AND THE
JOURNEY CONTINUES
Sabtu 27 Juni 2015
Pagi ini kita nyantai. Kita bangun pukul 06.30 WITA, mandi
dan packing. Pukul delapan kita check out. Yang pertama kita lakukan adalah
mencari lokasi JNE untuk mengirim beberapa baju yang tidak akan kita pakai
sehingga lumayan meringankan beban pannier. :)
Lebih dari pukul sembilan Mba Ely ngabarin jika dia telah
menjemput kita ke Wisma. Wahhh ... Kita pun balik lagi ke penginapan. Kebetulan
Mba Ely bawa mobil yang lumayan besar sehingga muat untuk 2 seli yang dilipat,
plus tas pannier dll. :) Kita
meninggalkan kawasan Cakranegara ke Ampenan, dimana rumah Mba Ely terletak.
Sesampai rumah Mba Ely di perumahan Mataram Asri, Ampenan,
kita langsung disambut gonggongan Milo dan Maxi yang super heboh. Haduh, dua
makhluk berkaki empat ini ukurannya besaaarrr, dan suara gonggongannya sempat
bikin keder. Untunglah Milo dimasukkan dalam kandang sedangkan Maxi diikat tali
sehingga tidak bisa lari kemana-mana. Aku membayangkan Milo – yang paling heboh
menggonggong ke arahku, bukan ke Ranz – menyambutku dengan super hangat, dia
bakal menerjangku dan aku bakal jatuh terguling-guling. LOL.
Di dalam rumah, kita disambut Snoopy, si pudel yang imuuuut,
yang begitu jinak, langsung mengangkat dua kaki depannya, ingin mengajakku
bermain.
Siang itu kita diajak ke sebuah rumah makan yang diberi nama
“Jeruk Manis” dengan menu andalan nasi campur Bali. Suasananya seperti di rumah
sendiri. Bagi orang-orang Semarang yang familiar dengan suasana Kedai Beringin,
nah, hampir seperti itulah.
Pulang dari “JerMan” kita langsung ke rumah, istirahat.
Sorenya, sekitar pukul 15.00 WITA kita meninggalkan
perumahan Mataram Asri ke arah pantai Senggigi. Kita akan menjaring pemandangan
sunset sore ini. Well, mungkin bagi banyak orang, pemandangan sunset dimana pun
sama ya? :D Tapi mumpung kita di Lombok, why not? :)
Mba Ely mengajak kita berhenti tidak tepat di pantai Senggigi
yang ada pura-nya, namun masih terus beberapa ratus meter, di satu lokasi yang
disebut Pantai Klui.
satu klenteng yang kita lewati di kawasan 'Kota Lama' Mataram, otw ke Senggigi |
Pantai Senggigi dari atas |
gardu pandang Batu Bolong, tempat orang2 berkumpul membidik pemandangan sunset di Senggigi |
in action bersama Austin di pantai Klui |
turis bule yang menikmati pantai Klui |
Mba Ely di pantai Klui |
sunset di Pantai Klui |
Usai sunset, kita kembali ke arah Ampenan. Sampai rumah
sekitar pukul 19.15 WITA. Kita pun buru-buru mandi karena kita diundang makan
malam oleh seorang teman yang kukenal lewat sosmed FB sekitar empat tahun lalu,
seorang dokter kandungan bernama Helmanus Damanik yang biasa kupanggil Om Hel.
Om Hel datang dengan istrinya yang tetap cantik jelita meski
telah menjadi “Oma” pukul 20.30. ternyata alamat yang kuberikan kurang lengkap
sehingga Om Hel kebingungan mencari lokasi. J
Mba Ely menolak untuk ikut karena harus jaga rumah, eh,
menjaga penjaga rumahnya yang berupa 3 ekor anjing yang hobinya makan mulu.
LOL.
Aku dan Ranz diajak ke sebuah rumah makan “Taliwang Irama”
yang kata Tante Hel rasa nikmatnya nomor satu di Lombok Barat. :) Kita dipesankan dua ekor ikan gurame bakar rasa
manis pedas, dua potong ayam bakar taliwang, satu porsi plecing kangkung, dan
satu sambal terong. Mengapa hanya dua? Ternyata di rumah Om Hel baru saja
mengadakan acara buka bersama untuk para kolega dan pegawai. Semula mereka
ingin mengundang kita pas acara bukber. Untunglah tidak jadi karena jam segitu
kita sedang berburu sunset di pantai Senggigi/Klui.
