Ada banyak
'excuse' untuk dolan ke Jogja :D simply mulai sekedar kangen pingin foto-foto
di area UGM, ngikut event yang diselenggarakan kawan2 KaVir (Kagama Virtual)
plus yang paling sering adalah ikut acara sepedaan.
Nah, wiken
tanggal 3-4 Agustus kemarin aku ke Jogja dengan tujuan yang berbeda,
menyambangi event bergengsi yang baru pertama kali diselenggarakan di Jogja,
yakni mengunjungi Big Bad Wolf a.k.a pameran buku terbesar (?) di area Asia
Tenggara. (Awal yang sungguh 'epic' bukan? Wkwkwkwkwk …) plus 'menengok' acara
Art Jog. (Nggaya, ini jelas! LOL)
Latar
belakang:
Bulan Juni
lalu waktu aku bilang ke adikku aku mau ke Jogja (untuk acara
J150K) dia curhat
kawan2
goodreads-nya ga ada yang nyaut ketika dia nanya siapa yang akan ke
Jogja untuk mengunjungi acara BBW, maka dia pun mengajakku kesana. Aku langsung
mengajak Angie, dan dia juga mau. Dengan satu catatan: di bulan Agustus juga
ada ART JOG, dan dia pingin kesana sama temannya. Aku jawab, oke, lihat jadual
pelaksanaan, dan cari tanggal yang 'beririsan' sehingga bisa sekali dolan ke
Jogja, dua lokasi bisa kita kunjungi.
Awal Juli aku beli tiket KA Kalijaga untuk pemberangkatan hari Sabtu 3 Agustus. Ternyata
adikku, Nunuk, bakal pergi dengan dua orang temannya. Sedangkan Angie akan
pergi bersama 3 orang yang lain. Angie bahkan bilang jika aku tidak begitu
tertarik untuk mengunjungi Art Jog, aku ga perlu ikut dengannya karena untuk
masuk tempat pameran itu, Jogja National Museum, kita kudu membayar sejumlah
duit yang lumayan. (bagi kantong seorang 'pengacara' sepertiku. Lol.) dan
ternyata, adikku pun bakal punya acara sendiri dengan 2 orang kawannya.
Gubraaaak.
Mendadak aku
merasa menjadi the outcast. Piye ta kih. Sing njaluk tak kancani
malah nduwe acara dewe2. lol.
Maka, aku
pun curhat ke Ranz. Dan, seperti biasa, dia langsung semrinthil bersedia
menemaniku. Lol. So? Berangkat ke Jogja aku membawa Austin! Yuhuuuu …
Sabtu 3
Agustus 2019
Seperti
biasa, jika akan berangkat ke Solo naik KA Kalijaga, aku sudah menuju stasiun
Poncol pukul 07.40. aku mampir ke satu minimarket untuk membeli buah melon yang
sudah dipotong2, jadi tinggal kita santap. Sebelum pukul 08.00 aku sudah sampai
Poncol. Aku membeli roti O dulu 4 biji sebelum melipat Austin.
Pukul 08.10
aku sudah siap ngantri untuk masuk peron. Kebetulan pagi itu antrian masuk
peron lumayan panjang. Aku letakkan Austin di tempat yang cukup strategis untuk
kuangkat masuk melewati loket cek tiket. Tiap menit kulongokkan kepala untuk
ngecek apakah Angie dkk sudah kelihatan. (aku lupa menyerahkan tiket ke Angie
sebelum berangkat ke Poncol.)
Sementara
menunggu yang lain datang, beberapa porter menawarkan jasa mengangkatkan Austin
ke dalam gerbong, dengan sopan kutolak karena aku sedang menunggu yang lain.
Semakin lama aku kian gelisah mereka tidak segera muncul. 😡 aku butuh waktu
sekitar 10 untuk mengangkat Austin menuju gerbong dan menatanya disana. Maklum,
emak2 usia paruh baya. 😖
Pukul 08.30
ada seorang porter lain lagi yang menawarkan jasa membawakan Austin. Pasrah,
akhirnya aku mengiyakan. Aku bahkan membolehkannya membawa Austin ke gerbong
terlebih dahulu karena aku masih ingin menunggu Angie dll.
Pukul 08.45
akhirnya aku masuk melewati loket pengecekan tiket. :( namun tentu saja aku
tidak bisa langsung masuk gerbong, aku kudu menyerahkan tiket yang kubawa ke
Angie dkk, kalau tidak mereka tidak bisa masuk ke peron.
Guess
what??? Mereka baru datang pukul 08.53! Aku rasanya pingin ngamuk, ngomel2 agar
semua orang di penjuru stasiun Poncol mendengar. Lol. Setelah aku menyerahkan
tiket ke Angie, aku segera berjalan menuju gerbong 4.
