Cari Blog Ini

Rabu, 26 Juni 2019

J150K Endurance 2019

dengan medali J150K yang ketiga 😍

Setelah penyelenggaraan J150K yang kedua di tahun 2017, ternyata para pehobi sepeda lipat tak perlu menunggu lama untuk ikut event serupa yang ketiga. Nampaknya pengurus JogjaFoldingBike ngerti banget keinginan para pesepeda lipat untuk unjuk eksis di event yang rada bergengsi. :D


(Note: J150K pertama diselenggarakan pada tanggal 9 November 2013. J150K yang kedua diselenggarakan pada bulan Februari 2017, dibarengkan dengan event ultah kedelapan JFB.)


Meski sempat hampir patah hati karena biaya pendaftaran yang mencapai setengah juta (loooh, apa beda dengan event sejenis AUDAX dong yang selama ini aku (dan Ranz) hindari karena biaya pendaftaran yang mihil ternyata aku tergoda untuk mendaftar. Setelah (berhasil) mendaftar (butuh usaha serius untuk ndaftar karena animo calon peserta yang membludak dibandingkan target panitia), ragu-ragu lagi untuk jadi ikut atau tidak. :) Setelah tahu bahwa panitia mungkin akan membuka pendaftaran kloter kedua, jika ternyata 500 peserta pertama yang telah terdaftar tidak semua bisa memenuhi syarat (baca => membayar biaya pendaftaran dalam jangka waktu yang ditentukan). Maka, aku kembali mencoba merayu Ranz, siapa tahu dia akhirnya mau ikut. Hohoho …


Dengan bantuan 'komporan' beberapa kawan, akhirnya Ranz menyatakan kesediaan untuk kudaftarkan di kloter kedua. Maka, aku pun mentrasfer uang sejumlah Rp. 500.000,00 untuk mendaftar. 'struggle' berikutnya adalah mantengin pembukaan pendaftaran kloter kedua, dan berjibaku dengan ratusan calon peserta lain untuk mendaftarkan Ranz. :D dan … alhamdulillah aku bisa memasukkan nama Ranz. Dia dapat nomor 625, padahal begitu panitia membuka pendaftaran, aku langsung mengisi formulir (online) dan submit, kurang dari 2 menit laaah, eh, ternyata dapat nomor jauh di atas angka 500. :D


H-1 Jumat 21 Juni 2019


Seperti biasa, aku naik KA Kalijaga yang meninggalkan stasiun Poncol pukul 09.00. Kali ini aku sendirian, dua tahun lalu, aku berangkat bareng Avitt, Dwi, Hesti, dan Lambang. Kali ini aku berangkat sendiri, Avitt berangkat sehari sebelumnya, yang lain tidak ikut. Ranz menungguku di stasiun Balapan.


KA Kalijaga yang kutumpangi sampai di stasiun Balapan sekitar pukul 11.44, sesuai dengan yang tertera di tiket. Ranz sudah menungguku di peron 2, tempat KA Prameks yang akan kita naiki menuju Jogja akan berangkat. Kita naik KA Prameks yang berangkat pukul 12.15.


Kita turun di stasiun Lempuyangan. Dari sana kita bersepeda menuju satu hotel yang terletak di area Timoho, kuang lebih 1,5 kilometer dari Balaikota Jogja, tempat diselenggarakannya event. Kita check in dulu di hotel, baru ke tempat pengambilan racepack. Dari sana, kita balik lagi ke hotel, beristirahat sejenak.


Menjelang pukul lima sore Raditya datang. Kita makan malam bertiga. Ada warung Bakmi Gunung Kidul yang lumayan enak tak jauh dari hotel tempat kita menginap. Setelah makan malam, aku dan Ranz sempat bersepeda ke arah Balaikota, kemudian terus gowes ke arah Barat, menuju Malioboro. Namun kita tidak sampai Malioboro. Kita berhenti di depan kantor Gubernuran, dan foto-foto disana. Setelah itu kita balik lagi ke penginapan.



