Sabtu 31 Oktober 2020
Jika
sehari sebelumnya Ranz memulai ritual paginya pukul enam, hari ini dia baru
memulainya pukul setengah delapan, lol. Aku? Tentu setelah Ranz selesai. Tapi,
eh, sebelum Ranz selesai urusan di kamar mandi, aku sudah packing, memasukkan
barang-barang yang akan kubawa pulang (Ranz sudah packing semalam). Jadi
setelah Ranz selesai, aku tinggal mandi, ganti baju, packing terakhir kali,
ngecek kamar semoga tidak ada barang yang tertinggal, dan kita berdua siap
meninggalkan kamar.
Jam
09.29 kita sudah turun dari lantai 2, check out, kemudian berfoto di depan
hotel, dan mulai mengayuh pedal. Semalam, Ranz bilang dia ingin segera sampai
Solo, dia beli komputer online dari Bandung, dan komputer sudah sampai rumah,
dia ingin segera lihat mainan barunya! Maka? Dia bilang mau ngajak aku ngegrab
saja. Aku jawab, "Mbok minimal kita bersepeda susur Selokan Mataram deh
ya." Ranz diam saja. Kenyataannya?
Pagi itu kita kembali sarapan gudeg yang warungnya terletak di pinggir Selokan Mataram. Sempat ngomel2 karena harus ngantri lama karena 'bersaing' dengan mereka yang beli untuk dibungkus dibawa pulang (mereka bisa beli puluhan dos!) toh Ranz tetap memakan sarapannya. :D Menjelang pukul 11.00 kita baru melaju menyusuri Selokan Mataram.
Kita
baru sampai Fakultas Peternakan ketika tiba-tiba aku ingat sesuatu: aku belum foto
di Bunderan UGM! :D Aku mengajak Ranz memutar lagi ke arah jalan Kaliurang.
Untung dia mau, hihihi. Setelah foto di salah satu spot favorite para wisudawan
UGM, aku memilih rute ke arah Timur, kemudian belok kiri ke jalan
"perbatasan" UGM + UNY sampai bertemu Selokan Mataram lagi.
Seperti
hari Jumat saat bersepeda ke Kaliurang, perjalanan kali ini hanya kadang
dihiasi sinar sang surya yang terik, lebih sering mendung. Dan, masih seperti
biasanya, kita mampir angkringan yang terletak di depan pintu gerbang Candi
Sambisari, meski sebenarnya kita sudah melewati belokannya, hihihi. Berulang
kali lewat Selokan Mataram, kita ga kunjung hafal di jalan mana kita harus
belok kiri untuk menuju Candi Sambisari.
Dari
Candi Sambisari, Ranz sempat ngecek google map rute menuju Candi Sari. Aku
sudah gembira Ranz bisa 'membacaku': aku pingin mampir berfoto di depan Candi
Sari. Eh, ternyata oh ternyata, dia lewatkan begitu saja Candi Sari. Aku ga
ngeh, tahu-tahu sudah sampai di depan masjid yang bentuk struktur menaranya ala
masjid Rusia (konon). Ahhh … ya sudahlah, kita terus melaju ke arah Candi
Prambanan, Candi Plaosan, dst.
Ranz
sudah wanti-wanti tidak mau kuajak mampir Candi Plaosan karena jarak masuknya
lumayan jauh dari jalan raya. Ya sudah. Dari area Candi Plaosan ini, mendung
sudah nampak di depan mata. Aku yang terus menjaga kayuhan pedal Austin agar
terus berada di belakang Ranz mengikuti Ranz saja. Dan, di kilometer 27,5
akhirnya Ranz memutuskan menepi, di bawah sebuah pohon, untuk berkemas,
menutupi tas pannier dengan tas kresek (bag cover yang paling murah meriah dan
jelas anti air, lol), mengenakan mantel, dan … melanjutkan perjalanan.
Tak
lama setelah kita mengenakan mantel, hujan menderas, genangan air yang cukup
dalam di sepanjang jalan yang kita lewati. Memasuki kota Klaten, kondisi tetap
sama. Lah, padahal aku pingin berfoto di depan masjid megah di jalan yang kita
lewati. Ga enak lah kalau hujan-hujan begitu berhenti untuk berfoto. Kita juga
tidak bisa berfoto di depan ex pabrik gula Gondang. Hmmm … ya sudah.