Waktu KA
meninggalkan stasiun Poncol, gerbong yang kutumpangi sepi, hingga aku merasa
kedinginan. Namun begitu sampai Tawang, serombongan ibu2 naik, bikin gaduh,
lol, membuat suhu menghangat, lol, dan membuatku geli melihat mereka yang heboh
begitu. Mood-ku yang kesal pun segera membaik
Perjalanan
lancar sampai di stasiun Balapan. Waktu turun dari KA, dan menuju peron 2
menunggu KA Prameks datang, Angie dan Fitri membantuku mengangkat Austin.
Alhamdulillah. Lol. Sementara menunggu KA Prameks datang, Nunuk dkk mengurus
tiket Prameks ke CS karena ada sedikit kesalahpahaman. Lol. Untunglah mereka
bisa dengan mudah mendapatkan tiket sementara.
Pukul 13.37
kereta yang kita tumpangi sampai di stasiun (Tugu) Jogja. Dari sana kita
berjalan menuju Malioboro, kemudian mampir di satu warung makan di area itu
untuk makan siang. Setelah maksi, Angie dkk jalan di sepanjang Malioboro, juga
Nunuk dkk. Aku dan Ranz mendahului menuju penginapan. Ranz telah booking 4
kamar di satu homestay di area Wirobrajan, yang terletak kurleb 1 kilometer
dari Jogja National Museum tempat Art Jog diselenggarakan.
Sekitar
pukul 15.00 Nunuk dkk datang. Surprising karena ternyata mereka berjalan kaki
sampai homestay Arjuna 31 itu. Sekitar 15 menit kemudian Angie dkk datang, dan
… ternyata mereka juga berjalan kaki! Hwaaaaah … lol.
Nunuk
dkk ternyata mendadak mengubah rencana
untuk ke BBW sore/malam itu. Waktu berjalan di Malioboro, mereka melihat promosi
acara CABARET RAMINTEN, dan mereka memutuskan untuk menonton itu dulu, baru
setelahnya ke BBW. Sementara Angie dkk berencana nongkrong di café Tugu.
Malam itu
aku keluar dengan Ranz dengan bersepeda, tentu saja. Di ujung Jl. Malioboro
(dekat titik 0) ada pagelaran wayang kulit, sehingga jalan Ahmad Dahlan yang
menuju titik 0 ditutup, hingga aku dan Ranz berbelok dulu ke kiri sebelum
Malioboro. Kita masuk Malioboro lewat Jl. Pejaksan. Ranz mau beli oleh2
pesanan: bakpia kukus Tugu Jogja. Dan … ternyata setelah bolak-balik, kita ga
menemukan gerai yang jualan bakpia kukus di Jl. Malioboro itu. Akhirnya kita ke
stasiun Tugu. Sesampai sana, alamak jaaaaan … antri panjang para calon pembeli
langsung menciutkan hati Ranz. Lol. Dia paling tidak tahan jika harus ngantri
seperti itu. Lol.
(kita
'mendadak' punya rencana baru untuk hari Minggu, gowes balik ke Solo, setelah
sebelumnya aku 'hanya' ingin ditemani gowes narsis dengan foto-foto di area
UGM, atau jika sakaw gowes jauh, Ranz menawari gowes ke pantai Goa Cemara, ini
karena waktu J150K kemarin pantai satu ini (ternyata) tidak kita kunjungi,
hanya muncul di peta rute, lol. Setelah terjadi gempa bumi di Banten, dan
peringatan untuk menjauhi area pantai, dan aku tetap ingin bersepeda rada jauh,
aku menawari Ranz untuk gowes balik ke Solo, tentu saja dengan menyusuri
Selokan Mataram, satu trek favorit kita. :) karena berpikir ga akan menginjak
stasiun di hari Minggu pagi, Sabtu malam itu Ranz 'ngejar' untuk mendapatkan
oleh-oleh pesanan itu.)
Setelah
ngecek di google lokasi lain untuk membeli bakpia kukus itu, dan menemukan satu
gerai di Jl. Kyai Ahmad Dahlan, satu jalan yang bakal kita lewati menuju
penginapan, Ranz mengajakku makan malam. Kita ke area makan di Jl. Mangkubumi
(Jl. Margo Mulyo? Namanya sekarang?) kita memesan satu porsi mie lethek (bihun)
goreng untuk berdua. Setelah bertahun-tahun gagal menemukan tempat beli mie
lethek di area ini, ternyata rasanya tidak terlalu memuaskan lidah kita. :D
mending bakmi Gunung Kidul yang kita beli di Jl. Timoho di malam J150K bulan
Juni lalu.
Setelah
makan malam, mie lethek dengan rasa biasa saja dan es teh yang rasanya hanya
seperti air putih diberi gula, kita gowes balik ke penginapan. Aku mengajak
lewat Jl. Abu Bakar Ali, kemudian belok ke Jl. Mataram, karena Jl. Malioboro
tutup di ujungnya (titik 0). Ketika melewati gerai yang jualan bakpia kukus di
Jl. Ahmad Dahlan, sekitar pukul 22.15, ternyata toko sudah tutup. Maka kita
langsung menuju penginapan. Sebelum masuk gang Arjuna, kita mampir di satu
angkringan untuk membeli es teh yang enak, untuk memperbaiki rasa es teh
sebelumnya yang 'zonk' di warung mie lethek.
