Akhirnyaaa, Ranz dan
aku berkesempatan dolan bersepeda antar kota antar propinsi lagi, meski antar
propinsi ini hanya dari propinsi DIY ke propinsi Jawa Tengah. Kekekekeke …
Adalah acara ultah
ketiga Selima (C-5) a.k.a sepeda lipat Magelang yang diselenggarakan pada hari
Minggu 10 Maret 2019 menjadi momen yang tepat buat kita berdua untuk
mengosongkan jadual agar kita bisa napak tilas rute JOGJA ATTACK 6 Maret 2011
yang dirujuk sebagai event pra jamselinas. Kebetulan hari Kamis 7 Maret 2019
adalah hari libur nasional, hari Jumat 8 Maret 2019 menjadi hari kecepit
nasional, lol, dan hari Sabtu 9 Maret 2019 cukup mudah bagi kita berdua untuk
'kabur' dari tempat kerja. Hihihi …
Kamis 07 Maret 2019
Kita janjian untuk
bertemu di Jogja hari ini. Untuk mudahnya (baca => aku ga perlu mengayuh
pedal Austin mendaki bukit Gombel lol) aku mau menjemput Ranz di Solo terlebih
dahulu dengan naik KA Kalijaga. Namun, ternyata aku kurang sigap. :( Waktu aku
ke stasiun Poncol untuk beli tiket, tiket KA Kalijaga untuk hari Kamis 07 Maret
2019 telah habis ludes. :( Lesson learned : jika mau beli tiket KA Kalijaga di
hari libur nasional, harus benar-benar jauh-jauh hari sebelumnya, misal dua
minggu sebelumnya. Akhirnya, ya sudah. Benar-benar kita janjian bertemu di area
UGM, aku berangkat dari Semarang, Ranz dari Solo.
Menjelang pukul 07.00 aku baru mulai mengayuh pedal Austin, menapaki Pusponjolo - Jl Suyudono - Kalisari - Jl. Dr. Soetomo - Jl. S. Parman terus hingga mendaki Kaliwiru, Jl. Teuku Umar, Jatingaleh, Gombel, hingga terminal (bayangan) Sukun. Performaku memburuk akhir-akhir ini, jika dulu aku cukup butuh waktu sekitar satu jam untuk mencapai Sukun dari Pusponjolo, sekarang aku butuh kurleb 90 menit. Parah dah. Lol. Kudu lebih rajin latihan nanjak. Hmft …
Bus yang kukendarai
menuju Jogja meninggalkan Sukun pukul 08.45. Mataku yang masih mengantuk,
langsung merem lagi setelah bus berangkat. Hohoho … Hanya sayup-sayup sampai
kudengar kondektur menyebut "Terminal Bawen", "Kebonpolo", "Terminal
Magelang", saking telernya. LOL. Well, aku masih sempat mengintai trek
super rolling kawasan Jambu, namun hanya sekilas. Menjelang sampai terminal
Muntilan, kusadari traffic mulai padat. Bus berjalan dengan tersendat-sendat
saking penuhnya badan jalan dengan kendaraan. Dari sana hingga masuk terminal
Jombor, bus lebih sering berjalan tersendat-sendat ketimbang lancar.
Bus masuk Jombor
pukul 12.15. well, not bad lah, "hanya" molor 30 menit ketimbang
biasanya. Maklum, sekarang Jogja telah 'notorius' dengan label 'super macet' di
musim libur. LOL.
Ketika mengayuh
pedal Austin meninggalkan Jombor, aku baru ngeh, aku kangen juga memasuki Jogja
dari arah Utara ini. Bulan Januari 2019 waktu menghadiri ultah JFB ke-10, aku
naik Prameks, mulai mengayuh pedal dari Lempuyangan, sama sekali tidak melewati
Jalan Magelang. Maka, kugunakan kesempatan ini untuk lewat kawasan Terban, dan
melongok dua lokasi mantan kos saat aku menjelang lulus kuliah S1. Puluhan
tahun telah berlalu. Wih, lamaaaaaaa. LOL.
Sementara itu belum
ada kabar dari Ranz dia naik Prameks yang jam berapa, dan bakal sampai Jogja
jam berapa. Maka, selepas Terban, melewati Mirota Kampus menuju bunderan UGM,
aku masuk ke kawasan Boulevard, dan mengarah ke gedung Grha Sabha Pramana, lokasi
wisuda para lulusan UGM yang mulai difungsikan akhir tahun 1994. Aku memotret
Austin dengan latar belakang gedung ini. Dari sana, aku mau ke Gedung Pusat,
dengan tujuan yang sama, namun kuurungkan, khawatir Ranz telah menungguku
somewhere. Aku pun keluar dari area Bulaksumur.
Sesampai di depan RS
Panti Rapih, aku celingukan mencari Ranz. Tapi, dia tak terlihat dimana pun.
Sepedanya juga, entah Pockie, Shaun, Astro, maupun si mungil Petir. Berhubung
aku sudah butuh ke toilet, aku langsung menuju penginapan yang telah kita booking,
Sleeping Room, yang terletak tak jauh dari RS Panti Rapih.
30 menit kemudian,
Ranz datang. Yeayyy. Dia memilih mengajak Petir. Ok, as I guessed. :D
Sore itu kita keluar
untuk makan siang (yang terlambat. lol) I had no special preference, kebetulan
di depan RS PR ada warung Bakmi Jowo, ya sudah, aku mengajak Ranz mampir
kesitu. Kita hanya beli satu porsi bakmi rebus untuk berdua. Sebelum selesai,
Radit datang. Dia lewat Jl. Cik Ditiro situ, namun langsung menghentikan
motornya dan mampir ke warung setelah melihat dua sepeda kita.
Usai makan dan
ngobrol dengan Radit, aku mengajak Ranz masuk area Bulaksumur. Aku masih ingin
memotret Austin dengan latar belakang Gedung Pusat. Well, meski sudah sering
Austin kupotret disitu. Hihihi … Menjelang adzan Maghrib berkumandang, kita
telah keluar. Dari bunderan UGM, aku mengajak Ranz belok ke arah Timur.
Kebetulan tak jauh dari situ, ada warung sate ayam dan kambing, Ranz mengajak
mampir, dia ingin makan sate kambing.
Kali ini kita juga
pesan hanya satu porsi, 10 tusuk sate kambing, tanpa nasi. Ketika sate datang,
dan mendapati bumbunya sambal kacang, Ranz terlihat agak menyesal, perutnya
sering bermasalah dengan sambal kacang soalnya. Tapi, yah, mau bagaimana lagi?
:D aku 'membantunya' dengan makan 3 tusuk sate, dan makan bumbunya yang tidak
begitu pedas, tapi lumayan enak sih. FYI, perutku ga bermasalah dengan sambal
kacang, jadi no need to worry.
Sebelum balik ke
penginapan, kita mampir dulu di satu apotik, Ranz perlu panadol karena mendadak
tubuhnya terasa 'gemreges', padahal katanya tubuhnya baik-baik saja saat
meninggalkan Solo. Hmft …
Sesampai penginapan,
selepas pukul 19.00 lebih sedikit, aku pun teler. Tidak sempat sikat gigi,
apalagi bersihin wajah, atau mandi, kekekekeke … aku langsung tertidur. Pukul
23.00 aku terbangun sebentar, mematikan lampu kamar, dan mencabut charger hp
dari plug in, kemudian lanjut tidur lagi.
LG 09.25 12/03/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.