Sudah
cukup lama aku mager banget untuk keluar sepedaan di pagi hari. Musim penghujan
dengan hawa sejuknya membuatku enggan meninggalkan kenyamanan tempat tidur nan
hangat, lol. Terakhir aku nge-grandfondo tanggal 29 November 2020, bulan
Desember 'blank', lol. (Sempat berharap saat bersepeda Solo - Jogja, Ranz mau
kuajak sedikit 'ngaya' menambah jarak 30 km, ternyata malah dia sakit saat
event gowes virtual Gamago.) mungkin ya tanggal 29 November itu terakhir aku
bangun pagi, sebelum pukul setengah 6 pagi saat weekend, lol.
(Curhat:
selama pandemi di pagi hari aku nganggur total. Meskipun begitu, aku tetap
harus bangun pagi untuk nyiapin sarapan dan bekal Angie ke kantor. :D)
17
Januari 2021
Pagi
itu aku masih sedikit mager, lol. Jam 5.15 kulihat lewat ventilasi jendela, di
luar masih nampak gelap. Jam setengah enam aku baru ke kamar mandi, pipis.
Sempat maju mundur mau keluar sepedaan atau menyibukkan diri di dapur saja, akhirnya
aku memutuskan ganti baju dan keluar sepedaan.
Menjelang
pukul enam pagi, aku menuntun Snow White keluar, masih dengan mood "ngepit
sakmadya wae, ora usah ngaya". Dari rumah aku menuju jalan raya, kemudian
belok kiri ke arah Kalibanteng. Memutari Kalibanteng, aku belok ke arteri, Jl.
Yos Sudarso. Bersepeda sepanjang jalan ini memberiku sensasi positif negatif,
lol. Positif karena rasanya seperti bersepeda antar kota karena 'kawan
seperjalanan' adalah truck. Negatif karena truck-truck itu membuatku was was
andai sopirnya tidak melihatku, posisiku sangat lemah. :( Dan, Ranz sangat
tidak suka bersepeda barengan truck-truck seperti itu, lol.
Sesampai
Kaligawe, aku masih mikir mau belok ke Bangetayu. Toh, kalau hanya sekedar
mengejar angka 100 kilometer, aku tetap bisa melakukannya dengan nyepeda dalam
kota. (tahun 2019 aku melakukannya 2 kali kalau tidak salah, naik Larung.)
namun kemudian aku berpikir, jika aku ingin mengejar grandfondo di saat lain
dengan bersepeda ke luar kota, aku harus mampu mengusir rasa mager besok-besok
lagi, lol. Berangkat dari pikiran itu, aku tidak jadi belok ke Bangetayu, lurus
menuju alun-alun Demak.
Aku
beneran tidak ngaya, mengayuh pedal Snow White nyantai saja. Ketika menjelang
sampai alun-alun, mungkin kurang 5 kilometer, aku melihat penampakan seorang
kawan pesepeda dari Demak, aku melambaikan tangan dengan hangat. Eh, ga nyangka
om Rona mengenaliku meski aku menutupi wajah dengan buff, lol. Dia mengejarku
dan mengajak foto bareng, rupanya dia sedang bersepeda dengan istrinya.
Sesampai
alun-alun Demak, aku memotret Snow White dengan latar belakang tulisan SIMPANG
ENAM DEMAK, kemudian memindah Snow White ke depan masjid Agung Demak yang
legendaris itu. Lah, disana aku melihat Kikie Qiut, seorang kawan sepeda dari
Semarang, yang rupanya sedang 'angon' cewe-cewe yang lagi nyidam makan swikee
katanya, lol. Juga ada kang Duryanto yang katanya juga bersepeda sendirian ke
arah alun-alun Demak.
Dengan
harapan aku tidak kehilangan hasrat untuk mengejar grandfondo, aku menolak
diajak gowes balik bareng ke Semarang. Setelah Kikie memotretku dengan Snow
White di depan masjid, aku pamit. Aku sarapan di warung soto ayam Semarang
langganan sejak Gowes Kartini tahun 2016 lalu.
