Cari Blog Ini

Kamis, 31 Desember 2020

Dolan Jogja akhir tahun 2020 - 2

Selasa 22 Desember 2020

 

Aku bangun sekitar pukul setengah enam pagi. Iseng2 keluar, melongok jalan di Gang Kinanthi itu. Mendadak aku pingin jalan-jalan, aku pun balik ke kamar, mengambil kacamata, tab untuk menyalakan strava, dan aku pun keluar. Aku berjalan ke arah Barat, hingga tiba di satu perempatan, aku belok kiri. Jalan beberapa ratus meter, aku sudah sampai di pinggir Selokan Mataram, jika belok kanan aku akan melewati jembatan baru Selokan Mataram. Loh, Gedung Lengkung dimana ya? Ternyata gedung Pasca Sarjana ini terletak di sebelah kiri dari jalan tempat aku keluar. Aku pun berjalan hingga Jalan Kaliurang. Ketika melihat ada seorang penjual gudeg di pinggir jalan, aku beli satu bungkus dengan lauk telur, harganya sepuluh ribu rupiah.





 

Setelah itu, aku menyeberang, masuk ke arah jalan Kenari (kalau tidak salah), kemudian jalan hingga ada jalan kecil belok kiri, aku lewat situ. Terlihat ada dapur RM Gudeg Yu Djum disitu. Ketika keluar di satu gang, ternyata aku sudah sampai di Gang Megatruh, samping Gang Mijil mantan kos lamaku dulu. Aku balik ke arah Jalan Kaliurang, kemudian balik ke arah Gang Kinanthi, kembali ke penginapan. Saat sarapan, Ranz masih molor, lol. Kutawari sarapan, dia ga mau, padahal masakannya lumayan enak lho.


 

Sekitar pukul sembilan kita meninggalkan penginapan. Setelah menemani Ranz sarapan di satu warung makan di pinggir Selokan Mataram, kita mampir di satu gerai JNE untuk mengirim sebagian barangku ke Semarang, kita kembali susur selokan lagi, ke arah Timur. Ranz benar-benar sudah nampak fit. Dia tidak mengeluh punggungnya atau pun heart rate yang tercatat di smart watch yang dia pakai.






 

Kita sampai di Candi Sambisari sekitar pukul setengah 11. cuaca cukup mendung. Kita melihat lumayan banyak pengunjung Candi, padahal biasanya sepiii. To my surprise, Ranz menawariku masuk ke area Candi. Yeayyy. Kali ini ada tulisan peringatan pengunjung dilarang naik/masuk ke candi. Terakhir aku dan para gadis pelor kesini tahun 2016 kita masih bisa masuk candi.

 


Selesai mengitari candi, kita keluar, mampir jajan di angkringan 'langganan' tiap kita mampir kesini. Sekitar pukul setengah 12 kita lanjut ke arah Timur. Sayangnya Candi Sari ditutup untuk umum. :(  padahal aku sudah berencana untuk meditasi di dalam. Dari Candi Sari kita mampir jajan es dawet Ngudi Rasa yang terkenal itu.


 

Saat melanjutkan perjalanan ke Hotel Galuh, mendadak cuaca terasa panas. Awan hitam telah pergi dibawa angin. Tanpa kesulitan kita mendapatkan satu kamar di Hotel Galuh. Harga kamar standard dipatok pada harga Rp. 375.000,00. ternyata, saat itu, kita lah 'satu-satunya' tamu yang menginap.





 

Kita pun check in dan istirahat. Aku bilang ke Ranz untuk ke Candi Plaosan sekitar pukul empat sore.

 


Kita keluar jam setengah 4, makan siang/sore di satu RM yang berjualan bakso di pinggir jalan raya, entah mengapa Ranz ngidam makan bakso kali ini. Setelah makan bakso, kita ke Candi Plaosan. To our disappointment, di jalan sebelah Timur candi ramai orang nongkrong, ada yang membawa kamera lengkap dengan lensa tele, tapi banyak juga orang-orang yang 'hanya' nongkrong2. sebelum pukul enam sore, kita sudah balik ke hotel. I had to prepare myself for my online class at 19 - 21.


