hotel Patria Blitar |
Sekitar 6 tahun yang lalu saat
dolan Blitar, aku mengunggah foto hotel tempat aku dan Ranz menginap. Ketika
melihat penampakan hotel ini, seseorang komen, "Kalau hotelnya mewah
seperti ini namanya bukan 'bikepacking' dong tant, tapi bike-traveling."
Well, aku lupa awal mula
bagaimana aku dan Ranz menyebut kegiatan kita dolan antar kota dengan istilah
'bikepacking'. Tapi mungkin karena sejak kecil aku terpesona pada kisah-kisah
para backpacker (yang dalam perjalanannya sering hitchhiking, dan bukan naik
bus/kereta api), jadi karena kita bepergian dari satu kota ke kota lain dengan
naik sepeda, ya kita sebut kegiatan kita 'bikepacking'. Bahwa kemudian
seseorang yang sudah mumpuni bersepeda antar negara dan antar benua memberi
definisi "bisa disebut bikepacking jika jarak yang ditempuh minimal 500
kilometer", dan tidak boleh menginap di hotel, ya silakan saja, aku dan
Ranz tidak peduli pada 'syarat-syarat' seperti itu.
Sejak pertama kali aku dan Ranz
dolan naik sepeda antar kota tahun 2011, kita tidak pernah menginap 'hanya' di
pom bensin, atau masjid, atau kantor polisi. Selain karena kita berdua
sama-sama perempuan (tentu menginap di hotel jauh lebih aman ketimbang hanya di
pom bensin, misalnya) kita juga butuh tempat tidur yang nyaman agar keesokan
hari bisa melanjutkan perjalanan dengan bugar. Di tahun 2013 waktu bersepeda ke
Pantai Klayar, Ranz membawa tenda, berencana kita akan camping di pinggir
pantai. Hal ini gagal karena Ranz jatuh sakit dalam perjalanan. Bahkan kita
gagal mencapai Pacitan dalam waktu satu hari, kita terpaksa menginap di
Baturetno semalam. Tatkala sampai di Pantai Klayar dan mendapati ada penginapan
tak jauh dari pantai, ya mending menginap di penginapan lah, dan tidak jadi
mendirikan tenda.
Waktu ikut Tour de Pangandaran
tahun 2016, kita berencana mendirikan tenda di pinggir pantai Pangandaran, eh,
tendanya ketinggalan di bus yang kita naiki dari Solo ke Tasikmalaya, lol.
Tapi, yang pasti, so far,
selama 9 tahun ini, kita berdua selalu fully self-supported saat dolan naik
sepeda antar kota/antar propinsi. Sebelum berangkat kita hitung seluruh
kebutuhan untuk penginapan, makan, jajan air mineral, dan masuk destinasi
wisata (kita selalu usahakan mampir satu destinasi wisata jika kita temui di
jalan yang kita lewati). Sekarang dengan adanya chain hotel ala R*d D**rz, kita
bisa mendapatkan hotel murah dengan fasilitas yang lumayan, dibandingkan di
awal-awal kita dolan dulu. Kita bukan tipe pengembara yang mengandalkan 'kebaik
hatian' orang yang menraktir kita, hohoho. (Adalah satu rezeki yang luar biasa
ketika kita dolan di Lombok dan ditraktir 2 kawan fesbuk yang tinggal disana di
tahun 2015. mungkin ini merupakan satu hiburan setelah Ranz kehilangan kamera
saat kita bersepeda di Bali ya.)
PT56 09.17 25/11/2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.