Pulangnya,
setelah menyusuri jalan raya yang menghubungkan Demak - Semarang beberapa
kilometer, aku belok ke jalan yang menuju Karangawen. (Jalan yang kulewati
bulan November lalu, tapi dari arah yang berlawanan.) Namun entah bagaimana
kisahnya, lol, aku memilik belokan yang akhirnya malah membawaku masuk Kecamatan
Tegowanu, Grobogan. Loh, kok malah ke Timur lagi? Lol. Yang membedakan adalah,
aku pede-pede saja dengan jalan yang kupilih secara intuitif, sama sekali tidak
ngecek google map. (Ini jika dibandingkan dengan saat nge-grandfondo bulan
November 2020 maupun saat satu kali aku
nge-grandfondo di akhir tahun 2019 dengan naik Cleopatra. Waktu itu aku sedikit
khawatir andai aku justru akan keblasuk ke negeri antah berantah, lol.) jika
sampai terjadi trouble di sepeda, aku yakin akan bertemu dengan orang-orang
baik yang akan membantuku.
Dan,
setelah bersepeda di antara persawahan nan hijau meneduhkan pandangan puluhan
kilometer, aku sampai juga di jalan yang menghubungkan Gubug - Semarang. Guess
what? Aku sempat takjub dengan intuisiku, lol. Dari jalan kecil tempat aku
'keluar' aku melihat 'tugu' penanda pertigaan GUBUG, oh mai god, sebegitu dekat
aku ke pertigaan Gubug? Akhirnya kukayuh pedal Snow White ke arah pertigaan,
untuk memotret Snow White dengan background tulisan I LOVE GUBUG itu. Jarak
yang telah kutempuh sampai situ adalah 61 kilometer. Kalau tidak salah, dari
pertigaan Gubug ini sampai Puspanjolo sekitar 35 kilometer. Wah, lumayan, aku
ga perlu mutar2 lagi untuk menggenapinya sampai angka 100! Yeay!
Matahari
bersinar cukup terik dibandingkan hari-hari sebelumnya. Hawa panas dan suhu
tinggi begini biasanya bakal dengan cepat menguras energi, aku harus slow
mengatur emosi, lol. Aku mampir ke satu minimarket yang terletak di seberang
jalan yang menuju stasiun Tanggung yang kukunjungi saat nge-grandfondo bulan
Agustus 2020.
Kayuhan
pedal Snow White mulai terasa berat setelah aku sampai Mranggen, setelah
menyeberang rel kereta api yang biasanya menyebabkan kemacetan ratusan meter:
angin berhembus ke arah Timur dengan kuat membuatku merasa bersepeda menantang
angin. 18 kilometer terakhir yang terasa berat, mana sang mentari tetap ramah
sekali menjamah kulit tubuhku, lol. (padahal ini belum apa-apa dibandingkan
bulan Agustus tahun lalu, aku masih ingat, cuaca waktu itu panas sekali saat
aku mampir ke WISATA TENGAH SAWAH maupun mengayuh pedal ke arah stasiun
Tanggung.)
Sesampai
perempatan Milo (Jl. Dr. Cipto), aku belok kiri sampai pasar Peterongan,
kemudian belok menyusuri Jl. Sriwijaya - Jl. Veteran - RSUP Dr. Kariadi - Jl.
Dr. Soetomo - Tugumuda - Jl. HOS Cokroaminoto - Barusari - Suyudono - BKB -
Puspanjolo Selatan. Sampai rumah jarak tempuh di strava menunjukkan angka 100,4
km. Alhamdulillah, tujuan grandfondo tercapai!
Semoga
diikuti dengan grandfondo-grandfondo berikutnya di tahun 2021 ini. Amiiiin.
PT56
14.27 18-Januari-2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.