Cari Blog Ini

Kamis, 05 November 2020

Napak tilas bersepeda Solo - Jogja - Solo day 4-5

 Sabtu 31 Oktober 2020

 


 

Jika sehari sebelumnya Ranz memulai ritual paginya pukul enam, hari ini dia baru memulainya pukul setengah delapan, lol. Aku? Tentu setelah Ranz selesai. Tapi, eh, sebelum Ranz selesai urusan di kamar mandi, aku sudah packing, memasukkan barang-barang yang akan kubawa pulang (Ranz sudah packing semalam). Jadi setelah Ranz selesai, aku tinggal mandi, ganti baju, packing terakhir kali, ngecek kamar semoga tidak ada barang yang tertinggal, dan kita berdua siap meninggalkan kamar.

 

Jam 09.29 kita sudah turun dari lantai 2, check out, kemudian berfoto di depan hotel, dan mulai mengayuh pedal. Semalam, Ranz bilang dia ingin segera sampai Solo, dia beli komputer online dari Bandung, dan komputer sudah sampai rumah, dia ingin segera lihat mainan barunya! Maka? Dia bilang mau ngajak aku ngegrab saja. Aku jawab, "Mbok minimal kita bersepeda susur Selokan Mataram deh ya." Ranz diam saja. Kenyataannya?

 



Pagi itu kita kembali sarapan gudeg yang warungnya terletak di pinggir Selokan Mataram. Sempat ngomel2 karena harus ngantri lama karena 'bersaing' dengan mereka yang beli untuk dibungkus dibawa pulang (mereka bisa beli puluhan dos!) toh Ranz tetap memakan sarapannya. :D Menjelang pukul 11.00 kita baru melaju menyusuri Selokan Mataram.

 

Kita baru sampai Fakultas Peternakan ketika tiba-tiba aku ingat sesuatu: aku belum foto di Bunderan UGM! :D Aku mengajak Ranz memutar lagi ke arah jalan Kaliurang. Untung dia mau, hihihi. Setelah foto di salah satu spot favorite para wisudawan UGM, aku memilih rute ke arah Timur, kemudian belok kiri ke jalan "perbatasan" UGM + UNY sampai bertemu Selokan Mataram lagi.

 





 

Seperti hari Jumat saat bersepeda ke Kaliurang, perjalanan kali ini hanya kadang dihiasi sinar sang surya yang terik, lebih sering mendung. Dan, masih seperti biasanya, kita mampir angkringan yang terletak di depan pintu gerbang Candi Sambisari, meski sebenarnya kita sudah melewati belokannya, hihihi. Berulang kali lewat Selokan Mataram, kita ga kunjung hafal di jalan mana kita harus belok kiri untuk menuju Candi Sambisari.

 




Dari Candi Sambisari, Ranz sempat ngecek google map rute menuju Candi Sari. Aku sudah gembira Ranz bisa 'membacaku': aku pingin mampir berfoto di depan Candi Sari. Eh, ternyata oh ternyata, dia lewatkan begitu saja Candi Sari. Aku ga ngeh, tahu-tahu sudah sampai di depan masjid yang bentuk struktur menaranya ala masjid Rusia (konon). Ahhh … ya sudahlah, kita terus melaju ke arah Candi Prambanan, Candi Plaosan, dst.

 

Ranz sudah wanti-wanti tidak mau kuajak mampir Candi Plaosan karena jarak masuknya lumayan jauh dari jalan raya. Ya sudah. Dari area Candi Plaosan ini, mendung sudah nampak di depan mata. Aku yang terus menjaga kayuhan pedal Austin agar terus berada di belakang Ranz mengikuti Ranz saja. Dan, di kilometer 27,5 akhirnya Ranz memutuskan menepi, di bawah sebuah pohon, untuk berkemas, menutupi tas pannier dengan tas kresek (bag cover yang paling murah meriah dan jelas anti air, lol), mengenakan mantel, dan … melanjutkan perjalanan.

 




Tak lama setelah kita mengenakan mantel, hujan menderas, genangan air yang cukup dalam di sepanjang jalan yang kita lewati. Memasuki kota Klaten, kondisi tetap sama. Lah, padahal aku pingin berfoto di depan masjid megah di jalan yang kita lewati. Ga enak lah kalau hujan-hujan begitu berhenti untuk berfoto. Kita juga tidak bisa berfoto di depan ex pabrik gula Gondang. Hmmm … ya sudah.

