GOWES PRA JAMSELIN4S
Sempat ga yakin apakah aku akan bisa menemani Ranz
gowes Semarang – Jogja untuk menghadiri Jamselin4s alias Jambore Sepeda Lipat
Nasional keempat yang diselenggarakan di Jogja, ternyata dua hari jelang Hari
H, aku bisa memastikan aku bisa ngikut gowes Semarang – Jogja.
Kali ini kita tidak hanya gowes berdua, Andra yang
semula mencoba merayuku untuk mau menemaninya loading bus Semarang – Jogja
malah tergoda untuk ikut gowes.
Maka di Jumat pagi 26 Oktober 2014 yang agak mendung
kita bertiga menyusuri jalanan beraspal, melalui tanjakan dan turunan dari
Semarang menuju Jogja. Buatku dan Ranz ini adalah kali kedua mencoba trek
Semarang – Jogja. Pertama kali kita gowes Semarang – Borobudur hari Jumat 24 Mei 2013 untuk menghadiri
perayaan Waisak di bulan Mei 2013. Kita melanjutkan gowes ke Jogja hari Minggu
26 Mei 2013.
Mungkin karena kita sudah pernah melalui jalur ini,
Ranz tidak merasa perlu berhenti di banyak titik untuk narsis. Jika di bulan
Mei 2013 lalu kita sampai di EVA COFFEE HOUSE kurang lebih pukul 11.45, kali
ini kita lewat di restoran yang sama pukul 11.20. Karena tujuan kita Jogja –
tidak hanya Borobudur – Ranz menolak kuajak beristirahat disini. Dia putuskan
kita beristirahat di Magelang.
Satu hal yang mengherankan bagiku dalam perjalanan
ini adalah Ranz yang komplain berat dengan tas pannier yang berat sehingga dia
mengayuh pedal Pockie dengan pelan. Aku yang merasa tidak perlu melambatkan
diri menemani Ranz – karena Andra yang dengan tekun TTB tiap kali melewati
tanjakan, sehingga mereka berdua bisa terus bersama – terus melenggang dengan
nyaman, hingga sampai di Banaran coffee plantation, jelang Secang. Aku baru
“ngeh” Ranz ngambeg setelah dia update status di facebook, “katanya minta ditemani gowes, kenyataannya aku hanya
dijadikan porter. Ditinggal melulu di belakang pula!” Xixixixixi ...
di seberang Banaran coffee plantation Secang |
di depan Eva Coffee House |
di gapura masuk kota Magelang |
Ranz beneran memamerkan ngambegnya ketika kita
sampai di gapura masuk kota Magelang yang bertuliskan “Magelang kota sejuta
bunga” karena meski aku dan Andra telah mempersiapkan diri narsis buat difoto,
eh, Ranz cuek. Dia malah mencari tempat buat ngadem. LOL.
I must say that I love the track, terutama di
tanjakan turunan dari Jambu hingga Secang. Aku selalu terkenang trek ini ketika
naik bus Semarang – Jogja maupun Jogja – Semarang saat harus sering bolak-balik
dua kota tercinta ini. Dulu aku selalu merasa “ngeri-ngeri sedap” melewati trek
rolling ini. Aku juga sangat menyukai trek di Jalan Pemuda Magelang, yang dulu
kulewati naik bus di awal-awal kuliah S1 di UGM. Setelah terminal Magelang
pindah, jalur bus selalu belok kiri di Kebon Polo sehingga Jalan Pemuda
Magelang pun tinggal kenangan.
Untuk makan siang kita mampir di alun-alun Magelang.
Ranz yang mood-nya ga bagus, ga mau milih makanan yang tersedia di kawasan
situ. (dia pengen nasi padang, namun di satu RM nasi padang yang kita lewati
sebelumnya, Andra menolak mampir dengan alasan “pasti masakannya ga enak, lihat
aja, rumah makannya sepi.”) Akhirnya kita berdua hanya memilih dua es kelapa
muda dan satu porsi mie ayam yang tidak kita habiskan karena ga ada rasanya
sama sekali.
Kurang lebih pukul 14.30 kita melanjutkan
perjalanan. Sebenarnya sesampai Secang, trek selanjutnya ringan, tak ada lagi
tanjakan yang bikin Andra harus TTB. J Namun
karena tentu tenaga kita telah terkuras, kita pun gowesnya nyantai. Ranz
melanjutkan ngambegnya dengan menyuruhku naik Pockie dengan tas pannier di
boncengannya dan dia naik Austin. (Di akhir kisah Ranz baru menyadari bahwa
bukan tas pannier berat yang membuat gowesnya tidak nyaman, melainkan seatpost
Pockie yang ketinggian. Dia sempat mengeluh dia mending naik Shaun – sepeda
lipat dahon da bike 16” yang single gear – ketimbang Pockie – sepeda lipat
pocket rocket 20” 6 gear.)
Pukul 16.50 kita sampai di gerbang selamat jalan
Muntilan alias kita mulai memasuki kawasan Sleman. Pukul 17.30 kita melewati
Jombor dan mulai masuk Jalan Magelang. Pukul 18.00 kita telah sampai di
penginapan Happy yang terletak di Jalan Sosrokusuman Malioboro, sangat dekat
dengan tikum kegiatan Jamselin4s.
Usai mandi aku memilih tidur karena mendadak dengkul
kiriku ngilu, mungkin karena sempat gowes Pockie yang seatpost-nya ketinggian.
(Ternyata seatpost Austin pun ketinggian. Hadeeehhh.) Andra dan Ranz keluar
mencari makan malam sementara aku tidur. Hawa Jogja yang sejuk di malam hari
membuat tidurku nyenyak.
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.