 

Rabu 23 Desember 2020

 

Sebenarnya aku ingin masuk ke Candi Plaosan, tapi aku juga ingin memanfaatkan kolam renang hotel, lol. Maklum sudah sekitar 2/3 tahun aku tidak berenang. Pandemi ini membuatku kian tidak berani ke kolam renang umum. Usai berenang, aku juga harus cepat-cepat mempersiapkan diri kembali ke Solo karena aku sudah janji pada Angie untuk pulang ke Semarang malam itu. Plus, aku ingin mampir ke 'Café' NGGONE MBAHMU, milik seorang kawan sepedaan.

 

Sekitar pukul sembilan kita meninggalkan hotel Galuh setelah sarapan nasgor dari hotel. Mampir di satu gerai oleh-oleh yang terletak tak jauh dari situ, kemudian balik lagi ke hotel karena topinya Ranz ketinggalan, lol. Setelah itu baru kita melaju ke arah kota Klaten.

 




Beda dengan bulan Oktober lalu, kita kehujanan dari area Plaosan sampai Solo, kali ini kita disinari sang mentari dengan terik. Panas sekali. Saking lamanya tidak merasakan sinar matahari yang terik, aku sampai terasa seperti diingatkan, "Begini lho Na rasanya bersepeda jarak jauh dalam kondisi panas terik," lol.

 




Sebelum pukul 10.00 kita sudah sampai di NGGONE MBAHMU COFFEE ROASTERY. Owh, ternyata bukan 'hanya' café usaha Om Purnama dengan istri tecintanya Nte Irwanti, namun 'coffee roastery'. Untunglah Om Pur ada di 'kantornya' itu, ternyata beliau tidak bertempat tinggal disitu. Om Pur menyambut kita dengan hangat, kemudian mengajak ngobrol tentang kopi, roasting, memilih biji kopi yang bagus, dll, dll.

 

Setengah 12 kita meninggalkan NGGONE MBAHMU, melanjutkan perjalanan. Ranz menawari apakah kita akan makan siang di Klaten atau nanti saja sesampai Solo. Ya tentu saja aku memilih langsung makan siang. Kita mampir di satu RM dengan salah satu menunya 'sop ayam', kita juga mampir disini,  saat bersepeda Solo - Jogja bulan Oktober lalu. Cuma waktu itu kita mampir sarapan, kali ini mampir makan siang, dan kita memilih menu yang sama. :)

 

Usai makan siang, kita terus menggeber sepeda sampai Solo. Pantatku tidak mengeluh pegal meski tetap duduk di sadel baruku yang cantik namun ukurannya sempit untuk pantatku yang lebar, lol. Ranz pun tetap nampak baik-baik saja.

 

Pukul dua siang kita sampai Jongke. Pukul empat sore kita makan (lagi!) lol di warung makan adiknya Ranz. Sekitar pukul enam lebih, kita ke pool travel. Tepat pukul tujuh malam, travel yang kunaiki meninggalkan pool. Selain aku, ada seorang penumpang lagi yang baru datang 5 menit sebelum travel berangkat. Cuaca cerah. Sampai Semarang pun cuaca tetap cerah. Alhamdulillah.

 

Tahun 2021 kira-kira kita dolan kemana lagi ya? Kondisi pandemi covid 19 yang belum mereda nampaknya belum memungkinkan komunitas2 sepeda lipat untuk mengadakan agenda 'gowes ultah komunitas'. Ya, apa boleh buat. Semoga kita semua tetap sehat, kuat dan terus 'dimampukan' dalam segala hal. Semoga Indonesia mampu melewati pandemi ini dengan tegar dan berhasil. Amiiin.

 

PT 56 18.35 28 Desember 2020

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.