Day 3 Minggu 17 September 2017
Khusus di hari
ketiga ini, panitia menyediakan dua pilihan acara. Yang pertama, gowes Minggu
pagi nyantai ke Maerakaca
miniatur Jawa Tengah yang pernah sangat terkenal di pertengahan dekade
sembilanpuluhan, namun kemudian terbengkalai sepuluh tahun kemudian. Syukurlah
setelah para pesepeda kembali dolan kesini, membuat foto-foto ngehits – thanks
to sosial media – membuat pemerintah kota Semarang kembali melirik tempat ini
lagi. (Ge-er boleh dong ya? LOL.) Tahun 2017 ini Maerakaca kembali bersolek.
Area mangrove yang telah ada pun dihiasi dengan jembatan bambu yang nampak
artistik jika difoto.
Pilihan kedua adalah
bersepeda 7up, alias 7 tanjakan. Adalah satu kebetulan jika angka 7 ini pas
dengan penyelenggaraan jamselinas ketujuh di Semarang. J 7 tanjakan itu yakni Jalan Kawi, Jalan Siranda, Jalan Sumbing,
Jalan S. Parman
(yang juga dikenal sebagai jalan Gajahmungkur), Jalan Bendan yang melewati Stikubank,
Jalan Bendan
yang melewati Unika, dan terakhir
yang paling terkenal yakni Gombel. Di antara ketujuh tanjakan ini, yang
terkenal paling curam adalah jalan Sumbing. Khusus untuk pilihan kedua ini,
peserta hanya dibatasi sejumlah 125 orang, karena akan ada reward khusus bagi
yang lulus 7up.
Karena pilihan kedua
ini diusulkan oleh om Ariyanto, maka dia lah yang mengurusi hal ini. Dan karena
waktu pelaksanaan ini tidak meminta bantuan dari panitia lain, selain
fotografer (Om Budenk dan Om Agung Tridja menyediakan diri menjadi fotografer).
Panitia lain pun tumplek bleg menuju Maerakaca. Meskipun yang lain tumplek
bleg, jumlah kita jauh lebih sedikit ketimbang ratusan peserta yang ikut ke
Maerakaca. Jadi, jika di antara peserta yang merasa kurang dibantu dalam hal
difoto maupun diberitahu titik-titik bagus mana untuk berfoto ria di dalam
Maerakaca, mohon maaf.
Setelah Maerakaca,
kita kembali melanjutkan perjalanan, menuju Kota Lama, untuk memberi kesempatan
mungkin ada yang belum sempat berfoto-foto waktu night ride Jumat malam, bisa
memuaskan diri untuk foto-foto kali ini.
Peserta bubar di
Kota Lama. Mereka pun kembali ke hotel masing-masing untuk persiapan check out
dan kemudian kembali ke kota tinggal masing-masing.
Setelah meninggalkan
Kota Lama, aku dkk sempat mampir ke hotel Novotel dimana Om Mada menginap,
untuk melihat kondisinya. Dari sana, sebagian dari kita mampir ke hotel Amaris,
untuk melihat kondisi terakhir Shabrina.
‘Pesta’ naik haji
para lipaters Nusantara yang ketujuh telah selesai digelar. Semoga
kenangan-kenangan indah terus dikenang. Jika ada yang mengganjal di hati, mohon
dimaafkan. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang retak; sekuat apa pun
panitia mencoba mempersiapkan acara ini, tentu ada bolong disana sini.
Thanks a million all
folding bike lovers. WE ROCK!
LG 15.07 10 / 10 /
2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.