Maka kita pun bertanggung jawab menghabiskan semua pesanan
itu. Semuanya enak (apalagi gratis LOL) namun perut kita tak mampu. Tante Hel
mengisyaratkan kita harus menghabiskan semua. Waaaw. Dengan (mencoba) santun,
aku berkata, “Biasanya jika kita makan di luar dan kita tak mampu menghabiskan
pesanan makanan, kita minta dibungkus untuk dibawa pulang.” Syukurlah Tante
setuju, dan memanggil seorang waitress untuk membungkus satu ekor ikan gurame
dan satu potong ayam bakar yang masih utuh. Yeayyy.
Kita selesai makan sekitar pukul 22.30, dan kita langsung
diantar pulang.
Malam itu kita tak perlu packing karena kita tidak ganti
baju sehingga tidak perlu membongkar tas pannier. :D setelah sikat gigi, kita
langsung tidur. :)
Minggu 28 Juni 2015
Merupakan satu kebetulan jika jadual kita menyeberang ke
Gili Trawangan jatuh pada hari Minggu. Trust me, semenjak kita turing, sudah
lupa apakah itu hari Senin, Selasa, dst. Kita hanya tahu hari libur. LOL. “Everyday
is Sunday in Bali” benar-benar kita rasakan. LOL. (Tidak hanya di Bali ya?
Namun juga di Lombok.)
Karena Mba Ely mengingatkan bahwa di siang hari ombak kian
besar sehingga bakal menyulitkan penyeberangan, kita berangkat ke Terminal
Bangsal, tempat pelabuhan penyeberangan ke Gili, pagi-pagi sekali. Sebelum
pukul delapan pagi WITA kita telah sampai sana.
anak-anak di pelabuhan Bangsal yang 'hilarious' melihat kita datang naik sepeda lipat :) |
suasana di dalam public boat, menyeberang dari Bangsal ke Gili Trawangan |
Moda transportasi yang kita naiki bukan berupa ferry, namun
perahu bermotor. Satu perahu akan diberangkatkan jika telah ada 40 penumpang
yang membeli tiket. Tiket untuk satu orang harganya Rp. 15.000,00. Kebetulan
oleh si petugas yang ngecek tiket, dia mengatakan bahwa kita boleh bawa sepeda
tanpa perlu beli tiket tambahan. Namun kita menggunakan jasa porter untuk
membawakan dua seli dan satu tas pannier besar. Karena ada 3 orang yang
berbeda, kita memberikan upah Rp. 30.000,00 meski mereka tidak menyebutkan
jumlah tertentu yang harus kita bayarkan.
Kita sampai di Gili Trawangan pukul 08.30 WITA. Karena kamar
hotel yang kita booking baru tersedia pukul 11.30 WITA (jam check in), kita bersepeda di sepanjang
pinggiran pulau. Meski ada banyak sepeda di Gili Trawangan, sepeda kita dengan
mencolok menarik perhatian orang karena jenisnya yang berbeda, sepeda lipat.
Apalagi Austin dengan warna oranyenya yang provoking. LOL. Sempat ada yang
bertanya, “Where did you rent this bike?” Ya kita jawab bahwa ini adalah
sepeda kita sendiri, yang kita bawa dari pulau Jawa! :)
Pukul 11.15 Ranz mulai mengajak mencari lokasi ANDI homestay
yang telah kita booking. Begitu banyak gang kecil yang ada di belakang
bangunan-bangunan yang terletak di pinggir jalan utama di pinggir pantai.
Lumayan susah juga menemukan homestay satu ini. Setelah hampir pukul dua belas
siang, Ranz memutuskan untuk menelpon pihak pengelola (setelah aku cukup lelah
bersepeda di bawah sinar mentari yang terik). Untunglah pihak homestay
berinisiatif untuk menjemput kita.
Setelah check in, kita istirahat sampai pukul 15.30. aku
mengajak Ranz bersepeda ke luar mencari lokasi yang indah untuk berburu sunset.
Jadi kita telah berburu sunset di 3 pantai yang berbeda, Kuta, Senggigi, dan
Gili Trawangan.
suasana di dalam ANDI homestay |
ayunan nan spektakuler di Ombak Sunset hotel, untuk narsis disini butuh ngantri lama dengan turis lain :D |
Pukul 18.30 kita kembali ke penginapan. Setelah mandi kita
keluar untuk melihat kehidupan malam Gili Trawangan. Di daerah “pedalaman” kita
mendengar suara orang shalat tarawih dari masjid yang ada, di daerah pinggiran
pantai kita mendapati suara hingar bingar khas night club/pub/karaoke.
Pukul 20.30 kita kembali ke penginapan lagi.
Aku memutuskan untuk melanjutkan menulis catatan perjalanan
kali ini, sampai pukul 23.30, sementara Ranz sudah molor. J
To be continued.
Gili Trawangan 13.05 29/06/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.