Kamis
28 Desember 2017 ~ Day 4
Rencana Ranz semula hari ini adalah turun ke arah Sukapura; di
pertigaan kita akan belok kiri (kalau kanan langsung ke arah Probolinggo);
untuk mampir ke
Air Terjun Madakaripura. Namun mengingat kondisi tubuh Ranz yang
tidak begitu fit, plus kita khawatir jalan menuju Madakaripura – yang katanya
berjarak 5 kilometer dari jalan raya – ternyata mendaki curam, aku bilang ke
Ranz kita tidak usah ngoyo. Next time jika ada waktu luang dan umur yang
panjang, kita bisa balik lagi.
persiapan meninggalkan Cemara Lawang |
Pukul setengah tujuh kita mulai siap-siap. Hawa dingin yang
terus mencekam membuat kita super malas mandi, karena air panas yang tidak
mudah kita dapatkan. :D sekitar pukul tujuh, sarapan diantar ke kamar kita. Aku
mengajak Ranz menyantap sarapan kita di ruang tamu. Kali ini menu sarapan kita
sama dengan sehari sebelumnya : nasi goreng (yang sama sekali tidak pedas)
dengan telur ceplok.
Usai sarapan, kita mulai memasang pannier ke sepeda lipat
masing-masing. Pukul delapan kita meninggalkan homestay View Bromo. Sebelum
turun ke arah Sukapura, kita memotret diri di pertigaan yang ada petunjuk
BROMO. J aku dan Ranz sama-sama
saling mengingatkan untuk berhati-hati, ga perlu ngebut, mengerem dengan
semestinya, jika dirasa kampas rem mulai bermasalah, mending kita berhenti.
15 kilometer dengan turunan yang cukup tajam tidak serta merta
kita bisa melibasnya dalam waktu singkat. Ya karena itu tadi, kita merasa wajib
berhati-hati. Dalam perjalanan sesekali kita disalip jeep yang telah
meninggalkan kawasan Bromo, namun juga sesekali berpapasan dengan jeep yang
menuju Bromo.
kabut kembali menyapa otw ke Sukapura |
Lima kilometer pertama, ketika menjelang pertigaan yang cukup
tajam, kita berhenti. Rasanya tegang juga terus menerus menekan rem. Kebetulan
disitu ada satu warung kecil, kita beli teh panas sambil beristirahat.
Menjelang meninggalkan warung kecil itu, kabut datang lagi.
semula kabut hanya memenuhi daerah jurang di sisi badan jalan yang kita lewati.
Sekian ratus meter berikutnya, yang kita khawatirkan terjadi : kabut bergeser,
kali ini memenuhi badan jalan yang kita lewati! Waaaaw ... Kita benar-benar
kudu ekstra hati-hati!
Sepanjang perjalanan turun ini aku ingat seorang kawan sepeda
dari Jogja yang mengalami kecelakaan saat menapaki turunan dari Dieng menuju
Wonosobo; dia pun naik downtube nova waktu itu. Hal ini membuatku tidak
membiarkan diri terlena pada turunan yang nampak gampang namun membahayakan.
spot foto yang instragrammable ini milik sebuah hotel dan resto yang terletak di seberangnya :) |
Oh ya, trek Cemara Lawang – Sukapura tidak melulu turunan lho,
di beberapa titik juga ada tanjakan. Ketika bertemu tanjakan ini aku langsung
ingat bahwa pahaku super pegal! LOL. Duuuh ... benar-benar ga bisa mampir
Madakaripura nih jika kayak gini. Bertemu tanjakan yang ga seberapa saja
langsung menciut hatiku. LOL.
salah satu pemandangan yang membuatku ingin kembali |
Aku dan Ranz sangat bergembira ketika akhirnya kita sampai di
pasar Sukapura; yeaaay ... pertigaan Sukapura yang kita rindui sebentar lagi
kita capai! LOL. Entah mengapa ada rasa haru waktu melihat warung BAKSO IGA
yang sempat kita samperi dua hari sebelumnya; tempat kita makan satu mangkuk
berdua sembari beristirahat, ngos-ngosan setelah melewati tanjakan. LOL. Kita
telah kembali! Namun rasa haru ini juga bercampur dengan rasa sedikit enggan; tak
lama lagi kita akan sampai di kawasan yang tidak lagi berhawa dingin. LOL.
Setelah melewati pertigaan Sukapura; kita cenderung menikmati
turunan dengan sepuasnya. Turunan yang tidak begitu tajam, meski di awal juga
berkelok-kelok membuat kita terkadang melupakan rem. LOL. Menapaki jalan yang
kita lewati dengan tertatih-tatih dua hari sebelumnya cukup membuatku terharu
pada diri sendiri, kekekeke ... (Eh, padahal semalam kita sempat berdiskusi
apakah sebaiknya kita mencari angkutan umum saja dari Cemara Lawang menuju
Sukapura. Ternyata kita bisa menuruni trek tajam itu dengan baik!)
Menjelang pukul 11.00 kita telah melewati terminal Probolinggo.
Kita sudah hampir sampai pusat kota! Ranz mengajakku mampir di satu minimarket
untuk membeli minuman. Hmmm ... terakhir kita minum di warung kecil di
pertigaan, dimana kemudian kita disapa kabut.
Memasuki kota Probolinggo, Ranz mengajakku (lagi) mampir makan
siang disatu gerai fast food; aku memesan chicken steak, Ranz pesan ayam
goreng. Waktu menunggu pesanan kita datang, seorang laki-laki tiba-tiba menghampiri kita. Dengan ramah dia menyapa, "Kemarin saya lihat njenengan berdua di Bromo dengan naik sepeda! Saluuut!" Waaahhh ... :) Jadi (ingin) malu. LOL. Kemudian kita sempat ngobrol sejenak, sebelum dia kembali ke tempat duduknya.
Usai makan siang, kita langsung menuju Jalan Suyoso, kita kembali ke
homestay tempat kita menginap hari Senin 25 Desember 2017.
menu makmalku |
Sesampai penginapan, aku langsung mandi! Sejak sehari sebelumnya
kita tidak mandi. LOL. Setelah itu kita beristirahat. Sorenya kita keluar,
melihat suasana Probolinggo sore hari, night ride
sejauh kurang lebih 15 kilometer, kemudian kita mampir satu rumah makan untuk
makan malam. Kita mampir di satu rumah makan yang terletak tak jauh dari alun-alun
Probolinggo, yang memajang jenis menu yang mereka tawarkan di depan bangunan;
sebagian besar menu itu berupa Chinese food. Aku memesan capcay dan jeruk
hangat, sedangkan Ranz pesan nasi goreng
seafood. Di menu yang tersedia di meja, ada harga yang tertera sehingga jelas,
beda dengan saat kita makan malam pertama di Probolinggo Senin 25 Desember
2017. :D
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.