tambal ban bersedia membelikan ban dalam. Problem solved!
Kemudian kita
melanjutkan perjalanan. Trek kembali terasa rolling, naik turun terus menerus.
Tak ada rasa kantuk maupun jenuh. Cleopatra terasa ringan dikayuh. Ranz
menawari berhenti untuk foto-foto ketika kita melewati Alas Jati Panceng. Ini
sekitar pukul 15.45, jarak yang telah kita tempuh sekitar 85 kilometer.
Di pagi hari kita
memperkirakan jarak yang kita tempuh sekitar 90 kilometer, dari Wonoayu sampai
WBL. Setelah melewati kilometer 90 (menurut cyclometer yang nangkring di handle
bar Cleopatra) aku bilang ke Ranz yang katanya ingin ‘live’ di facebook. Namun
ternyata, sesampai kita di pintu gerbang WBL, jarak yang kita tempuh kurleb 97
kilometer. LOL. Well, mung kin karena kita masuk ke kota Gresik, dan
berputar-putar mencari jalan keluar. Setelah memotret sepeda dan diri sendiri
LOL di depan WBL, kita ke penginapan Wisma Bintang Maharani. Penginapan ini
terletak sekitar 300 meter sebelah Timur Goa Maharani, masuk gang.
Ranz telah booking
satu kamar disini. Dia booking kamar non-AC dan kamar mandi luar, dengan harga
Rp. 200.000,00, untuk mengirit budget. Namun kemudian Ranz sendiri memutuskan
untuk meng-upgrade kamar yang akan kita tempati, menjadi kamar ber-AC. Aku sih
senang-senang saja. Harganya terpaut Rp. 100.000,00 dan kita dapat sarapan
gratis. Lumayan lah.
Untuk minuman
selamat datang, kita mendapatkan dua botol air mineral dan sebungkus biskuit
kelapa. Pak Imron – si penjaga penginapan – mempersilakan kita untuk ke pantry
di lantai satu jika ingin membuat teh maupun kopi. Teh, kopi, dan gula
disediakan disana. Tidak ada kompor, namun ada dispenser dengan air panas dan
dingin.
Setelah check in,
mandi, istirahat sebentar, sekitar pukul 19.00 kita keluar: Ranz butuh makan
malam. Aku hanya butuh minum es teh. J Kita keluar berjalan kaki, mampir ke satu minimarket terdekat
untuk beli pasta gigi dan air mineral, sebelum ke satu warung penyetan.
To be continued!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.