Sesampai hotel, (un)surprisingly, Ranz bilang dia lapar (lagi). Kekekekeke … perutnya memang tak ada duanya. Hohoho … setelah memasukkan sepeda ke dalam area hotel, kita jalan kaki, mencari tempat dimana Ranz bisa beli camilan untuk mengisi perut. Eh, ternyata kita malah bertemu dengan rombongan Aristi, Evie, Tense, Novi, dll. Saat kita sampai, Avitt dan Adhit masih disana. Aku dan Ranz pun ikutan duduk-duduk disana. Ranz (bantuin) Aristi menghabiskan bakmi gorengnya, aku memilih tidak ikut makan (lagi). Ketimbang merasa kekenyangan lagi, dan memaksa Ranz gowes lagi. Wakakakaka …


Menjelang pukul 22.30 kita balik ke hotel. Saat beristirahat mengumpulkan stamina. The following day was the D day!


22 Juni 2019


Ranz bangun jam 04.00, dan mulai ritual kamar mandinya sepagi itu. Lol. 45 menit kemudian aku mandi dan siap2. Kita berdua sampai di venue -- Balaikota DIY -- sebelum pukul setengah enam pagi. Suhu udara masih dingin, angin yang berhembus membuatku menggigil. Disana sudah terlihat puluhan orang mengenakan jersey peserta J150K Endurance 2019. aku ikut ngantri untuk berforo di "wall of fame" J150K yang disediakan panitia, mumpung masih nampak segar, belum loyo usai gowes ratusan kilometer. Lol.


Panitia tidak 'memanfaatkan' jam karet. Lol. Tidak lama setelah pukul 06.00, peserta J150K yang konon mencapai 933 orang diberangkatkan.


Keluar dari Balaikota, kita menuju Jalan Ipda Tut Harsono, terus ke arah Utara, kemudian belok ke arah Timur menyusuri Jalan Solo. Hari masih pagi. Hembusan angin masih terasa dingin, bahkan tanganku tetap menggigil karenanya. Peserta nampak lupa bahwa tema event ini adalah ENDURANCE, karena semua nampak RACING, kebut-kebutan, semua ingin berada di barisan peleton terdepan, mengejar sang road captain, lol.


Karena sudah lama aku ga latihan bersepeda jarak jauh -- tiap hari Cuma bike to work doang, jarak ga ada 10 kilometer, lol -- aku ga mau ngoyo, ga mau malah kram kakiku, tambah repot nantinya, meski panitia menyediakan tim fisioterapi di tiap check point, bahkan ada juga yang mobile, pro active pokoknya.


Nampaknya Ranz rada ga sabar dengan keleletanku, lol, dia nyindir-nyindir, "katanya pingin finish?" kekekekeke … lho, yang penting kan ENDURANCE toh? Dari pada ngebut tapi ga finish? Lol.



Angin yang menerpa tetap terasa dingin bahkan ketika waktu sudah menunjukkan lebih dari jam 10.00. tanganku tetap terasa menggigil. Di bayangan check point pertama kita mendapatkan coklat yang enak, menambah energi, selain air mineral. Sesampai check point pertama, ada cemilan berupa arem-arem dan pisang rebus, selain pisang yang bukan rebus, lol, merk s*nprid*, selain minuman hydro**** dari sponsor.


Angin yang terus menerus menyapa, sering juga membuatku merasa mengantuk. Liyer liyer daah. Seandainya tidak dibatasi waktu agar harus sudah kembali ke titik finish sebelum pukul 17.00, rasanya aku ingin mengajak Ranz mlipir ke satu mini market atau masjid dimana aku ingin berbaring sejenak, barang 15 menit, mengistirahatkan mata, seperti saat kita mbolang hanya berdua. Tapi, pasti nanti Ranz tambah ngomel-ngomel. Lol.