Terus
terang rada tidak nyaman bersepeda di bawah hujan deras di jalan yang penuh
dengan kendaraan besar, bus antar kota. Hmft … (jadi mimpi ada jalur sepeda
dimana para pesepeda bisa mengayuh pedal di jalur yang terpisah dari kendaraan
bermotor) tapi, ya apa boleh buat? Maka, ketika sampai di satu area dimana Ranz
mengajakku belok kanan dan memasuki kawasan persawahan (Pakis?) aku lega
sekali.
Btw
busway, aku baru beli sadel baru untuk Austin, yang tidak terlalu lebar, jadi
sungguh menyiksa untuk pantatku yang ukurannya cukup lebar, lol. Aku ga ngeluh
capek, tapi, duh pantatku perih banget! Lol. Maka, ketika kulihat Ranz tidak
memberi tanda-tanda untuk mengajak berhenti istirahat, aku yang mengajaknya
berhenti di satu minimarket yang kita lewati.
Ranz,
"Minummu habis?" tanyanya inosen.
Aku,
"Engga, masih sih, Cuma aku butuh 'jeda' untuk mengistirahatkan pantat
yang perih."
Ngakaklah
dia, lol. "Kamu beli sadel yang ga tepat. Harusnya beli yang lebih lebar
dari ini." katanya. Hohoho … ya wis lah, mau gimana lagi?
Aku
sudah mulai merasa bosan dengan rasa perih di pantat, tapi kulihat tanda-tanda
kita kayaknya masih berada di area Klaten, dan aku terus menerus mengambil
nafas panjang, lol, ketika akhirnya kita melewati sebuah jembatan kecil, dan …
tataaaaa … kulihat nama 'Sukoharjo' terpampang di satu bangunan. Yeayyyy. Sudah
sampai Sukoharjo kitaaaaaaaaaaa.
Sekitar
pukul setengah enam kita sampai di Jongke, Laweyan. Alhamdulillaaah. Saatnya
mandi, ganti baju yang kering dan bersih, plus istirahat.
Selepas
jam 19.00, kita keluar makan malam di warung makan adiknya Ranz. Dari sana,
kembali aku minta ke Wedangan Pak Basuki untuk menikmati teh nasgitelnya yang
lezat.
Jam
21.30 kita sudah balik ke rumah Ranz. Saatnya istirahat.
Minggu 1
November 2020
Pagi
ini aku super males bangun pagi, lol. Ranz juga. Hahahah … kebetulan memang
kita tidak punya rencana mau dolan kemana. Akhirnya pukul 08.30 aku mandi,
kemudian siap-siap keluar. Ranz mengajak ke Balekambang. Ah yaaa … sudah lama
juga aku tidak dolan kesana.
Pukul 09.50 kita sudah sampai di rumah makan Tenda Biru, aku ingin makan Selat Solo. Dari sana kita ke Balekambang. But, to our disappointment, ternyata Taman Balekambang tutup karena sedang direnovasi. Kita jadinya foto-foto di halaman parkir mobil yang terletak di sebelah kanan pintu gerbang masuk taman. Dari sana, karena Ranz masih pingin foto-foto dengan background pepohonan, dia mengajakku ke Taman Banjarsari. Tapi, ternyata sampai sana, juga ada pengumuman taman tutup karena covid 19. meski kita lihat ada lumayan banyak orang di dalam taman, (ada satu pintu kecil yang terbuka), Ranz tidak setuju kuajak masuk.
"I
don't want to break the rules," katanya. Ha hah … ya sudah. Kita pun balik
ke rumahnya. Istirahat, dan packing terakhir sebelum aku balik ke Semarang.
Pukul
lima sore, mobil travel yang kunaiki sudah meninggalkan poolnya yang terletak
tak jauh dari flyer (baru) di kawasan Purwosari. Pas saat itu turun hujan
deras.
Travel
sampai di pool di Jalan Trilomba Juang pukul 18.50. dalam perjalanan pulang,
banyak genangan air di jalan-jalan yang kulewati. Sebelum pukul 19.30 aku telah
sampai rumah. Tak lama kemudian turun hujan yang cukup lebat. Syukurlah aku
jadi naik travel yang pukul 17.00, dan bukan yang pukul 19.00.
Sampai
jumpa di kisah mbolang Nana dan Ranz berikutnyaaa.
PT56
11.20 November 3-5 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.