PANTAI KLAYAR :
KEEKSOTISAN DI UJUNG PACITAN
Apakah anda ingin berkunjung ke pantai nan eksotis dengan pemandangan batu karang bak di gurun pasir? Juga debur ombak yang tak pernah lelah mencumbu bibir pantai? Pantai Klayar lah jawabannya!
Pantai Klayar terletak kurang lebih 45 kilometer sebelah Barat kota Pacitan. Jalanan mulus memanjakan kita hanyalah sampai di kecamatan Punung – Pacitan. Dari terminal Punung, jalan menuju Pantai Klayar – kurang lebih 19 kilometer – adalah perjalanan yang sangat menantang dikarenakan badan jalan yang sempit, naik turun terjal, berkelok-kelok, dengan aspal yang telah mengelupas disana sini. Jalanan nan sempit ini hanya bias dilewati oleh mobil, sepeda motor, atau sepeda onthel. :)
on the way ke Baturetno |
on the way istirahat sekaligus narsis |
Aku pribadi butuh mengayuh pedal sepeda lipatku sekitar 17 jam dari Solo! Hari pertama gowes dari Laweyan Solo hingga Baturetno Pacitan, aku dan Ranz – my biking soul mate – butuh 9 jam. Agar tidak kemalaman di jalan dan mengembalikan stamina kita memilih untuk menginap semalam di pusat kota kecamatan Baturetno. Di hari kedua, kita gowes dari Baturetno hingga Pantai Klayar sekitar 8 jam. But our hard work paid off! Pantai Klayar sangat pantas dikunjungi.
Kebetulan kita berdua sampai di Klayar pada hari kelimat hari raya Idul Fitri 1434 H, hingga sangatlah dipahami jika suasana pantai sangatlah ramai pengunjung. Hah, padahal kita ingin foto-foto kita di pantai dalam suasana sepi hingga seolah-olah kitalah sang pemilik pantai. LOL. Pantai Klayar terletak di bawah bukit sehingga untuk menuju kesana kita harus menuruni jalanan yang curam. Dari atas, pemandangan di bawah ternoda oleh ratusan mobil yang terparkir rapi di tempat parkir. :( Apa boleh buat?
Hal pertama yang kita lakukan adalah memesan sebuah kamar di “Restaurant dan Homestay Larasati”. Kita memang berencana untuk menginap semalam agar puas bermain di pantai. Kita memilih kamar yang sewanya Rp. 150.000,00 dengan fasilitas double bed, fan, sebuah lemari kecil, dan kamar mandi dalam. Di dalam kamar, kita juga mendapati tikar sehingga kita menyimpulkan bahwa sebenarnya kamar bisa dihuni oleh banyak orang yang ingin menginap bersama.
Pantai Klayar nan berkarang |
isn't it breathtaking? :) |
karang yang nampak bak karang di gurun pasir |
Setelah menaruh barang, kita berdua menikmati ‘turunan tajam’ menuju bibir pantai. Yuhuuu. Hal kedua yang kita lakukan adalah mencari makan siang/sore. Mungkin saat itu kita sedang kurang beruntung sehingga seporsi mie ayam yang kita pesan rasanya ga karuan. Meskipun begitu, mood kita yang sedang bergembira tidak terganggu. Lain kali kita coba warung makan yang lain deh.
Hal ketiga yang kita lakukan tentu adalah bernarsis ria! Yeaaayyy. Dimana pun kita berfoto-ria, pantai Klayar selalu terlihat indah! Dengan latar belakang karang, laut lepas beserta ombaknya yang besar, pepohonan di pinggir pantai, you name it! Kita juga sempat menyambangi tempat yang disebut “seruling samudera” yang berupa air ombak yang memancar ke atas dari lobang di karang.
aliran air yang berasal dari ombak besar yang 'menyeberang' karang |
seruling samudera dan aku di saat senja :) |
Kita kembali ke penginapan sekitar pukul enam sore. Di pinggir pantai kita lihat ada dua tiga tenda yang telah didirikan oleh pengunjung yang memilih untuk camping. Juga ada rombongan yang Nampak menikmati senja itu dengan duduk-duduk di atas kap mobil sembari menyanyi riang. Bahkan meski malam telah merambah, dari teras penginapan aku melihat masih ada pengunjung yang baru dating ke pantai.
Keesokan hari, kita kembali ke pantai, kali ini kita memulai hunting foto dari karang sebelah Barat dimana terletak gardu pandang. Sayangnya sunrise tak terlihat dari tempat kita berdiri. Dari atas karang itu kita turun, kemudian berjalan menyusuri pantai hingga tiba di karang yang berbentuk seperti layar (konon dari karang berbentuk layar inilah nama Pantai Klayar), yang orang lain juga menyebutnya seperti sphinx.
pondok tempat kita menginap |
Pagi ini suasana pantai tentu jauh lebih sepi dibanding kemarin sore. Kita melihat beberapa rombongan yang mungkin bermalam di pantai. Namun sebaiknya kita harus mengikuti peraturan yang telah dibuat, dengan tidak mendekati daerah yang ada bendera merah. Itu adalah tempat-tempat yang berbahaya: ombak besar yang dikirim dari tengah laut bisa menghempaskan siapa pun yang berada di tempat itu hingga bias jatuh ke karang-karang yang bertebaran di bibir pantai.
Jika anda adalah pecinta pantai, jangan pernah lewatkan Pantai Klayar dari daftar wajib kunjung anda! Jam berapa pun anda datang, Pantai Klayar tetap terbuka!
Oktober 2015
Nana Podungge
Pehobi sepeda antar kota sekaligus bertamasya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.