Kita sampai di check point 2 sebelum pukul 12.00. wah, catatan waktu ini jauuuh lebih bagus ketimbang J15OK 2 tahun lalu. Kalau tidak salah, kita sampai check point 2 jam 13.00 waktu itu. Waktu sampai di check point 2 ini sebenarnya perutku ga terlalu lapar, sepanjang jalan aku sempat ngemil pisang s*nprid* yang dibagikan panitia, namun aku berharap siapa tahu ada kopi hitam yang disediakan untuk peserta. Ngantukku gawat banget, ada saat-saat aku mengayuh pedal Austin sambil merem je. :(


Aku sempet ikut ngantri ambil makan siang yang disediakan panitia, berupa soto Kudus. Aku ambil satu mangkok, kumakan berdua dengan Ranz. Enak banget ternyata sotonya. Jempol dua deh. Tapi, harapanku mendapatkan kopi ternyata sangat muluk-muluk. Lol. Adanya minuman herbal*** dari sponsor. Ah ya sudah lah.


Kita ga lama disini, Ranz langsung mengajakku lanjut. Kena terpaan angin lagi, ngantuk lagi. Haduuuww …


Aku senang ketika bertemu dengan check point bayangan, ini berarti kesempatan beristirahat, meski hanya 2 - 3 menit. Ranz ga mau kuajak berhenti je. Galak banget dia. Lol. Di check point (bayangan) ketiga, kita mendapatkan gelang berwarna abu-abu, namun tanpa 'contrengan' di gelang. Ini sekitar pukul 13.10. aku sempat pipis disini. Ranz juga. Lumayan, aku bisa menyelonjorkan kaki barang sekitar 5 menit. Sebelum meninggalkan lokasi ini, aku bertanya lagi pada panitia, "Kok kita tidak mendapatkan tanda 'contreng' di gelang?" dijawab, "ini belum check point tiga tante, kita Cuma membagi gelang. Contrengan nanti di check point 3." owalaaah 

Dengan khusyuk aku melanjutkan mengayuh pedal Austin. Jika ada yang nyalip dan berteriak menyemangati, "Hayuk semangat tante …" rasanya aku langsung bertambah semangat gowes, meski paling-paling hanya untuk 1 kilometer, setelah itu, tetap dengan 'kecepatan' yang lelet. Lol.






Akhirnya check point 3 pun kita capai, jam 15.27. Kita mendapatkan 'tanda cinta' dari panitia di gelang yang kita pakai. Jika di check point pertama panitia menggunakan spidol warna merah, check point kedua hijau, di check point 3 ini warna biru. Kata Om Gareng, salah satu panitia, peserta mendapat toleransi sampai di sini sebelum jam 16.00. jika lebih dari jam itu, peserta tidak berhak mendapatkan contreng. Dih, pelit yaaa. Lol. Tak ada gelang yang dibagikan, tapi kita bisa mengambil air mineral maupun pisang, jika butuh asupan energi.


Panitia bilang kita tinggal menempuh jarak 16 kilometer lagi. Syukurlah. Sebelum meninggalkan CP 3, salah satu panitia 'membocorkan' pesan, "Nanti akan ada gelang keempat berwarna pink yang akan dibagikan." aku bertanya, "Dimana? Di balaikota kah?" dijawab, "Bukan, balaikota kan titik finish. Gelang pink dibagikan di tempat yang tersembunyi."


Pesan lain, "Toleransi sampai di balaikota jam 17.00 lho ya. Ini masih 16 kilometer lagi."


Bocoran pesan ini melunturkan harapanku mengajak Ranz nge-grab hingga titik finish. Kekekekeke … Ranz yang semula "membakar semangat'ku dengan membuli, "kamu bisa ga? Kalo ga bisa kita nge-grab saja!" malah ga lagi menawariku nge-grab, meski dia ga dengar bocoran pesan itu.


Jalan Raya Pleret Bantul yang kita lewati sempit dengan permukaan jalan yang tidak rata sama sekali. Bikin pantat kian pegal, dengkul kian mengepul panas, lol, dan Ranz komplain berulang kali, ini kenapa panitia ga memilihkan jalan yang enak untuk dilewati? Aku ga sempat mikir komplain, meski mbatin juga sih. Hahahahaha … tinggal 16 kilometer lagi. Dibandingin jarak sekitar 135 kilometer yang telah kita lewati, hanya remah-remah lah ya … (Nggayaaaa. Lol.)