Minggu 4
Agustus 2019
Nunuk dkk
ninggalin penginapan untuk ke BBW sebelum pukul 06.00. aku dan Ranz ninggalin
penginapan pukul 07.00, di saat Angie dan Fitri masih ngobrol2 di kamar mereka,
belum mandi. Sedangkan Fani dan Nastiti entah sedang ngapain di kamar mereka.
Yang pertama
kita kunjungi selepas meninggalkan penginapan adalah gerai oleh-oleh di Jl.
Ahmad Dahlan. Kita sampai sana jam 07.15. Toko sudah buka, tapi bakpia kukus
itu baru akan diantar pukul 08.00. dari sana kita ke stasiun Tugu, dengan lewat
Jl. Malioboro (contra flow). Ternyata meski masih cukup pagi, antrian para
calon pembeli di gerai oleh-oleh khusus bakpia kukus sudah mengular, meski tak
sepanjang tadi malam. Ranz masih tetap ogah jika harus ngantri. Dari sana, kita
ke stasiun Lempuyangan. Dan … voilaaaaaaaaa … disana hanya ada 4 calon pembeli
yang ngantri di luar gerai. Hohohoho …
Setelah beli
oleh-oleh pesanan itu, kita melaju ke arah UGM, berputar lewat stadion
Kridosono, Jl. Cik Ditiro, kemudian berhenti di gerbang masuk UGM, untuk
memotret Austin dengan latar belakang UNIVERSITAS GADJAHMADA yang baru. Ihir.
Lol. Dari sana kita ke arah Gedung Pusat (lewat Boulevard), namun ternyata
ditutup. Apa ada hubungannya dengan pelaksanaan ospek yak?
Kita sarapan
di rumah makan gudegnya Bu Hj. Ahmad, di Selokan Mataram, seberang fakultas
Kehutanan UGM. Gudeg disini enak, cocok buat lidahku, juga buat lidah Ranz.
Namun ada satu hal yang selalu dikomplen Ranz jika kita kesini: manajemen yang
tidak praktis membuat kita harus ngantri lama, padahal tidak ada tumpukan
pembeli lho. Lol. Itu sebab Ranz selalu ngomel jika kita kesini. Kekekekeke …
Well, mungkin next time kita ke Jogja dan pingin makan gudeg, kita bisa nyoba
di rumah makan gudeg Yu Djum yaaa.
Usai makan,
kita mulai menyusuri Selokan Mataram menuju Timur. Ternyata, tak jauh dari
rumah makan tempat kita sarapan, Ranz melihat satu gerai oleh-oleh yang juga
menawarkan bakpia kukus. Hahahahahahaha … ternyataaaaaaaaa. Lol.
Bulan
Januari 2019 kita juga menyusuri Selokan Mataram seusai menghadiri acara gowes
ultah 1 Dekade Jogja FoldingBike. Namun rasanya kok sudah lama ya kita ga gowes
susur selokan area sini? Bulan Maret 2019 kita susur Selokan Mataram menuju
Barat, sampai ke Candi Borobudur. Hmmm … mungkin karena bulan Januari lalu kita
fokus gowes terus, ga sempat berhenti untuk foto-foto apa ya.
Jika bulan
Januari dulu kita kepanasan sebentar, kemudian kehujanan, kali ini kita
kepanasan terus menerus. Lol. Memang lagi musimnya ya. Langit terus menerus
benderang, biru banget warnanya. Namun, gunung Merapi hanya terlihat
samar-samar. Waktu mendekati area Kalasan, perbukitan di Selatan terlihat
sangat indah.
Kita mampir
di angkringan dekat Candi Sambisari, tempat kita pernah minum es teh juga
beberapa tahun lalu. Kemudian mampir beli oleh-oleh lagi di satu gerai dekat
Candi Plaosan, aku pingin beli bakpia yang bukan kukus.
Sebelum
sampai Solo, kita sempat mampir minimarket dua kali untuk beli air mineral.
|
Austin di ujung gerbong 4 KA Joglosemarkerto |
Aku langsung
melanjutkan perjalanan ke Semarang naik KA Joglosemarkerto yang meninggalkan
stasiun Balapan pukul 15.00. sampai di stasiun Tawang pukul 17.10.
Sampai
bertemu di kisah sepedaan Nana dan Ranz berikutnya yaaa.
LG 13.20
05-August-2019
- B.
akhirnya di Jogja, aku TIDAK mampir ke JEC untuk mengunjungi BBW,
juga TIDAK ke Jogja National Museum untuk mengunjungi ART JOG. Hohoho …