Cari Blog Ini

Selasa, 30 Januari 2018

SEGOWANGI 48 ~ welcoming Imlek

SEGOWANGI 48

Di awal tahun 2018 ini penyelenggaraan segowangi telah mencapai angka ke-48! Alhamdulillah. Layak dirayakan ya? Bentar lagi ulang tahun yang keempat! Yuhuuu ... Sayangnya, yang biasa mencetuskan ide untuk ngapain sedang super sibuk mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya. Well, yes, Ranz sibuk melulu akhir-akhir ini.

Sebenarnya Ranz sudah melontarkan ide ke aku sih, tinggal aku iyain atau engga. :D gantian akunya yang juga sibuk memilah dan memilih harus ngapain. :D (ngeles ini judulnya!)



Atas usul Ahok KW alias Kie Kie Qiut, tema segowangi kali ini adalah “Segowangi welcoming Chinese New Year” . Imlek masih beberapa minggu lagi sih, tapi kata “welcoming” kan bisa digunakan jauh-jauh hari juga kan ya? Dan ... alhamdulillah Avitt si empunya toko virtual BikeVitGarage a.k.a Ratu Krapyak sempat membuatkan flyer. (Shhttt ... dengan alasan aku ga ingin terus menerus merepotkan Riu yang selama lebih dari dua tahun telah membuatkan flyer segowangi, namun sialnya aku tak bisa membuatnya sendiri, LOL, aku kadang menunggu Avitt menawarkan diri membuatkan flyer. Hihihi ...)




Untuk dress code aku spontan memilih warna merah merona. (lha padahal di bulan Desember aku memilih warna merah ngejreng. Kekekeke ... apa bedanya?) Sedangkan untuk rute (ternyata) agak mirip dengan rute segowangi47. Yaitu, balaikota – tugumuda – jalan Sugiyopranoto – jembatan Banjirkanal Barat (berputar) – jalan Indraprasta – jalan Imam Bonjol – Stasiun Poncol – Stasiun Tawang – Kota Lama – jalan Pekojan – Klenteng Tay Kak Sie (photo session) – jalan Pekojan – jalan Gajahmada – jalan Pemuda – balaikota.

Hari Jumat siang itu Semarang cukup panas. Sore sedikit mendung, namun tidak ada tanda-tanda hujan. Ketika aku dan Ranz sampai di balaikota sekitar pukul 18.40, sudah terlihat beberapa pesepeda, misal Arifsandro dan seorang kawan kerjanya; duh mereka rajin sekali. :D Tak lama kemudian om Leo datang. Waaahhh J




Pukul tujuh malam sudah kuhitung sudah lebih dari 30 orang berkumpul. Alhamdulillaaah. Banyak juga kulihat wajah-wajah baru. J Melihat yang datang sudah cukup banyak, om Leo pun mulai mengejarku untuk segera berfoto-foto bersama untuk kemudian mulai gowes. Waduw ... padahal beberapa rekan yang rumahnya lumayan jauh yang sudah mengabari sedang on the way belum nampak batang hidungnya je. Akhirnya aku mengajak teman-teman berfoto bareng terlebih dahulu.




Ketika foto bareng ini, setelah beberapa kali jepretan, mendadak hujan turun. Hwaaa ... Ranz yang membawa lensa baru untuk kameranya langsung kabur menyelamatkan diri. LOL. Kawan-kawan pun langsung mengikuti. Kita berteduh ke teras balaikota!




Saat menunggu hujan berhenti, beberapa kawan pun datang. Iin datang dikawal Kie Kie Qiut, dan yang lain-lain. Ada dua pesepeda yang pernah mengajakku ngobrol di bengkel ADI BIKE di samping RST datang. Waaah ... mereka tahu dari mana yak? J


drama apakah ini? :p






Ternyata, hujan malam ini terus datang dan pergi, sesuka hati. J tiap kali kita melihat hujan mulai reda, kita sudah mau mempersiapkan sepeda untuk dinaiki, eh, hujan turun lagi. Begitu terus menerus hingga pukul sembilan malam. Waktu aku mau mengajak Ranz nekad bersepeda di bawah guyuran air hujan, dia bilang, “Aku ga mau basah, entar malam kan aku langsung balik ke Solo. Aku ga mau sakit.” Duh ... tubuhnya memang akhir-akhir ini tak lagi water proof. LOL. Ya sudah. Aku mengalah. J Dan nampaknya yang lain pun juga ogah kehujanan kala bersepeda malam-malam. J










Menjelang pukul sembilan malam, ketika kulihat ga ada tanda-tanda hujan akan benar-benar berhenti, kecuali mungkin hanya untuk sementara, aku membubarkan pasukan. Ini pun setelah beberapa kawan meninggalkan lokasi. Yang pertama pulang adalah Om Leo dengan seorang perempuan, mungkin keponakannya, dengan mengendarai sebuah mobil yang datang menjemput. Kemudian Om Andy yang mengenakan jersey bertuliskan WESEL POS (ternyata pensiunan Kantor Pos) juga pulang. Dia datang ke balaikota naik mobil, jadi dia cukup mencantolkan sepeda di bike rack yang dia pasang di belakang mobil. Ada juga dua pesepeda lain yang memanggil taksi, kemudian pulang duluan. :D

Duuuhhh ... maaf ya kawan-kawan. Malam ini kita hanya bersilaturrahmi di teras balaikota, tanpa bersepeda keliling kota bersama-sama. Semoga di bulan Februari nanti lebih bersahabat (cuacanya). Suwun telah meluangkan waktu untuk hadir ke balaikota dan ngobrol-ngobrol dengan riang gembira.


LG 12.50 29/01/2018 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.