SEMARANG VELO GIRLS ON TOUR DE
CIREBON
Honestly, sebenarnya
bikepacking Semarang – Cirebon adalah keinginan kita (aku dan Ranz) yang telah cukup lama terencana,
tepatnya sejak 4 tahun yang lalu. Syukurlah akhirnya kita memiliki kesempatan
untuk menjadikannya kenyataan. Kali ini, kita tak hanya berdua
berbikepacking-ria, namun berlima: plus Dwi,
Hesti, dan Avitt. Sayangnya dengan alasan yang tidak jelas, Tami tidak bisa ikut kita. Jadi ga ada
yang baperan deh. LOL. Untuk kita berlima, ini adalah mbolang kedua setelah
bikecamping ke Pulau Panjang di bulan Desember 2016. Sebelum tahun 2016 usai,
kita mengukir sejarah dengan bersepeda antar kota antar propinsi! Yeay! :D
Day 1 Jumat 23 Desember 2016, Semarang - Batang
Tanggal ini dipilih
dengan alasan yang sangat simpel. Aku dan Hesti masih harus masuk kerja sampai
hari Kamis tanggal 22 Desember. LOL.
Pagi itu kita
berkumpul di depan museum Mandala Bhakti pukul 05.30. aku dan Ranz sampai
disana tepat waktu. Namun aku harus balik ke kosnya Ranz untuk mengambil cover
bag yang ketinggalan. Waktu aku balik ke tikum, aku melihat Edy dan Om Dije
telah berada disana, juga Dwi dan Tami. Tak lama kemudian Asrul datang.
Rencananya Asrul, Tami, Edy dan Om Dije akan mengantar kita sampai Kendal. Edy
dan Om Dije naik sepeda, sedangkan Asrul dan Tami naik motor. Hesti datang
lebih dari pukul 06.00.
Seperti biasa kita
berangkat setelah foto-foto untuk dokumentasi. Kita mampir ke rumah Avitt
terlebih dahulu di kawasan Krapyak. Sampai sana, Om Dije membenahi Pockie yang
sedikit trouble. Kemudian kita foto-foto lagi di depan rumah Avitt. Sekitar
pukul 07.00 kita melanjutkan mengayuh pedal sepeda kita masing-masing.
Seperti biasa,
karena berencana kembali ke Semarang kita akan loading bus/kereta api, kita
berlima naik sepeda lipat masing-masing. Aku naik Austin; Ranz naik Pockie,
Dwi naik Oddie, Avitt naik Minul, sepeda lipatnya yang baru
selesai di-upgrade satu hari sebelumnya (anyar poll LOL) sedangkan Hesti naik
Rocky, sepeda lipat ‘baru’nya yang telah dia ‘reyen’ waktu kita bikecamping ke
Pulau Panjang sekitar 2 minggu sebelumnya. Masing-masing membawa tas pannier
yang berisi peralatan dan baju ganti yang cukup untuk 5 hari. Kecuali aku, yang
‘hanya’ membawa 2 tas pannier imut. LOL. Seperti biasa, pakaian2ku dan
peralatan mandi berada di satu tas pannier besar yang nangkring di rak
boncengan Pockie.
Dalam perjalanan
menuju Kendal, Tami memisahkan diri di kawasan Randugarut. Jelang sampai
Mangkang, Asrul memberitahuku bahwa ban belakang Austin kurang angin (pantesan
rasanya berat banget. LOL.) maka om Dije pun memompanya.
Kita sarapan di satu
warung soto setelah melewati Kaliwungu. Mungkin sekitar pukul 08.30. Perjalanan
masih jauh, namun kita nyante saja. Nah, waktu sarapan ini, kita merayu Asrul
dan om Dije untuk mengantar kita sampai melewati Alas Roban. Hahahahayyy ...
untunglah mereka berdua setuju.
Tak lama setelah
kita meninggalkan tempat sarapan, Asrul kembali memberitahu bahwa ban belakang
Austin nampak kurang angin lagi. wew. Ini berarti ada yang tidak beres dengan
bannya. Kebetulan kita berhenti tak jauh dari seorang tukang tambal ban. Namun,
ternyata dia menolak menambal karena dia tak biasa melepas ban sepeda lipat.
Weleh. Maka, Edy dan om Dije pun memutuskan untuk menambal sendiri. Dan ...
ternyata ban luar Austin sudah nampak aus. (owh ... tiga tahun telah berlalu
semenjak terakhir kali aku mengganti ban luar Austin depan dan belakang!)
untunglah ada Asrul yang mengikuti kita naik motor, sehingga mudahlah bagi kita
untuk mencari ban ganti: Asrul memboncengkan Ranz untuk mencari toko yang
berjualan ban sepeda.
Aku tidak mengamati
jam berapa akhirnya kita melanjutkan perjalanan lagi. Sempat ada kejadian yang
tidak mengenakkan yang membuat perjalanan sempat tersendat : ada seorang
perempuan yang sedang naik motor terjatuh di tengah jalan, untunglah saat itu
kendaraan bermotor yang ada di belakangnya tidak dalam keadaan ngebut sehingga
mereka langsung berhenti. Edy dan om Dije dibantu satu orang lokal situ
mengangkat si perempuan ke pinggir jalan dan menyingkirkan motornya ke pinggir.
