Day
2 Sabtu 24 Desember 2016 Batang - Brebes
di gapura selamat datang di kota Tegal, tak jauh dari masuk kota Brebes |
Kita memang sengaja tidak memulai kegiatan (antri) mandi
sebelum pukul enam pagi karena merasa tubuh masih perlu diistirahatkan. LOL. Setelah
pukul enam, kita mulai antri mandi satu per satu, kemudian membereskan bawaan,
dan memasang tas pannier di rak boncengan sepeda masing-masing. Waktu itu om
Hendrit sudah muncul di mess. Anjar tidak bisa mengantar kita sampai jauh
sehingga (mungkin) om Hendrit yang mengambil alih mengantar kita sampai masuk
Pemalang dan “menyerahkan kita” pada om Nanto.
alun-alun Batang |
Pukul delapan kita meninggalkan mess menuju alun-alun. Kita
sarapan di satu warung ‘soto Semarang’ meski penampilannya ga begitu mirip
dengan soto Semarang. LOL. Pukul sembilan kita melanjutkan perjalanan. Anjar
masih berada di depan sebagai road captain sedangkan Hendrit di belakang,
berfungsi sebagai sweeper.
Masuk kota Pekalongan, kita berpisah dengan Anjar.
Melanjutkan perjalanan, Hendrit tetap memilih berada di
belakang, sehingga kita bisa leluasa mengatur irama kayuhan pedal kita.
Setelah meninggalkan kota Pekalongan, menuju Pemalang, di
satu mini market, ada seseorang yang memanggil-manggil. Ternyata, om Nanto
berinisiatif menjemput kita disitu. Kita pun mampir di mini market itu, untuk
ngadhem sebentar dan beristirahat. 15 menit kemudian kita lanjut gowes. Kali
ini om Nanto menjadi road captain, Hendrit tetap sebagai sweeper.
masuk kota Pemalang |
Di gapura selamat datang kota Pemalang, kita berpisah dengan
Hendrit. Dia berjanji akan menghubungi seorang teman di Tegal untuk ‘menyambut’
kita setelah kita nantinya berpisah dengan om Nanto.
Kita tidak lewat jalan pantura namun masuk kota Pemalang.
Siang itu kita diajak mampir alun-alun untuk makan siang dan istirahat. Om
Nanto mengajak kita mampir di satu tempat langganan keluarganya berkuliner. Dan
... ternyata istrinya pun telah menunggu kita disana. J hanya Hesti yang memesan makanan khas Pemalang
untuk menu makan siangnya – grombyang yang rasanya mirip rawon – sedangkan yang
lain memesan mie ayam. :D Ga menarik ya? Hihihihi ...
Pukul 14.00 kita melanjutkan perjalanan. Om Nanto yang
ternyata ada acara keluarga siang itu mengatakan bahwa dia tidak bisa mengantar
kita sampai Tegal, namun hanya akan sampai di gapura selamat jalan kota
Pemalang. (Ugh ... pasti karena kita gowesnya super duper lelet. LOL.) Suwun
telah mengawal kami om, suwun juga dengan traktiran makan siangnya. J jika tidak ada Hendrit maupun om Nanto,
pastinya kita bakal lebih lama lagi nyampe Brebes karena bakal lebih sering berhenti
untuk foto-foto di spot-spot tertentu. Hahahahahah ...
Di hari kedua ini kita mengenakan kaos ‘gowes Kartini’
dimana di bagian punggung ada gambar Lawangsewu dan simbol B2W dengan tulisan
Semarang di bawahnya. Karena tulisan ‘Semarang’ inilah, kita dengan mudah
menarik perhatian orang. Banyak yang menyapa, “Dari Semarang ya Mbak? Wahhh ...
jauh juga. Tujuan kemana?” sebagian dari mereka naik sepeda motor dan mengajak
berbicara.
Setelah berpisah dengan om Nanto, dan mulai jenuh dengan
perjalanan (sehari sebelumnya ga sempat jenuh gegara trek yang rolling LOL),
Hesti dan Avitt pun mulai menghibur diri dengan ikutan ‘menjaring’ “telolet”.
Awalnya aku sempat heran melihat Hesti dan Avitt mengacung-acungkan jempol atau
dua jari ke arah bus yang datang dari arah berlawanan, sambil berseru-seru, “Om
telolet om!” namun setelah berhasil mendapatkan sapaan balik berupa klakson
‘telolet’ dan mereka berdua berteriak kegirangan, aku pun ketularan. LOL.
Kadang aku ikut-ikutan mengacungkan jari sambil tertawa-tawa. Ranz yang di
belakangku langsung berinisiatif untuk merekamnya dengan kamera. LOL. Kita
benar-benar bergembira-ria. LOL.
Setelah masuk perbatasan kota Tegal, Avitt memasang foto
kita di facebook. Seseorang yang dihubungi Hendrit akan menyambut kita. Dia –
yang ternyata seorang anak remaja berusia 16-17 tahun – menunggu kita di daerah
terminal. Saat itu gerimis mulai turun, meski masih jarang. Kanzul – nama
remaja itu – tidak nampak. Saat dihubungi Avitt, ternyata dia sedang membeli
jajanan. Karena khawatir kehujanan, kita terus melanjutkan perjalanan. Setelah
sampai gapura selamat jalan Tegal, kita berhenti untuk foto-foto. Tak lama
kemudian Kanzul meyusul kita.
Ternyata tak lama dari gapura selamat jalan kota Tegal, kita
sampai di gapura selamat datang Brebes. :D ahaaayyy ... Dari sana Kanzul bilang
kita tinggal menempuh jarak 6 kilometer untuk sampai alun-alun. Rumah Ghina –
sobat Avitt di bangku kuliah – tempat kita bakal menginap malam itu terletak
tak jauh dari alun-alun.
Kita sampai alun-alun Brebes pukul 17.45, disambut dengan
hujan deras. Dwi dan Hesti mampir shalat di masjid situ. Aku, Ranz, dan Avitt
menunggui mereka di minimarket di sebelah masjid. Ketika hujan sedikit mereda,
kita ke satu warung lesehan yang terletak tepat di depan masjid, sehingga mudah
bagi Dwi dan Hesti untuk menyusul kita. Waktu kita akan masuk warung, hujan
turun lagi. cepat-cepat kita menutupi pannier dengan cover.
Sekitar pukul 19.30 Ghina datang menjemput kita. Kita
berpisah dengan Kanzul disitu. Suwun jajanan kue putunya yang enak ya?
Saat istirahat telah tiba. Syukurlaah. J jarak yang kita tempuh hari ini sekitar 88 km.
to be continued
foto-foto lain nyusul :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.