Aku terus mengayuh pedal Austin sambil sesekali berpikir bisa ga ya aku minta Ranz beristirahat barang 5 menit, aku butuh menyelonjorkan kaki, dan mengistirahatkan pantat yang jika bisa protes pasti sudah berteriak minta istirahat. Lol. Tapi, aku ga kesampaian minta Ranz istirahat. Lha wong ngeliat kayuhan pedalku kian lelet -- gegara jalan yang nganu itu -- dia membuli lagi, "Kok kecepatannya malah jadi 10 kilometer per jam?" lol. Aku emosi. Lol. "Aku lelaaaah," protesku. Lol.





Hingga akhirnya kita sampai di satu pertigaan, dimana sang 'pengibar bendera' memberi kabar baik, "tinggal 3 kilometer lagi. Hayuk terus semangat!" waaaahhh … tinggal 3 kilometer lagi! Sudah dekaaat. Tapi, dimana panitia yang akan membagikan gelang pink bersembunyi? Kok kita belum bertemu?


Ternyata, 3 kilometer kemudian, kita baru bertemu panitia yang membagikan gelang warna pink. Disini, sekaligus kita diberi tahu, "Tinggal 3 kilometer lagi sampai Balaikota. Ini tinggal lurus, nanti bertemu dengan Bonbin, belok kanan. Ikuti jalan."


Yuhuuuuu … semangatku kembali! Jalanan juga sudah mulus, enak buat ngebut, ga bikin pantat kian njarem.


Aku dan Ranz sampai di titik finish sekitar pukul 16.50. horeeeeee. Kita pun mendapatkan medali J150K Endurance 2019 dengan resmi! Medali ketiga yang kita miliki! Yeaaaaayyyy …

4 gelang warna warni, gelas penanda peserta dengan tiga jenis contrengan, dan medali! yeay!

Setelah foto-foto, kita kembali ke hotel, untuk mandi. Setelah mandi, kita berangkat ke balaikota lagi, dengan nge-grab. Dengkul sudah protes untuk dipakai mengayuh pedal lagi. Hihihihi …




GALA DINNER


Ada beberapa jenis makanan yang disediakan, mulai dari bakmi Jawa, gudeg, tengkleng, sate klathak, dan buffet dengan menu 'standard' buffet kondangan. :) aku mengambil gudeg dan buffet. Setelah itu buah semangka dan melon, plus es krim.


Pembagian door prize berjalan dengan seru, seperti biasa. Dan … kali ini kita tidak ketiban door prize sama sekali. Yaaa sudaaah. Lol.


Pukul setengah 11 kita telah kembali ke hotel.


ISTIRAHAAAAAAT.







23 Juni 2019


Kita super nyantai pagi ini. Kita baru meninggalkan hotel sekitar pukul 09.00, menuju Jalan Malioboro. Sarapan di salah satu warung disana, sembari nonton orang-orang lalu lalang. Maliboro terus menerus dipenuhi para turis.


Jam 11.30 kita pindah ke café LOKO yang terletak tak jauh dari stasiun Tugu, menunggu saat Ranz bisa check in. jam 12.10 dia check in, setelah itu, aku masih menyempatkan diri berputar ke arah Tugu, baru balik lagi ke stasiun menjelang pukul 13.00.


Aku kembali ke Semarang dengan naik KA Joglosemarkerto pukul 13.53. Kereta yang kunaiki sampai di stasiun Tawang pukul 17.10. alhamdulillahhh.


Kapok ngikut J150K? Engga laaah … aku sudah siap 'bertarung' untuk mendaftar lagi di event berikutnya. Kekekekekekeke … (klik link ini sekelumit kisah 'pertarungan sengit' untuk mendaftar J150K 2019)

Rabu 26 Juni 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.