Tatkala si pemotor yang menyebabkan perempuan itu terjatuh kabur, Asrul
langsung mengambil keputusan untuk mengejarnya. Untung Asrul berhasil
mengejarnya, dan ‘membawa’ orang itu kembali ke lokasi kejadian. Katanya sih si
perempuan itu yang semula akan menyalipnya, namun sial, dia malah menyenggol
motor laki-laki setengah baya itu, dan terjatuh.
Kita pun kembali
melanjutkan perjalanan. Di kawasan perumahan Purin, Edy pamit harus pulang karena
dia tidak bisa pergi lama-lama. Thanks ya sudah menemani sampai Kendal meski
kakinya sedang dalam kondisi terluka.
Angin pantura pun
terasa kian menantang waktu kita melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian kita
melewati ‘gerbang’ selamat datang kabupaten Batang. Aku heran, belum melewati
Alas Roban kok ternyata kita sudah masuk kabupaten Batang ya? Ternyata, oh,
ternyata, jalan yang harus kita lewati menuju kotamadya Batang sangat
panjaaaaaaaaaaaaaaaaang.
Demi menghemat
tenaga, Ranz mengajak melewati jalan baru Alas Roban, yang meski lebih panjang
namun tanjakannya tidak curam. Disini, Avitt yang ‘parno’ tanjakan, langsung
memutuskan untuk meloading Minul dengan membonceng Asrul. Untunglah Minul yang
berban 16” ukurannya mungil, sehingga mudah saja meloadingnya dengan naik
motor.
Selepas Alas Roban
sudah pukul 13.30. om Dije yang pamit mau pulang kita paksa untuk makan siang
dulu. Di ujung jalan baru Alas Roban itu ada sebuah warung sederhana, kita
makan disitu. Hanya ada beberapa tahu goreng, 2 potong ayam goreng dan satu
mangkuk besar oseng-oseng kacang panjang, plus sambal. 2 potong ayam telah
dipilih oleh Hesti dan Avitt. Eh, ada juga penampakan ikan goreng, namun tidak
jelas ikan apa. :D om Dije memutuskan untuk minta digorengkan telur. Untunglah
si ibu penjual punya persediaan telur ayam. Dwi dan om Dije masing-masing makan
dengan telur dadar, aku dan Ranz sepiring berdua, sedangkan Asrul yang tidak
makan telur, hanya memesan 2 porsi es coffee mix.
sebelum berpisah |
Pukul 14.00 kita
berpisah. Kita berlima melanjutkan perjalanan ke arah Barat, Asrul dan om Dije
balik ke arah Semarang. Dari om Hendrit – salah satu personil B2W Batang – kita
tahu bahwa kita masih harus mengayuh pedal sejauh 35 kilometer untuk sampai
kota Batang. Alamak jaaaan. :D Dan ... sungguh di luar dugaan jika ternyata,
oh, ternyata trek yang harus kita lewati full rolling. Waktu mampir di satu pom
bensin untuk membuang hajat, Dwi mengeluh, “Kirain setelah lepas dari Alas
Roban jalannya bakal datar, ternyata kita masih harus berkutat dengan
tanjakan.” LOL.
Meski trek yang kita
lewati ternyata rolling, aku bersyukur anak-anak tetap nampak semangat
bersepeda. Tak hanya waktu nampang di depan kamera lho. :D yang sungguh di luar
dugaan adalah Avitt yang mendapatkan kepercayaan dirinya bahwa dia mampu.
Avitt, Hesti, dan Dwi pun nampak seperti berkejar-kejaran di sepanjang jalan. Melihat
mereka begitu bersemangat, aku dan Ranz pun ketularan semangat. LOL.
Sepanjang
perjalanan, fenomena “OM TELOLET OM” sempat
membuat kita terheran-heran. Kita heran melihat sekelompok anak-anak yang
berburu ‘telolet’, terutama kala melihat mereka berlompat-lompat kegirangan
setelah sang sopir bus membunyikan klakson ‘telolet’. (Sshhhttt ... sehari
sesudahnya kita ketularan! LOL.)
Sekitar pukul 17.30
– di trek yang tinggal turunan menuju kota Batang – kita disambut Anjar. Kita
girang tatkala Anjar memberitahu bahwa trek tinggal turunan. Horraaaay. :D
Akhirnya kita pun
sampai di gerbang selamat datang kota Batang jelang pukul 18.00. Spot wajib
foto! Yes! LOL. Setelah foto-foto kita melanjutkan perjalanan menuju rumah
Anjar untuk dijamu. Sekitar pukul 19.30 kita beriringan menuju ‘mess atlit
panjat tebing’; disanalah kita akan mengistirahatkan tubuh.
Dan ... sesampai
mess, hujan turun dengan deras. Oh well. Sebenarnya alun-alun terletak tak jauh
dari situ, namun gegara hujan, kita memang sebaiknya beristirahat saja, sebisa
mungkin memulihkan stamina karena esok hari kita masih melanjutkan perjalanan,
ga perlu keluar night ride atau hanya sekedar menikmati suasana alun-alun
Batang.
Jarak tempuh di hari
pertama ini sekitar 100 km.
to be continued
N.B.:
foto-foto lain nyusul :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.