Samori ke Tara farm, Sugihan Bendosari Sukoharjo
Akhirnya,
waktu yang ditentukan oleh panitia Jamselinas X Magelang untuk bersepeda dalam
rangka berjambore namun (disarankan) sepedaannya di kota masing-masing pun tiba!
Yippeee! Aku bisa saja sih bersepeda di
kota Semarang, sendiri. Akan tetapi, aku memilih dolan ke Solo, dan bersepeda
bersama Ranz di kota kelahirannya itu.
Sebenarnya
panitia 'mewajibkan' para peserta jamselinas X untuk hanya sekali bersepeda dengan
jarak tempuh minimal 30 kilometer, tanpa ada batasan minimal/maksimal waktu
bersepeda. Namun, aku dan Ranz menyempatkan diri bersepeda dua kali, hari Sabtu
03 Oktober 2020 dan Minggu 04 Oktober 2020.
Sabtu 03
Oktober 2020
Dengan
semangat bersepeda namun terhalangi rasa malas bangun pagi, lol, pagi itu aku
dan Ranz baru meninggalkan rumahnya yang terletak di Laweyan pukul setengah
delapan. Aku sudah ketularan Ranz malas bangun pagi saat weekend. Hihihi …
Seperti
biasa, kita sarapan di rumah makan soto Hj. Fatimah yang terletak di Jl.
Bhayangkara, sekitar 2,5 kilometer jauhnya dari rumah Ranz. Aku yakin rasa
nikmat soto ayam disini mengalahkan rasa nikmat soto ayam dimana pun juga.
Hohoho … saking nikmatnya, aku tak merasa perlu menuangkan kecap dalam
mangkuknya. Es teh/teh hangat disini pun khas rasa nikmat teh Solo yang ada
rasa sepet namun sedap itu. Setelah sarapan, kita langsung melanjutkan
perjalanan menuju arah Sukoharjo. Satu tujuan kupilih karena aku tergoda
setelah melihat unggahan satu akun di instagram, yakni Tara Farm yang terletak
di kawasan Sugihan, Bendosari, Sukoharjo.
Baru
bulan Agustus 2020 lalu kita bersepeda ke Wonogiri -- yang jika kesana kita
lewat Sukoharjo -- maka rasanya (sebenarnya) kurang ada greget bersepeda ke arah
sini (lagi dan lagiiii). Akan tetapi, rasanya aku sudah dipelet rasa ayam
goreng Mbah Karto Tembel je, yang membuatku selalu ingin mengajak Ranz kesini.
Hihihi … untunglah aku 'menemukan' Tara Farm, hingga, well, minimal kita ada
tujuan baru.
Ranz sama
sekali tidak merasa perlu ngecek google map, hingga kita masuk daerah
'perkotaan' Sukoharjo. Tak jauh dari kantor Bupati Sukoharjo, Ranz baru
mengajak aku berhenti sebentar untuk ngecek google map. Setelah ngecek peta,
kita melanjutkan perjalanan, Ranz mengajak belok kiri lewat Universitas Veteran
Bangun Nusantara, yang kebetulan terletak tak jauh dari kita berhenti untuk
ngecek google map.
Setelah
beberapa kali ngecek google map, dan foto-foto dong dalam perjalanan mencari
lokasi Tara Farm, akhirnya tibalah kita berdua di satu dukuh yang namanya
membuatku terpesona: 'Sugihan'. Apakah nama ini serupa doa agar orang-orang
yang tinggal di dukuh itu menjadi 'sugih' alias kaya? Hihihi … daerah yang
benar-benar masih mengesankan desa! Meski tentu jalan menuju kesana telah
diaspal, kecuali jalan yang menuju Tara Farm, kurang lebih 500 meter.
Tara Farm
merupakan satu kebun jahe, banyak tanaman jahe di lokasi wisata utama disitu.
Untuk dekorasi agar lokasi tersebut cukup instagrammable, pengelolanya (orang-orang
lokal?) memasang payung-payung cantik selain hiasan seperti bola-bola yang
digantung. Untuk masuk ke lokasi utama, seorang pengunjung hanya dibebani
membayar duaribu rupiah. Di samping lokasi utama, ada lokasi kuliner sederhana,
jenis makanan yang dijual misal cilok, mie ayam, bakso, kethoprak,; sedangkan
jenis minuman seperti es teh, es degan, es nutrisari, dll. Untuk parkir,
pengunjung bebas memberi uang berapa saja asal ikhlas.
Kita
disini sekitar satu jam, untuk jajan dan foto-foto. Setelah itu, kita
melanjutkan perjalanan, kembali ke arah kita datang, di jalan raya propinsi
yang menghubungkan Surakarta dan Wonogiri. Ranz menawari untuk mampir makan
siang di satu gerai fastfood di Solo Baru, tapi aku tetap memilih ke rumah
makan ayam goreng Mbah Karto dong. Gerai fastfood itu ada dimana-mana, Semarang
juga banyak. Tapi rumah makan ayam goreng Mbah Karto kesayangan Jan Ethes cucu
presiden Jokowi, hanya ada di Sukoharjo! Hahahahah …
Ketika
kita berada di Tara Farm, sempat gerimis sebentar, namun ternyata di pusat kota
Sukoharjo hujan yang turun cukup membuat genangan air di banyak lokasi! Dan,
saat aku dan Ranz makan siang, hujan pun turun lagi. Usai makan, hujan telah
berhenti, kita pun melanjutkan perjalanan, kembali ke Solo.
Di
kawasan Solo Baru, tak jauh dari lokasi satu gerai fastfood yang biasanya kita
mampir untuk aku beli iced coffee, aku terjatuh; ban depan Austin kesangkut ban
belakang Petir. Aku yang meleng melihat ke arah antrian mereka di drive thru
fastfood itu, ga lihat Ranz memelankan kayuhan pedalnya. Perasaan jatuhku ga
terlalu keras, namun dada sebelah kananku sakit banget je. :( ambil nafas panjang terasa berat sekali. :(
untunglah aku masih bisa melanjutkan gowes sampai Laweyan.
Malam itu
kita tidak kemana-mana, leyeh-leyeh saja.
PT56
14.21 05-Oktober-2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.