Cari Blog Ini

Senin, 19 Mei 2014

Bersepeda ke tempat kerja itu ...

Bersepeda ke tempat kerja memang selalu menyenangkan. Ada-ada saja pengalaman yang kuhadapi sehari-hari, sejak aku memutuskan untuk menjadi praktisi "bike-to-work" sejak bulan Juli 2008. Mulai dari disorakin, "Wah, ada pembalap!" hanya karena aku mengenakan helm (yang ternyata bagi banyak orang masih belum lazim melihat seseorang mengenakan helm waktu naik sepeda) hingga kisah-kisah lain lagi.

Beberapa bulan yang lalu di menjelang pertigaan RSUP Dr. Kariadi (dari arah Jalan Dr. Sutomo), aku sempat menyalip satu rombongan laki-laki yang menaiki sepeda berban 26; ada yang mountain bike ada yang road bike sementara aku naik sepeda lipat. Aku mendengar salah satu dari mereka berteriak, ketika melihatku melintas, "Eh ... eh ... itu siapa? Hey, nyante aja, ga usah ngebut!" Aku hanya sempat melambaikan tangan sejenak, kemudian terus melanjutkan perjalanan.

Mungkin hal ini membuat mereka penasaran. Jika semula mereka bersepeda dengan santai, mereka kemudian mempercepat laju sepeda mereka. Ketika aku mau masuk Jalan Rinjani, mereka pun telah berada di sampingku. Salah satu dari mereka kemudian menyapa, "Kamu mau kemana sih kok bersepeda aja bawa bawaan banyak sekali?" (FYI, pengalaman di Semarang, sekitar jam 05.00 pagi banyak orang bersepeda untuk berolahraga, bukan untuk berangkat kerja. Karena "hanya" bersepeda maka jelas mereka tidak membawa barang bawaan apa pun. Dompet atau hape mereka taruh di kantong jersey, pastinya.)

"Saya berangkat ke kantor," jawabku ramah, sekaligus mencoba peruntungan menularkan virus b2w.

"Tasmu isinya apa aja?" tanyaya lagi.

"Tas pannier berisi baju kerja selain mantel, siapa tahu tiba-tiba turun hujan. Tas yang bergantung di setang ini berisi sarapan dan makan siang saya. Sementara backpack ini berisi laptop" jawabku.

"Waah? Kamu bawa laptop? Kamu pemberani sekali ya? Berangkat kerja pagi-pagi gini, masih gelap, sendirian, bawa laptop pula. Kamu ga takut dirampok orang?" tanyanya.

Gubraxxx! Aku kaget mendengarnya. Oh well ... bisa aja sih ketemu orang jahat. Hmmm ... Tapi maksudku kan bagus? Membantu (sedikit) mengurangi polusi udara. Masak aku ga dijaga oleh Yang Membuat Hidup? kataku pada diri sendiri. (Terlalu lugu kah?)

Aku jawab alhamdulillah aku senantiasa terlindungi, so far so good, jadi aku positive thinking ajah.

Obrolan selanjutnya adalah jenis sepeda. "Kok naik seli? Itu kan lambat? Kenapa ga naik mtb?"

Oh well, kujawab kalau aku sudah sangat terbiasa naik sepeda lipat, so it's not a big deal. :)

Kemudian tanpa kusangka, mereka tiba-tiba menawariku gabung klub sepeda mereka. Tiap hari Minggu mereka mengadakan 'turing', misal ke Boja, ke Ungaran, dll. Dengan catatan aku punya mountain bike, dan waktu sepedaan bersama mereka aku naik mtb, jadi ga bakal keteter di belakang. (Aren't they very sweet? :) )

"Saya bergabung dengan Komunitas B2W Semarang kok," jawabku.

"Klub sepeda apa itu?" tanya mereka.

"Sebuah komunitas sepeda yang mewadahi mereka yang bersepeda ke kantor," jawabku.

"Oooo ... ada ya klub seperti itu di Semarang?" tanya mereka lagi.

"Ada .. Sudah sejak tahun 2008 berdiri di Semarang." jawabku, terheran-heran. Ternyata Komunitas B2W Semarang belum begitu memasyarakat, meski sudah sering muncul di koran-koran lokal, sebangsa ... you know lah. :)

Mereka bilang klub mereka bernama 'S teh', yang aku lupa singkatan dari apa. LOL. Tikum mereka di pagi hari (kecuali Senin) adalah pertigaan dekat RSUP Dr. Kariadi. Semenjak itu jika kita berpapasan di pagi hari waktu aku berangkat bekerja naik sepeda, mereka menyapa, "Berangkat kerja Uni? Hati-hati ya?" :)) Kok 'uni'? Namaku kan Nana? hihihihi ...

Being a b2w-er is always fun! :)

GG 14.14 19/05/14

Foto dibawah dijepret waktu pulang, oleh Ranz :)