 

Terus terang rada tidak nyaman bersepeda di bawah hujan deras di jalan yang penuh dengan kendaraan besar, bus antar kota. Hmft … (jadi mimpi ada jalur sepeda dimana para pesepeda bisa mengayuh pedal di jalur yang terpisah dari kendaraan bermotor) tapi, ya apa boleh buat? Maka, ketika sampai di satu area dimana Ranz mengajakku belok kanan dan memasuki kawasan persawahan (Pakis?) aku lega sekali.

 

Btw busway, aku baru beli sadel baru untuk Austin, yang tidak terlalu lebar, jadi sungguh menyiksa untuk pantatku yang ukurannya cukup lebar, lol. Aku ga ngeluh capek, tapi, duh pantatku perih banget! Lol. Maka, ketika kulihat Ranz tidak memberi tanda-tanda untuk mengajak berhenti istirahat, aku yang mengajaknya berhenti di satu minimarket yang kita lewati.

 

Ranz, "Minummu habis?" tanyanya inosen.

 

Aku, "Engga, masih sih, Cuma aku butuh 'jeda' untuk mengistirahatkan pantat yang perih."

 

Ngakaklah dia, lol. "Kamu beli sadel yang ga tepat. Harusnya beli yang lebih lebar dari ini." katanya. Hohoho … ya wis lah, mau gimana lagi?

 

Aku sudah mulai merasa bosan dengan rasa perih di pantat, tapi kulihat tanda-tanda kita kayaknya masih berada di area Klaten, dan aku terus menerus mengambil nafas panjang, lol, ketika akhirnya kita melewati sebuah jembatan kecil, dan … tataaaaa … kulihat nama 'Sukoharjo' terpampang di satu bangunan. Yeayyyy. Sudah sampai Sukoharjo kitaaaaaaaaaaa.

 

 

Sekitar pukul setengah enam kita sampai di Jongke, Laweyan. Alhamdulillaaah. Saatnya mandi, ganti baju yang kering dan bersih, plus istirahat.

 

 

Selepas jam 19.00, kita keluar makan malam di warung makan adiknya Ranz. Dari sana, kembali aku minta ke Wedangan Pak Basuki untuk menikmati teh nasgitelnya yang lezat.

 

Jam 21.30 kita sudah balik ke rumah Ranz. Saatnya istirahat.

 

 

Minggu 1 November 2020

 

Pagi ini aku super males bangun pagi, lol. Ranz juga. Hahahah … kebetulan memang kita tidak punya rencana mau dolan kemana. Akhirnya pukul 08.30 aku mandi, kemudian siap-siap keluar. Ranz mengajak ke Balekambang. Ah yaaa … sudah lama juga aku tidak dolan kesana.

 



Pukul 09.50 kita sudah sampai di rumah makan Tenda Biru, aku ingin makan Selat Solo. Dari sana kita ke Balekambang. But, to our disappointment, ternyata Taman Balekambang tutup karena sedang direnovasi. Kita jadinya foto-foto di halaman parkir mobil yang terletak di sebelah kanan pintu gerbang masuk taman. Dari sana, karena Ranz masih pingin foto-foto dengan background pepohonan, dia mengajakku ke Taman Banjarsari. Tapi, ternyata sampai sana, juga ada pengumuman taman tutup karena covid 19. meski kita lihat ada lumayan banyak orang di dalam taman, (ada satu pintu kecil yang terbuka), Ranz tidak setuju kuajak masuk.

 





"I don't want to break the rules," katanya. Ha hah … ya sudah. Kita pun balik ke rumahnya. Istirahat, dan packing terakhir sebelum aku balik ke Semarang.

 

Pukul lima sore, mobil travel yang kunaiki sudah meninggalkan poolnya yang terletak tak jauh dari flyer (baru) di kawasan Purwosari. Pas saat itu turun hujan deras.

 

Travel sampai di pool di Jalan Trilomba Juang pukul 18.50. dalam perjalanan pulang, banyak genangan air di jalan-jalan yang kulewati. Sebelum pukul 19.30 aku telah sampai rumah. Tak lama kemudian turun hujan yang cukup lebat. Syukurlah aku jadi naik travel yang pukul 17.00, dan bukan yang pukul 19.00.

 

Sampai jumpa di kisah mbolang Nana dan Ranz berikutnyaaa.

 

PT56 11.20 November 3-5 2020

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.